Sasori memasuki ruangan Sakura dan tersenyum miris melihat tubuh Sakura yang terlihat sangat kurus dan tatapan kosong yang selalu mengarah ke jendela ruangannya.
Sejak kejadian Ia memasuki rumah sakit dan mendapati kabar bahwa Ia kehilangan janinnya, Sakura tidak lagi seperti dirinya. Ia lebih banyak menghabiskan waktu menatap kosong jendela.
Ketika ada yang memanggil namanya, Ia hanya menoleh tanpa berniat menjawab. Hanya dengan Sarada Ia mau berbicara. Dan Sasori masih ingat jelas bagaimana histerisnya Sarada saat Ia tahu Ia kehilangan adiknya.
"Saki, ayo makan."
Sakura mendongak dan menatap Sasori kosong. Dada Sasori terasa sesak melihat tidak ada binar kehidupan di sorot mata Sakura. Sakura benar-benar terlihat mati walau masih bernapas.
"Saki, kau mau menandatangani ini?"
Sakura menoleh, Ia bisa membaca dengan jelas berkas apa itu. Ia mengangguk kemudian menandatangani berkas tersebut lalu menyerahkan pada Sasori tanpa mengeluarkan sepatah kata.
'Aku akan mengakhiri penderitaanmu, Saki. Setelah ini kau akan bahagia. Aku akan membuatmu bahagia, itu janjiku. Janji pangeran berkuda putihmu, Princess.' Batin Sasori sembari mencium kening adik tersayangnya.
—
Sasuke memasuki ruang tengah Mansion Uchiha. Ia terkejut melihat Hyuuga Hinata, Naruto, Itachi, Fugaku, Mikoto, dan Madara? Kakek itu datang?
"Duduk." Ucap dingin Madara tanpa melihat ke arah Sasuke.
Sasuke meneguk ludahnya. Ia sangat tahu bahwa ada sesuatu yang salah sedang terjadi. Madara, kakek yang selalu membanggakan Ia dan Itachi kini menatapnya dengan tatapan dingin yang tidak pernah sama sekali ditunjukkan Madara padanya.
Ia melihat keliling, tatapan dingin dari semua keluarganya. Dan Hinata? Kenapa Ia menunduk sembari meremas tangannya? Lalu, Naruto? Tidak biasanya pria bodoh itu terdiam, biasanya Ia akan sangat cerewet jika melihat Sasuke.
BRAKK
Sasuke terkejut mendengar suara pintu yang di buka dengan kasar. Disana berdiri seorang pria berambut merah, Sasuke mengepalkan tangannya dan langsung berdiri. Ia menggeram melihat pria tersebut mendekatinya.
BUK BUK BUK
Pria berambut merah tersebut tanpa basa-basi langsung membogem wajah Sasuke. Sasuke yang belum siap menerima bogeman pun jatuh terduduk. Hinata berteriak, sedangkan yang lain hanya menatap dingin pertengkaran di hadapan mereka.
"Kau-"
BUK
"Keparat!"
BUK BUK BUK
Sudut bibir Sasuke sedikit robek akibat bogeman dari Sasori. "Kau lelaki terbangsat yang pernah aku lihat."
"Kau bangsat."
Tidak sampai disana, Sasori masih memukul wajah Sasuke. Bahkan Ia pun menendang Sasuke.
"Kau! Kau selingkuhan wanita jalang itu bukan?! Berani sekali kau menginjakkan kaki di mansionku!"
"Selingkuhan? Aku yakin wanita Hyuuga itu yang memberitahumu, bukan? Dan wanita jalang? Bukankah wanita yang duduk disanalah jalang?"
Hinata tersentak mendengar ucapan dingin Sasori.
"Biarkan aku memperkenalkan diriku. Aku Akasuna Sasori, kakak kandung dari Haruno Sakura." Sinis Sasori.
Deg.
Sasuke membulatkan matanya. Kakak?
"Bagaimana bisa kalian berdua saudara?! Kalian berbeda marga!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura, Do I Still Have Another Chance?✔️
RomantizmBagaimana perasaanmu saat lelaki yang dulunya sangat mencintaimu mendadak berubah karena datangnya seseorang? Ikatan menikah belum tentu benar-benar mengikat seseorang dengan seseorang lainnya. Karena seseorang bisa saja menghancurkan ikatan itu kar...