Chapter 18

891 159 5
                                    


Minggu, 9 Juni 2019.

Team vote sebelum baca, mana suaranya? 😁

_____________________

Suga menggelengkan kepalanya ketika melihat dua orang yang terlihat seperti kucing dan anjing yang sedang merebutkan area kekuasaan.

"Ck! Bisakah kalian diam? Mengganggu saja!" decak nya kesal.

Ji Eun menoleh dan meringis tidak enak, sementara pemuda di sampingnya justru menopang dagu dengan wajah di tekuk.

"Aku lapar..." rengeknya.

Suga menoleh, lalu melempar sebuah wortel pada pemuda berwajah imut namun berotak mesum itu.

"Kalian terus menggangguku! Jadi jangan salahkan aku karena masakannya belum kunjung matang!" teriak pria berkulit pucat itu.

Putra Mahkota semakin merenggut kesal, ia memukul-mukul meja membuat Suga meradang dan siap melempari pemuda itu dengan lobak di tangannya. Namun tidak jadi karena Ji Eun lebih dulu memukul kepalanya.

"Bisakah kau diam, bocah? Semakin kau mengganggu. Semakin lama masakannya selesai!"

Putra Mahkota meringis sambil memegangi kepalanya yang terasa berdenyut, ia mencebikkan bibirnya kesal lalu menenggelamkan kepalanya di meja kayu.

Suga meletakkan masakan buatannya di hadapan sang Putra Mahkota yang masih menenggelamkan kepalanya di atas meja, lalu mengambil sendok dan sumpit.

"Selamat makan" ucap Suga.

Ji Eun mengerutkan keningnya saat Putra Mahkota masih belum bergerak, ia masih di posisi yang sama.

"Jungkook" Suga menggoncang bahu pemuda itu, tapi tidak ada reaksi dari sang pemilik tubuh.

Suga dan Ji Eun saling bertatapan, apa jangan-jangan pemuda ini pingsan karena kelaparan? Atau pingsan karena pukulan di kepalanya tadi?

"Jungkook, hei! Bangun! Bukankah kamu lapar?" kata Suga, dengan masih mengguncang bahu pemuda itu.

Ji Eun menggigit kuku jarinya, bagaimana jika pemuda ini pingsan karena pukulannya tadi yang terlalu keras?

Kemudian ia menggeleng, tidak. Bocah ini pasti sedang bercanda.

"Hei, bangun! Ayo makan"

Perlahan namun pasti, tubuh Putra Mahkota bergerak. Matanya terlihat sayu saat memandang Suga dan Ji Eun bergantian.

Mereka berdua serempak bernapas lega, ternyata bocah ini hanya tertidur.

"Sudah jadi?" tanya nya dengan suara serak yang terdengar errr... Seksi di telinga Putri Ji Eun.

Apalagi di tambah tatapannya yang sayu.

Putra Mahkota mengucek matanya lalu menegakkan tubuhnya, matanya yang sempat terlihat sayu kini berbinar melihat makanan lezat yang terhidang di depan matanya.

Tanpa menunggu yang lain, pemuda itu langsung memakan masakan buatan Suga dengan lahap.

Ji Eun tersenyum tipis melihat tingkah ajaib Putra Mahkota yang anehnya tidak berwibawa sedikitpun, lihatlah. Betapa lucunya ekspresi bocah itu saat menyantap sup jamur kesukaannya.

Lalu ketiganya makan siang bersama dengan sesekali mengobrol kecil, setelah selesai makan. Ketiganya tersentak saat mendengar suara ribut di depan rumah Putra Mahkota.

"Tidak mungkin Pangeran Jimin, 'kan?" ucap Ji Eun.

"Tidak, itu pasti pengawal yang di kirim Kaisar sialan itu" desis Putra Mahkota.

Ji Eun dan Putra Mahkota berjalan di belakang Suga yang akan membuka pintu.

Pria berkulit pucat itu mengerutkan kening melihat tiga pria dengan pakaian berbeda, yang dua terlihat seperti pengawal. Dan yang satu lagi terlihat seperti... Pangeran.

"Maaf, mengganggu. Tapi apa boleh kami meminta minum? Kami kehabis-Ji Eun!"

Pria tampan itu terkejut melihat Ji Eun yang keluar bersama Suga dari gubuk kecil ini, tak jauh berbeda dari pria tampan itu. Ji Eun juga terlihat sangat terkejut melihat pria itu di hadapannya.



=====

Hmmm, siapa lagi. Ya?










My Empress [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang