part 1

2.4K 127 8
                                    

selamat membaca 😘😘

Rara yang sedang tidur tiba-tiba terbangun saat merasa ada yang memperhatikannya, Rarapun terbangun, yang iya lihat, ada seorang perempuan yang menggunakan baju putih dan membelakangi rara.

Rara memutuskan turun dari ranjang, mendekati gadis itu, Saat Rara melihat lantai tepat dimana gadis itu berdiri, ada banyak darah segar megenang

"kaaa...mu sia..paaa?" tanya Rara dengan nada bergetar ketakutan.

Gadis itu tidak menjawab iya hanya membalikan badannya dengan berlahan, membuat Rara semakin ketakutan sekaligus terkejut. Orang yang ada dihadapannya adalah Selfi, sahabatnya sendiri, namun dengan wajah pucat dan baju penuh noda darah.

"Sel...fi kamu," ucap rara dengan nada masih bergetar.

Selfi mendekat dengan senyum yang tak dapat diartikan. wajahnya yang tadi hanya pucat kini berubah menjadi penuh luka dengan darah segar yang masih mengalir

Rara mundur, hendak lari namun tidak bisa, badannya terasa kaku dan semua suaranya hilang entah kemana. Mendadak pandangan Rara kabur dan semua berubah jadi gelap.

***
Rara sadar, namun dengan tubuh sudah ada diatas tempat tidur. Kedua orang tua dan kakaknya juga berada disana.

"kok...ra..ra ada disni..tadi rara bangun terus rara..lia..t selfi penuh darah..terus ta..di rara ping...san di lantai," ucap Rara dengan nada ketakutan

Soimah, Ramzi dan Nabila hanya saling tatap, karna tidak ada yang mengerti dengan ucapan rara

"Ngak usah mikir yang aneh-aneh deh. Lagian dari tadi kakak liat kamu tidur sambil teriak-teriak. makannya kami buru-buru kekamar kamu, kirain ada apa," ucap Nabila sedikit kesal karna Rara telah membuatnya bangun tengah malam.

"Apa rara cuma mimpi ya," gumam rara

"Ya udah sayang ngak perlu dipikirin, sekarang kamu tidur lagi ya. Besok kan hari pertama kamu belajar," ucap Soimah dengan nada lembut

"iya Ma...."

Nabila dan kedua orang tua Rarapun kembali kekamarnya masing-masing sedangkan Rara masih duduk bersila diatas kasur, sambil memikirkan kejadian tadi.

"Kalo cuma mimpi, tapi kok kaya nyata ya?. Apa karna gue rindu Selfi kali ya," ucap rara yang ingat kalau iya dan selfi sudah satu minggu tidak bertemu karna sekolah mereka yang berbeda, ditambah lagi mereka yang harus menjalani MOS yang menyita waktu, sehingga mereka tidak punya waktu untuk bertemu

"Oahem... ngatuk gue," ucap Rara lalu kembali tidur

****
Keesokan paginya semua keluarga Ramzi sedang berkumpul untuk sarapan.

"Kak nabila nanti pas pulang jangan tunggu Rara ya, soalnya nanti Rara mau ketemu sama Selfi," suruh Rara yang sudah selesai sarapan

"Iya... ya udah kita berangakat yuk udah siang. Ma.... Pa... Nabila berangkat ya," pamit Nabila lalu mencium tangan kedua orang tuanya

"Ma..., Pa... Rara berangkat juga ya," pamit Rara lalu mencium tangan kedua orang tuanya dan menyusul Nabila

"Kak...." panggil Rara yang sudah ada didalam mobil

"Emmm...." jawab nabila yang masih pokus menyetir

"Kak... nanti kalo udah jam istirahat temenin Rara ya, soalnya Rara belum punya temen hehe..."

"Iya, ya udah sekarang kamu turun sana, kamu udah tau kan kelas kamu?"

"Belum," jawab rara dengan wajah polosnya.

"Emang kamu kelas berapa Ra, masak udah satu minggu sekolah belum tau."

"Seinget Rara, Rara kelas IPA 1 deh."

"Ya udah kamu tunggu disini, Kakak mau parkir mobil dulu," suruh Nabila

"Siap," ucap Rara sambil memberi tanda hormat.

