Chapter 11

1K 168 3
                                    

Sabtu, 1 Juni 2019.

Aku double kill ya... Eh? Double update maksudnya😊😅 anggap aja bayaran karena kemarin gak update☺

_____________________

Putra Mahkota berjalan santai menghampiri Ji Eun yang perlahan mendudukkan bokong nya di teras rumah nya.

Pemuda itu tersenyum dan ikut mendudukkan bokong nya di samping sang Putri yang kini menatap nya dengan alis bertaut.

"Kenapa masih disini?" tanya Ji Eun.

"Memangnya kenapa?" dengan wajah tanpa dosanya, Putra Mahkota bertanya balik kepada Ji Eun.

Sontak saja wanita itu semakin mengerutkan alisnya, bukankah seharusnya pemuda ini menyusul Suga ke sungai untuk memandikan Kookie kesayangannya?

Belum sempat Ji Eun kembali melayangkan pertanyaan padanya, ia tersentak ketika tiba-tiba Putra Mahkota meletakkan kepalanya di atas pahanya.

"Ap-"

"Pinjam sebentar"

Ji Eun belum sempat melanjutkan kalimatnya karena pemuda ini lebih dulu memotong dan menutup matanya.

"Boleh aku meminta sesuatu?" Putra Mahkota membuka matanya dan menatap sepasang mata bulat milik Ji Eun.

"A.. Apa?"

Ji Eun merasa sedikit aneh dengan suasana ini, entah mengapa. Tatapan teduh Putra Mahkota membuatnya tak berkutik dan menjadi gugup.

"Aku ingin kau mengelus kepalaku, seperti yang ibuku lakukan saat usiaku lima tahun..."

Nada suara pemuda itu begitu rendah hingga terdengar seperti sebuah bisikkan, namun. Ji Eun menangkap sesuatu yang lain dari nada bicaranya.

Kesedihan.

Entah mengapa ia merasa bahwa Putra Mahkota yang mesum ini sedang memendam sebuah kesedihan yang mendalam.

Di tambah senyuman getir yang coba ia sembunyikan darinya membuat Ji Eun semakin yakin dengan apa yang di pikirkan nya.

Seakan kata-kata yang di keluarkan oleh Putra Mahkota mengandung sebuah mantra. Ji Eun mengangkat tangannya dan mulai mengelus surai hitam milik pemuda itu.

Putra Mahkota tersenyum dan menutup matanya kembali. "Dulu sekali.. Saat aku masih kecil, aku sangat suka ketika ibuku mengelus kepalaku. Rasanya begitu nyaman ketika berbaring dengan pahanya yang menjadi bantalan, dan kepalaku terus di elus dengan lembut"

Ji Eun terdiam mendengar setiap kalimat yang di keluarkan pemuda ini, tangan nya terus mengelus lembut surai sang Putra Mahkota sambil menunggu kalimat apalagi yang akan di ucapkan olehnya.

"Ibuku sangat cantik.. Ibuku sangat baik.. Dia.. Dia wanita yang paling berharga dalam hidupku, sejak aku kecil.. Aku selalu di campakkan oleh ayahku, dan hanya ibuku lah yang selalu menemaniku setiap saat.. Dia yang mengajarkanku segala hal, dia yang selalu mengeluarkan kata-kata bijak dengan suara lembutnya. Tidak seperti ayahku, yang suka membentak"

Ji Eun tertegun kala melihat air mata mengalir dari pelupuk mata sang Putra Mahkota yang biasanya selalu tersenyum konyol ini.

"Ibuku yang baik hati.. Ibuku selalu baik kepada siapa pun, namun... Kebaikan yang ia lakukan tak membuat orang-orang berlaku baik juga padanya.. Ibuku tewas di bunuh, tepat di hadapan mataku"

DEG!

Ji Eun membeku, bahkan gerakan tangan nya yang sedang mengelus puncak kepala pemuda ini sempat terhenti.

Seketika itu pula sang Putra Mahkota membuka matanya dan berkata dengan air mata yang membasahi matanya.

"Tolong jangan berhenti" lirihnya.

Ji Eun tersentak kecil, ia kembali mengelus rambut sang Putra Mahkota dan terdiam dengan kepala nya yang berkecamuk memikirkan ucapan pemuda yang sedang ia elus kepala nya.

"Ibuku di fitnah telah berkhianat dengan tidur bersama seorang panglima tertinggi kerajaan, padahal kenyataannya. Ayahku yang berkhianat... " cerita pemuda itu terjeda sesaat karena sang pemilik cerita sedang menahan sesak di dadanya. Entah dorongan dari mana, tiba-tiba saja Ji Eun menggenggam tangan Putra Mahkota membuat sang pemilik tangan sedikit tersentak namun kemudian tersenyum.

"Wah.. Wah... Wah... Saudaramu datang berkunjung tapi kau tidak menyambutnya, dan malah bermesraan dengan seorang wanita.. Hmm, pantas saja kau betah disini. Ternyata ada jalang yang menemanimu"

Putra Mahkota dan Ji Eun langsung menoleh ke sumber suara, seorang pria dengan pakaian mewah khas kerajaan berdiri angkuh di depan mereka.

Seketika itu pula Putra Mahkota memandang penuh kebencian pada pria tersebut.

"Kau!"


=====




Hayooo.. Kira-kira siapa yang dateng ya?

Thanks buat segala dukungannya, jangan lupa terus vote dan comment. Karena itu sangat mempengaruhi semangat saya dalam menulis.

Dan satu lagi, semangat puasanya (bagi yang menjalankan) 😊

Bye bye😘



My Empress [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang