Konoha, Uchiha Mansion. 10.00PM.
PLAKK
"Sudah berapa kali aku katakan untuk tidak mencoba memasuki ruang kerjaku!"
"Go...gomen..ne, Sasuke-kun. Aku hanya ingi-"
PLAKK
"Berisik kau, jalang. Cih."
Sakura, Uchiha Sakura membelalakan matanya mendengar sebuah lontaran hinaan yang keluar dari mulut suaminya. Suara tamparan dan teriakan menggelegar dari sang pria membuat seorang gadis kecil tengah mengintip ketakutan di lantai dua.
"A..apa maksudmu, Sasuke-kun?"
"Tsk."
Sasuke berlalu begitu saja ke arah pintu keluar. Sakura menatap pintu keluar dengan pandangan nanar.
"Mama?"
Sakura tersentak melihat putrinya, Uchiha Sarada berdiri di hadapannya dengan memeluk sebuah boneka beruang di dekapannya.
"Sarada-chan, kenapa bangun? Mimpi buruk kah?"
Sarada menganggukkan kepalanya. Berbohong? Tentu saja. Ia tidak mungkin mengatakan bahwa baru saja Ia melihat 'Papanya' menampar Mamanya.
—
"Sarada-chan, cepat bangun! Nanti terlambat!" Teriak Sakura dari lantai bawah.
"Hai, Mama."
BRAKK
Sakura terkejut tatkala mendengar suara pintu depan di buka dengan kasar. Ia dengan tergesa-gesa menuju ke arah pintu depan.
"Astaga, Sasuke-kun. Kau kenapa? Kau mabuk? Semalaman?"
"Diamlah, Jalang. Kau berisik."
"Kau bau rokok. Bukannya kau tidak merokok ya? Kenapa merokok lagi?!"
"SUDAH KU BILANG DIAM, BRENGSEK!"
PLAKK
Sakura terkejut mendengar teriakan Sasuke serta tamparan yang begitu tiba-tiba. Sasuke berjalan menuju lantai 2 dengan sempoyongan. Sedangkan, Sakura masih menatap punggung Sasuke dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.
"Mama?"
"Eh? Wah, putri Mama sudah cantik. Ayo sarapan dulu ya, setelah itu Mama akan mengantarmu sekolah."
Sarada tersenyum kemudian menganggukkan kepalanya. Sakura naik ke lantai atas dengan perasaan takut yang menyelimuti dirinya.
"Sasuke-kun?"
Sejak Sasuke berubah, Ia dan Sakura tidak lagi tidur di dalam kamar yang sama. Sasuke mengatakan jika Ia jijik tidur bersama Sakura. Sangat lucu bukan?
Sakura membuka pintu kamar Sasuke dan mendapati Sasuke tertidur di sofa dengan posisi yang mungkin di bilang tidak begitu nyaman. Sakura tersenyum tipis kemudian menyiapkan pakaian kerja untuk Sasuke. Tidak lupa juga Ia menyiapkan air panas untuk Sasuke berendam.
"Sasuke-kun, ayo mandi dulu. Aku sudah siapkan air hangat dan juga kemejamu. Sarapan juga sudah aku sediakan. Aku akan mengantar Sarada sekolah dulu ya. Jaa ne."
—
"Mama, nanti siapa yang akan menjemputku?"
"Tentu saja Mama, Sarada-chan."
"Apa Papa tidak bisa menjemput Sara?"
Sakura tersenyum sembari mengelus rambut Sarada. "Sarada-chan tahu kan Papa bekerja untuk biaya sekolah Sara, lalu biaya makan kita jadi Papa harus bekerja, sayang."
"Tapi Papa tidak pernah sekalipun memberi Mama uang!"
Sakura terkejut mendengar ucapan putrinya. Ia tersenyum pedih. "Sarada-chan, tidak boleh seperti itu. Papa selalu memberi Mama uang, hanya saja tidak di depan Sara-chan jadi Sara-chan tidak tahu." Ucap Sakura sembari mencium kening lebar putrinya. Kening yang satu-satunya menjadi ciri khas Sakura di dalam diri Sarada.
Benar. Sasuke memang memberi uang Sakura tidak di depan Sarada. Itu di karenakan Sasuke memberi uang Sakura dengan cara melempar sejumlah uang ke lantai tempat dimana Sakura bersimpuh.
Mirip seperti memperlakukan seorang jalang.Sakura melambaikan tangannya pada Sarada saat putri kecilnya mulai menghilang di kerumunan anak-anak sekolahan itu.
"Hah, uang yang di beri Sasuke-kun sudah mau habis. Aku harus mulai membuka usaha kecil-kecilan untuk menambah biaya Sarada."
Sehabis dari sekolah Sarada, Sakura mampir ke supermarket. Ia mencari beberapa bahan untuk membuat kue. Terlintas di pikirannya bahwa Ia akan mencoba menjual kue kering dengan gambar-gambar lucu yang di sukai anak-anak. Semoga saja, percobaannya membuahkan hasil yang memuaskan nantinya.
—**—
To be continued.
つづく~
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura, Do I Still Have Another Chance?✔️
RomanceBagaimana perasaanmu saat lelaki yang dulunya sangat mencintaimu mendadak berubah karena datangnya seseorang? Ikatan menikah belum tentu benar-benar mengikat seseorang dengan seseorang lainnya. Karena seseorang bisa saja menghancurkan ikatan itu kar...