Kim Jennie, 21 tahun. Seorang pengusaha muda yang namanya telah tersohor seantero Korea. Bagaimana tidak, di usianya yang baru menginjak 10 tahun, dia mengikuti jejak bisnis sang ayah dan belajar banyak dari ayahnya. Dan kini, dia telah mempunyai perusahaannya sendiri. Saat ini, dia tengah mendengarkan presentasi dari kliennya. Sesekali dia menimpali kliennya jika ada yang tidak cocok menurutnya.
"Jadi nona Jennie, bagaimana menurut anda?"
Jennie merenggangkan otot pinggangnya lalu menatap kliennya, "Presentasi anda bagus." Jennie berdiri dari kursinya dan berjalan mendekati kliennya, "Tapi, aku tidak tertarik dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan anda."
"Apakah ada produk kami yang tidak cocok dengan anda?" Jennie mengangguk.
"Silahkan anda menawarkan produk anda untuk perusahaan lainnya. Karena perusahaan saya sudah menerima produk yang sama dari perusahaan lain." Tolak Jennie dengan senyumannya.
Kliennya mengangguk, kemudian berjalan keluar dari ruangan meeting kantor Jennie. Jennie menghela nafasnya, dia berjalan dan duduk kembali di kursi. Matanya menatap berkas presentasi kliennya tadi. Sebenarnya dia cukup tergiur dengan produk dari perusahaan kliennya. Tapi, dia sudah terlanjur menyetujui produk yang sama dari perusahaan calon suaminya.
Drrrtttt!! Drrrtttt!! Drrrttt!!
Jennie mengalihkan pandangannya pada ponselnya yang bergetar. Gummy smile langsung tercetak di wajah imutnya saat melihat nama sang calon suami terpampang di layar ponselnya. Tanpa berpikir panjang, dia pun mengangkat telepon tersebut.
"Yeoboseo?"
'Kau punya waktu? Kita makan siang bareng.'
Jennie mengangguk meski calon suaminya tidak bisa melihat itu. "Iya. Aku juga baru saja menyelesaikan meetingku."
'Ok, nanti aku jemput ya?'
"Eh, tidak usah. Biar aku yang berangkat sendiri saja, Oppa."
'Yah baiklah. Kafe biasa ya.'
Jennie kembali mengangguk, lalu menutup percakapan tersebut. Setelah itu, dia pun beranjak keluar dari ruang meeting tersebut dan melanjutkan langkahnya menuju parkiran tempat mobilnya terparkir. Begitu di dalam mobil, Jennie langsung menghidupkan mobilnya dan menjalankan mobilnya menuju kafe tempat dia janjian dengan calon suaminya.
***
Sementara di tempat lain, seorang gadis berambut pendek sebahu juga tengah bersiap keluar untuk makan siang. Setelah membereskan semua berkas di mejanya, gadis tersebut pun melangkah keluar ruangannya.
"Jisoo-ya, kau mau makan siang bareng?"
Jisoo, gadis berambut pendek tersebut. Dia menghentikan langkahnya saat mendengar seruan tersebut. Jisoo memberikan senyumannya pada gadis yang menyapanya tadi, kemudian berkata, "Mianhae, Wendy-ssi. Tapi, aku sudah bikin janji dengan Jinyoung Oppa untuk makan siang dengannya."
Wendy, gadis yang menyapa Jisoo tadi. Dia langsung mengerucutkan bibirnya saat tahu bahwa Jisoo membuat janji dengan orang lain. Jisoo tertawa melihat wajah cemberut sahabatnya itu. Dia pun mendekati Wendy, dan merangkul pundaknya, "Jangan cemberut. Kamu tidak pantas melakukan itu."
Satu detik setelah meledek Wendy, Jisoo mengambil langkah seribu membiarkan Wendy mendengus sebal ke arah Jisoo. Jisoo menghentikan tawanya saat dia telah berada di dalam mobilnya. Dia merogoh kantong celana kantornya untuk mengambil kunci mobilnya. Setelah itu, dia pun menghidupkan mobilnya dan melajukan mobilnya meninggalkan parkiran kantornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallen into You(Completed)
FanfictionPertemuan tak sengaja Jennie dengan Jisoo membuat Jennie jatuh ke dalam pesona Jisoo. Mampukah Jennie menaklukan Jisoo yang begitu kokoh untuk diluluhkan?