3

79 8 3
                                    

Bagaikan hujan turun saat kau basah kuyup dan tak ada ruang tuk menghindarinya
***

Pagi hari Alvina bersiap-siap untuk berangkat sekolah, Alvina membuka pintu kamarnya dan keluar menuju tangga di saat Alvina hendak turun dari tangga Alvina melihat kedua orang tuanya sedang bertengkar dan itu membuat Alvina begitu syok dan ingin rasanya untuk lari dari dunia ini.

Alvina meneteskan air matanya dan turun dari tangga dengan pelan matanya terus menatap orang tuanya yang sedang beradu mulut.

Di akhir anak tangga ibu Alvina melihat Alvina memperhatikan mereka dan itu membuat ibu Alvina terkejut.

"Alvina?! " ucap ibu Alvina dengan terkejut.

Ayah Alvina berbalik yang saat itu posisinya membelakangi Alvina dia juga ikut terkejut melihat Alvina berdiri di situ.

Alvina pergi tanpa pamit kepada mereka dengan keadaan yang masih syok dan air mata masih mengalir.

Ibu Alvina pun menangis dan menatap ayah Alvina berharap Alvina tidak memikirkannya, Ayah Alvina pun menatap ibu Alvina dan duduk dikursi sambil memegang kepalanya.

Sebenarnya masalah ini bukan hanya hari ini terjadi tapi sudah lama semenjak Alviba SMP kelas 2 saat ayahnya ketahuan sedang selingkuh dengan sekretarisnya di kantor.

__

Di jalan menuju sekolah Alvina terus saja menangis berharap ada orang yang ingin mendengar kisahnya.

Tibalah Alvina di sekolah berjalan di koridor sekolah dengan keadaan mata merah karna menangis.

Alvina duduk di bangkunya dan tidak melihat ke arah apapun dan mengabaikan semua orang yang bertanya kepadanya

"Alvina kamu kenapa? "

"Apa yang terjadi Alvina? "

"kau baik baik saja? "

Wali kelas memasuki ruangan dengan di ikuti seorang lelaki di belakangnya dan berhenti di depan papan tulis,  semua siswa kembali ke tempat duduknya yang pada saat itu sedang mengobrol dan berdiri.

"Selamat pagi anak-anak. " sapa ibu marwah.

"pagi bu.. " semua siswa menjawab kecuali Alvina yang masih saja diam dan sedih.

"kita kedatangan Anak baru pindahan dari singapura, silahkan perkenalkan namamu. "

"Halo teman-teman perkenalkan namaku Reiyan Rifai." ucap Anak baru itu.

Mendengar nama anak baru itu di sebut Alvina mengangkat kepalanya dan menatap wajah anak baru itu dengan intens dan itu membuat Alvina terkejut dan bingung.

Ternyata orang yang ada di depan Alvina adalah sahabatnya sejak SMP dan juga cinta pertamanya.

"Reiyan?! "batin Alvina.

Reiyan mengetahui kalau Alvina ada disini tapi dia hanya diam.

"ok Reiyan kamu boleh duduk di kursi yang kosong. " suruh ibu marwah.

Reiyan pun duduk di bangku yang kosong dan dia menemukan tempat yang berada di samping bangku Alvina.  Reiyan duduk dan melihat kearah Alvina dan tersenyum tapi Alvina tidak menyadari itu karna dia sedang tunduk memikirkan kejadian tadi.

Pelajaran pun di mulai

_

Ruangan kelas kosong semua siswa keluar karna sudah waktunya istirahat kecuali Alvina yang masih duduk diam di bangkunya.

Alvina mengambil buku bertuliskan my book di dalam tasnya itu adalah buku dairynya dan menuliskan

Hari ini hatiku kacau
Benar-benar kacau
Hancur....
Kenapa aku harus merasakan ini?
Tolong Aku....

Alvina menuliskan itu sambil meneteskan Air matanya.

Dari arah pintu kelas terdapat seseorang sedang memperhatikannya yah dia adalah Reiyan.
Reiyan masuk dan langsung duduk di bangkunya, Alvina yang menyadari itu langsung menghapus air matanya.

Reiyan menatap Alvina dia mengetahui apa yang terjadi di saat Alvina menangis tanpa Alvina ceritakan kepadanya karna Reiyan adalah sahabat Alvina sebelum Reiyan ke Singapura.

"Vi... Lo nggak cerita ke Aini? " tanyanya yang masih menatap Alvina.

Alvina menatap Reiyan.

"Gue pengen tapi saat ini gue nggak bisa bicara dengan siapapun,  walaupun itu Aini sudah tahu." jawab Alvina meneteskan air mata lagi.

"dan lo nggak mau tahu kenapa gue kembali kesini? " tanya Reiyan dan memang itu membuat Alvina bertanya-tanya.

"Ya,  Gue mau tau kenapa lo balik kesini? Dan kenapa lo harus memilih sekolah ini? " jawab Alvina dengan pertanyaan.

Reiyan terseyum

"vin... Inikan sekolah Ayah gue! " jawab Reiyan membuat Alvina bingung.

"Apa!? " seru Alvina

"iya vin,  gue ke singapura waktu kelas dua SMP itu karna ayah gue nggak mau klau gue satu sekolah sama kakak gue,  walaupun pada saat itu dia udah kelas satu SMA, tapi aku memaksakan mau kesini untuk bersekolah. " ucap Reiyan panjang.

"kakak! " tanya Alvina tambah bingung.

"iya" jawab Reiyan singkat.

"sejak kapan lo punya kakak?  Dan kakak lo sekolah disini?  Siapa?  Kelas berapa?  ." tanyanya membuat Reiyan tertawa lepas.

"lo kok kaget sih?" tanya Reiyan kembali tanpa membalas satu pun pertanyaan Alvina.

"yah lo juga nggak kasih tau gue. " ucap Alvina.

Tringg!!!

Bel masuk berbunyi Reiyan belum menjawab pertanyaan Alvina tapi bell masuk sudah berbunyi dan semua siswa masuk kedalam kelas.

Dan pembicaraan mereka pun berhenti.

🌸🌸🌸

Wahhhh lanjutannya nih
Eh Reiyan?  sahabat Alvina cinta pertama wahhhh Apakah Reiyan mantan Alvina?

Tunggu kelanjutannya yah

ALVINA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang