“Jika menyukaimu adalah sebuah kesalahan. Percayalah, aku tidak pernah menyesal telah melakukan hal yang salah.”
-Gadis Kanaya
----
Haii..
Makasih masih mau baca cerita aku (:
Happy reading💕Gadis dan Arumi sedang memasukkan buku dan alat tulis mereka ke dalam tas. Karena baru saja bel tanda pulang sekolah berbunyi. Mereka bergegas keluar dari kelas dan menuju ruang OSIS.
“Dis lo mau ikut gue masuk ke dalam?”Arumi dan Gadis berdiri di depan pintu ruang OSIS. Gadis menggelengkan kepalanya.
“Nunggu di sini aja.” Tangan Gadis menunjuk bangku panjang yang berada di depan ruang OSIS.
“Yaudah kalo gitu, gue masuk dulu ya?”
“Oke.” Arumi membuka pintu ruang OSIS lalu masuk ke dalam ruang OSIS yang sudah dihadiri banyak anggota OSIS.
Gadis segera menempatkan dirinya untuk duduk. Untuk menghilangkan kebosanan dia mengeluarkan ponselnya. Saat melihat ponselnya dia langsung ingat sesuatu.
“Gadis belum kasih tau kak Jaka kalau mau pulang telat.” Gumam Gadis.
Dicarinya nama kakaknya di daftar kontak ponsel. Saat Gadis ingin mengetikkan pesan sebuah panggilan masuk dengan nama kakaknya tertera di layar ponsel Gadis.
Kakak is calling...
Gadis langsung menggeser tombol hijau pada layar ponselnya.
“Hallo kak?”
“Hallo Dis, kamu sekarang dimana? Kakak gak bisa jemput kamu sekarang. Kakak masih ada di kampus lagi ngerjain tugas dadakan dari dosen kakak. Kamu pulang sama Arumi naik grab aja ya?”
“Gadis masih di sekolah kok kak, ini lagi nunggu Arumi rapat OSIS. Mungkin jam 5 nanti rapatnya selesai. Yaudah kalau kakak gak bisa jemput, nanti Gadis naik grab aja sama Arumi.”
“Kalau jam 5 kakak bisa jemput Dis. Tunggu di sekolah aja kalau gitu nanti kakak jemput.”
“Oke kak.” Gadis mengakhiri panggilan teleponnya. Dimasukkan lagi ponselnya ke dalam tas.
Gadis mengedarkan pandangannya dilihatnya lapangan yang sudah sepi. Semua siswa sudah meninggalkan sekolah. Hanya tinggal dirinya dan anak OSIS saja yang masih berada di sekolah.
Matanya beralih menatap langit yang tengah mendung. Menurutnya langit mendung itu istimewa, tidak panas dan tidak hujan. Dia menyukainya, dia sangat suka langit mendung.
Gadis memejamkan mata menikmati angin dingin yang menerpa wajahnya. Hembusan angin memberantakan rambut yang dia gerai. Dia sangat menyukai suasana seperti ini, tenang dan sejuk.
Gadis membuka matanya lalu melirik jam yang melingkar ditangannya, 15.45 baru lima belas menit berlalu. Gadis merasakan perutnya bergetar, dia lapar. Akhirnya Gadis memutuskan untuk pergi ke kantin.
“Toh Arumi masih lama.” Batinnya.Gadis berjalan melewati koridor sekolah yang sudah sepi. Sebenarnya dia tidak yakin apakah masih ada makanan di kantin jam segini. Dia takut jika semua lapak di kantin tutup.
Saat melangkah memasuki kantin firasatnya benar, banyak lapak yang sudah tutup dan hanya menyisakan satu lapak yang masih buka, Soto Ayam Bu Nik.
“Bu Nik soto ayamnya satu. Jangan di kasih sambal ya Bu Nik.” Ucap Gadis pada perempuan parubaya yang akrab di panggil Bu Nik itu.
“Sebentar ya nduk, kamu kok belum pulang toh nduk?” Tanya Bu Nik dengan logat Jawa yang kental.
KAMU SEDANG MEMBACA
GADIS
Teen FictionKita adalah kata, berbeda tapi dirangkai indah. Aku adalah benci dan kamu adalah cinta. Kita melebur dalam dua jiwa. Sulit ternyata mencintai saat benci bersinggah. -Gadis Kanaya Setiap duka adalah kita, setiap tawa adalah kita. Mencoba mencari keba...