Masih Masa Lalu

47 3 0
                                    


“Jangan berpura baik-baik saja, sedangkan aku tau hatimu sedang terluka”

-Jaka Ganendra

---

Makasih masih mau baca cerita aku hehe❤
Happy reading❤

Gadis dan Arumi berada di dalam Taxi. Gadis masih diam, tapi sesekali air matanya menetes. Arumi yang melihat itu langsung memeluk Gadis.

“Dis udah jangan gini. Lebih baik lo keluarin semua amarah lo dari pada harus lo pendem sendiri.” Gadis melepas pelukan Arumi, lalu dia menggeleng. Gadis mengusap air matanya dengan kasar. Tidak ada gunanya menangis, batinnya.

Tibanya dirumah Gadis langsung masuk ke kamarnya diikuti Arumi. Gadis masih diam, tidak membuka suara, tidak juga menangis.

“Gue pulang ya Dis, nanti kalau ada apa-apa jangan lupa telpon gue.” Pamit Arumi, dia sadar bahwa Gadis membutuhkan waktu sendiri.

Malamnya baru Gadis keluar dari kamarnya setelah beberapa jam mengurung diri. Dia berjalan menghampiri kakaknya di ruang tengah.

“Kak, Gadis mau ngomong.”

“Mau ngomong apa?”

“Tadi Gadis ketemu Papa di Mall. Gadis liat Papa selingkuh Kak.” Jaka tidak menjawab dia hanya diam. Sebenarnya Jaka sudah tau jika Papanya selingkuh, terlebih lagi selingkuh dengan teman sekolah Gadis. Dia pernah melihat Papanya dengan selingkuhannya di Mall. Jaka yang penasaran akhirnya mengikuti mereka berdua. Dia melihat Papanya membelikan Ponsel dan Tas untuk selingkuhan bocahnya itu.

“Kakak kok diem aja?” Tanya Gadis bingung.

“Kakak udah tau kalau Papa selingkuh.”

“Kenapa Kakak gak bilang?” Gadis geram dengan Kakaknya.

“Kakak gak mau liat kamu sama Mama sedih.”

“Gadis tau kakak juga sedih.” Gadis langsung memeluk Kakaknya, tidak ada air mata di antara mereka. Karena mereka berdua mencoba untuk saling menguatkan.

***

Semenjak Gadis mengetahui tentang Nay yang notabenya adalah selingkuhan Papanya, Gadis memutuskan untuk pindah ke kelas Arumi. Toh dikelasnya juga tidak banyak yang mengenal Gadis, maka tidak menjadi hal yang heboh saat Gadis memutuskan untuk pindah kelas.

Satu bulan telah berlalu. Gadis mencoba untuk memaafkan Papanya, meskipun dia juga belum bisa memaafkan sepenuhnya kesalahan Papanya. Sampai saat ini hanya Gadis dan Jaka yang tau perihal perselinguhan sang Papa. Mereka berdua sepakat untuk tidak memberi tahu Mamanya.

Namun sepertinya semesta tak memihak kepada Gadis. Luka yang Papanya toreh belum sepenuhnya sembuh, tapi dia malah mendapatkan luka baru. Luka lama belum terobati tapi Papanya malah menyiram luka Gadis dengan Air Cuka.

Saat Gadis dan keluarganya sedang melangsungkan makan malam, terdengar ketukan pintu.

Tok Tok Tok..

“Biar Gadis yang buka.”
Gadis segera membuka pintu dan dilihatnya Inay dengan kondisi yang sangat kacau, mantanya memerah seperti orang habis menangis, dan rambutnya yang kusut sangat mengganggu pemandangan Gadis.

“Ada perlu apa?” Tanya Gadis to the point, tanpa mempersilahkan Inay untuk masuk dahulu.

“Om Nendra ada?” Suara Inay serak, memang seperti orang habis menangis.

“Mau apa cari Papa?.”

“Tolong Dis, aku Cuma mau ketemu sama Papa kamu.” Kata Inay memelas

Di meja makan Mama Gadis, Papa Gadis, dan Kak Jaka penasaran siapa yang datang bertamu dan kenapa Gadis belum kembali juga. Akhirnya mereka memutuskan untuk menyusul Gadis.

“Enggak Nay.”

“Dis aku mohon. Aku hanya ingin Papa kamu tanggung jawab.”

“Maksud kamu apa Nay?!”  Gadis sudah mulai terpancing emosinya. Tapi dia masih menahan diri untuk tidak membuat keributan.

“Aku hamil anak Papamu Dis!!” Jawab Inay frustasi. Nafas Gadis tesendat, apakah takdir sedang mempermainkannya?.

Tanpa mereka berdua sadari di belakangnya sudah ada keluarga Gadis.

“NAY!! CUKUP.” Bentak Papa Gadis.

“Om harus tanggung jawab.” Air mata Nay sudah mengalir di pipinya. Dia kacau, dia di usir dari rumah karena ketahuan hamil. Cuma Om Nendra yang bisa nolong Nay, Nay mohon. Ucap Nay dalam hati.

“Mas? Apa semua ini benar?!.” Mama Gadis bertanya pada suaminya.

“Dengerin aku dulu Yana.” Papa Gadis mencoba membujuk, namun Mama Gadis menggelengkan kepalanya. Air matanya luruh, dia tidak habis pikir jika suaminya telah menghamili seorang bocah SMA, dia benar-benar kecewa.

Dalam rumah tangga yang harus dijaga laki-laki adalah kesetiannya. Maka dari itu Mama Gadis langsung memutuskan sesuatu yang memang harus dia lakukan.

“Aku mau kita pisah, dan kamu harus menikahi anak itu.” Ucap Mama Gadis tegas, lalu pergi meninggalkan mereka semua.

“Pa, dimana otak Papa yang katanya dokter itu. Jaka pikir Papa pinter tapi ternyata Jaka salah. Jaka kecewa sama Papa.”

Jaka melihat ke arah Gadis yang dari tadi diam, dia langsung menarik adiknya untuk masuk ke rumah. Gadis menurut, tapi beberapa langkah kemudian dia berbalik menatap sang Papa.

“Papa tau, Gadis udah coba untuk maafin kesalahan Papa. Gadis lawan ego Gadis untuk benci sama Papa. Papa adalah cinta pertama Gadis, di mata Gadis Papa sempurna. Gadis selalu pecaya bahwa Papa orang baik, Papa sayang sama keluarga, Papa sayang sama Mama, Gadis, juga sama Kak Jaka.” Gadis menghela nafasnya menahan cairan bening yang siap menghujani pipinya.

“Tapi yang Papa lakuin sekarang sudah cukup buat semua kepercayaan Gadis sama Papa hancur. Papa selingkuhin Mama, Papa juga hamilin Nay. Sekarang Gadis tanya sama Papa, boleh kalau sekarang Gadis benci sama Papa?” 

Jaka yang mendengar itu langsung tercekat. Papa Gadis langsung menunduk mengusap air matanya yang jatuh. Belum sempat mengucap maaf, Gadis berlalu meninggalkan Papanya dengan kalimat yang sangat menohok bagi siapapun yang mendengarnya.

“Gadis.Benci.Papa.” Ucapnya diselingi airmata yang sudah meluncur ke pipipnya.

Flashback off.

Semoga  sukaa❤...
Kritik dan saran di butuhkan wkwk(:

With love,
-Senja


GADISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang