10. Masalah selesai

47 2 2
                                    


“Aku memang bukan siapa-siapa. Tapi jujur aku tak suka melihatmu dengannya.”

-Zaki Aditama

---
Haii.. Makasih masih mau baca cerita aku(:
Happy reading!!💕❤

Jaka berjalan menuju ruang inap Papanya, di depan ruang Papanya Jaka melihat Inay yang sedang menggendong anak kecil.

“Nay?” Sapa Jaka. Inay menoleh dan tersenyum hangat.

“Hai Kak Jaka.” Jaka duduk di sebelah Inay.

“Ini anak kamu?” Inay mengangguk. Dia selalu jujur dan mengakui kalau anak itu adalah anaknya, masalah omongan orang yang akan mencacimakinya karena mempunyai anak tanpa seorang suami Inay tidak terlalu mengurus itu. Tujuan hidupnya saat ini hanya membesarkan anak nya, meskipun dia harus menjadi orang tua tunggal.

“Iya Kak. Mm.. Kak.. Nay mau minta maaf, karena ulah Nay keluarga Kakak jadi hancur.”

“Udah lah gapapa, semua udah terjadi. Yang penting sekarang Gadis udah tau cerita sebenarnya seperti apa.” Jaka tidak mempermasalahkan masalah keluarganya, karena memang semua sudah terjadi. Semua sudah tidak bisa kembali lagi seperti semula.

Inay mengangguk menanggapi ucapan Jaka. Dia sangat merasa bersalah kepada keluarga Jaka. Andai saja waktu itu Inay tidak asal bicara mungkin keluarga Gadis masih utuh sampai sekarang.

“Adek ganteng namanya siapa?”  Jaka mengalihkan pembicaraan karena melihat anak Nay, sambil menoel-noel pipi anak Nay.

“Nama aku Davi Om.” Jawab Inay sambil menirukan suara anak kecil.

“Ihh Nay jangan suruh panggil Om. Keliatan tua banget guenya.” Inay yang mendengar Jaka merajuk hanya terkekeh.

“Kan emang Kak Jaka udah tu--.”

Klekk..

Pintu terbuka, muncullah Gadis dengan mata sembab dan hidung yang memerah. Gadis berjalan mendakati Nay, Nay yang melihat itu langsung berdiri dari duduknya.

“Dis jangan marah, Maafin aku Dis.” Inay memohon pada Gadis. Gadis semakin mendekat dan membuat Nay menutup matanya takut jika Gadis akan menamparnya sewaktu-waktu.
Lama tak ada pergerakan apapun, akhirnya Inay membuka matanya.

Gadis sudah berdiri di depan Inay.
“Nay..” Panggil Gadis, Inay hanya diam sambil menatap Gadis.

“Kenapa Kamu gak cerita semuanya ke Gadis Nay?” Suara Gadis melemah dan serak.

“Aku minta maaf Dis. Aku mau ngasih tau kamu sebenernya Dis, tapi setiap kamu liat aku kamu langsung menghindar. Kamu sama sekali gak ngasih cela sedikitpun buat aku deket sama kamu Dis. Aku minta maaf, semua gara-gara aku, aku yang bikin semua jadi kacau.” Inay sudah menangis di hadapan Gadis.

Gadis langsung memeluk Inay. Gadis yang salah, dia sama sekali tidak mau mendengar penjelasan apapun baik dari mulut Papanya ataupun dari Inay.

“Udah Nay jangan dibahas lagi. Makasih kamu mau rawat Papa aku Nay.” Gadis melepas pelukannya, dia menatap Nay sendu.

“Aku udah anggap Papa kamu sama kayak Papa aku Dis. Papa kamu orang baik, dia yang nolongin aku saat aku susah.”

“Udah jangan sedih-sedih lagi Dis, Nay. Kita anggap semua masalah ini selesai. Setuju?” Keduanya menggangguk semangat mendengar ucapan Jaka.

***

Gadis sedang berada di lapangan bersama Arumi dan Zaki. Karena kebetulan kelas mereka memiliki jam olah raga yang sama.

GADISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang