"Hai, Yeol. Sedang di mana sekarang?"
"Oh, Baekhyun? Aku di kantor, tentu saja. Menyusun laporan mingguan untuk diskusi lusa nanti." Chanyeol menoleh pada jam di pojok meja kerja. "Kau menelepon, bukankah seharusnya ada kelas?"
"Yah, tapi aku yang tidak ada dalam kelas."
Alis terangkat, "Jadi di mana?"
"Di kantormu."
Chanyeol tidak tahu jika Baekhyun tengah menggigit bibir bawahnya sambil mengitari interior gedung tersebut lewat pasang mata berlarian.
"Lobby utama, seberang meja resepsionis."
Tidak menanti yang lain Chanyeol bahkan tersandung oleh kaki kursi putar hingga lembaran data berhamburan penuhi lantai. Ia berlari sambil menggenggam ponsel dan tak sadar jika panggilan itu belum dimatikan. Bersyukur keras-keras sampai nyaris berteriak begitu pintu lift di hadapannya terbuka, diterobos kemudian alat pengangkut tersebut dan dengan serakah memasok udara dalam paru-paru.
Sedang bersandar di salah satu kursi tunggu merah maroon, kain yang membungkus tubuhnya merupakan satu mantel hitam panjang kebesaran sebagai lapis dari hoodie putih bercetak 'privè' bagian dalam. Ikal tersebut sudah berganti menjadi cokelat terang berjatuhan hingga ke dahi. Sekalipun lembar masker terpasang menutup penuh pahat wajah namun Chanyeol tahu jika dia adalah Baekhyun, lelaki miliknya, karena si tubuh tinggi terus datang mendekat tanpa sedikitpun sorot mata itu goyah untuk hal lain.
"Baekhyun?"
Yang dipanggil menoleh lalu bangkit, sedikit membenarkan pakaiannya dan kini mereka berdiri menghadap satu sama lain. "Hai, Yeol."
"A-apa yang kau lakukan di sini? Kau sendirian? Mengapa tidak memberi kabar dari awal?"
"Hey..hey, tenanglah. Aku memang berangkat sendiri tapi tidak mengebut. Jalan sedang sepi karena sebentar lagi musim dingin, jadi kuputuskan untuk mampir sebentar. Kau sudah makan siang?"
"Tapi tempat ini sangat jauh. Sudah sering kukatakan agar kau tidak kemari, Baekhyun kau membuatku sangat terkejut." Chanyeol menoleh ke sekitarnya sebelum mengusap dahi. "Jangan lakukan lagi."
"Okay..okay, tidak ada datang tanpa kabar lain waktu, aku janji."
'"Tidak ada kalimat 'lain waktu' dan kau dengar aku. Ayo pergi makan."
"Chanyeol!"
Pasang kekasih itu secara bersamaan berbalik pada suara dari arah lain, Baekhyun memiringkan kepala tetapi segera dikejutkan oleh genggaman Chanyeol pada kiri telapak tanganya.
"Oh, Kyungsoo." Si mata besar mengangguk. "Sudah kembali?"
"Hm, aku membawanya untuk dimakan nanti. Ada juga beberapa cemilan, ayo naik bersama."
"Euh, sepertinya aku menyusul. Kami akan makan siang lebih dulu," Chanyeol menoleh pada lelaki di sisinya. "..dan ini Baekhyun, Soo. Kekasihku."
"Hai," sebelah tangan disodorkan mengisi ruang antara ketiganya. Itu merupakan milik Baekhyun ke arah Kyungsoo. "Byun Baekhyun, salam kenal."
"Ah, benarkah?" Bibirnya menarik senyum lalu menyambut jabatan itu. "Aku Do Kyungsoo, teman sekelas Chanyeol yang juga magang di sini. Maaf aku tidak bermaksud mengabaikanmu. Chanyeol tidak pernah menceritakan padaku tentang kekasihnya tapi senang melihat kalian bersama."
"Kyungsoo, bukankah kau harus segera naik? Sepertinya laptop kutinggalkan dalam keadaan menyala, jadi bisakah membantuku?"
Dia yang surainya sehitam arang kembali tersenyum sebelum mengangguk, "Tentu saja, Yeol. Kutunggu di ruangan. Kalau begitu nikmati waktu kalian. Sampai jumpa!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Coral Castle
FanficChanyeol tidak mengerti bagaimana bisa dirinya begitu tertarik dengan surai cokelat ikal milik seseorang yang berdiri di pinggir lapangan rumput luas sekalipun belum juga ia melihat rupa wajahnya. Tetapi saat sosok itu berbalik Chanyeol mendapati di...