Rara yang menunggu Nabila cukup lama akhirya datang bersama dua orang remaja, yang satu seumuran Kakaknya, sedangkan satunya lagi seumuran Rara.

"Eh Ra, kenalin ini Ridwan temen Kakak, terus ini adikya Jirayut yang kebetulan satu kelas sama kamu," ucap Nabila

"Oh ya, adik kamu cantik juga ya," puji Ridwan yang membut wajah Rara merah karna malu.

"makasih Kak," jawab Rara malu-malu

"Kak aku kekelas duluan ya," pamit Jirayut dengan wajah datarnya

"Ya elah dik, kamu kan belum tau jalan kekelas. Kaka anterin ya, lagian kelas kita searah kok. ya kan Nabila," ucap Ridwan membujuk adiknya.

"Hem..."

"Ya udah sekarang kita kekelas yuk, Rara udah ngak sabar liat kelas Rara," ajak Rara dengan wajah cerianya.

Ridwan yang melihat Rara sangat ceria ikut tersenyum, namun berbeda saat melihat wajah adiknya yang masih datar dan terkesan dingin.

Mereka berjalan melewati koridor sekolah sambil berbincang tentang beberapa hal, namun berbeda dengan Jirayut yang hanya fokus pada jalan tanpa menghiraukan obrolan yang lain.

Rara yang melihat jirayut diam saja, mencoba untuk bertanya. "Oh ya nama lo Jirayut kan?" ucap Rara tersenyum manis pada Jirayut.

"Emm," balas Jirayut tanpa melihat wajah Rara, lalu berjalan menjauh dari Rara.

"Ra tolong maklumin sifat dingin Jirayut ya. Emang orangnya kaya gitu, jangankan sama kamu yang baru dikenal, sama kaka aja gitu. Ya udah Nabila aku mau ngejar jirayut dulu ya," ucap Ridwan lalu berlari mengejar Jirayut

"Adik sama kakak sifatnya beda jauh," komentar Rara

"Ya gitu deh, sifat mereka berbanding terbalik, Ridwan itu punya sifat jail yang ngak ketulungan tapi kalo Jirayut dinginnya minta ampun."

"kakak tau dari mana."

"Kakak itu kenal sama Jirayut udah dari lama, semenjak temenan sama Ridwan. terus kamu tau ngak Jirayut itu sering dijadiin target keusilan Ridwan, Tapi dia malah ngak ngerespon."

"Ya udah kamu masuk kelas sana, Kakak mau kekelas kakak dulu yang, ada paling ujung," ucap nabila lalu meninggalkan Rara.

Saat Rara masuk kelas, orang yang iya lihat lebih dulu adalah Jirayut yang duduk didepan sendiri.

Rara pun menghampiri Jirayut dan duduk disebelahnya, karna hanya Jirayutlah yang Rara kenal.

Jirayut tidak merespon sedikitpun atas kehadiran Rara, sampai Guru masuk kedalam kelas dan pandangan Jirayut langsung fokus kedepan.

"elamat pagi anak-anak," sapa seorang guru pria yang usianya sekitar empat puluh tahun keatas.

"pagi!" jawab siswa serentak

"Disini sudah ada yang kenal dengan bapak belum?" tanya Guru tersebut.

"Belum...." jawab seluruh siswa serentak lagi.

"Perkenalkan nama bapak Irfan Hakim, Guru matematika. Kalian bisa panggil bapak dengan nama Pak Irfan."

"Baiklah karna sekarang hari pertama belajar, jadi khusus untuk hari ini hanya perkenalan lebih dekat," ucap pak Irfan yang disambut bahagia oleh seluruh siswa

"Baiklah untuk perkenalan pertama saya mulai pojok depan." ucap pak irfan sambil menujuk Jirayut

jirayut pun berdiri dan memperkenalkan diri, setelah selesai nampak banyak siswa yang kagum dengan ketampanan Jirayut, namun Jirayut tak acuh dan langsung duduk kembali.

Jirayut yang sudah selesai memperkenalkan diri hanya mengedarkan pandangannya pada jedela luar kelas, iys merasa ada yang mengawasi kelas itu.

Saat mengedarkan pandangannya, Jirayut melihat seorang gadis yang berdiri diambang pintu dengan wajah pucat. Gadis itu nampak sedang memperhatikan Rara

1000

SAHABAT BEDA ALAM (Sudah terbit Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang