Sakura memandang aneh Sarada. Sejak Ia menjemput Sarada siang tadi, putrinya sama sekali tidak berbicara padanya. Bahkan, Sarada hanya menundukkan kepalanya saat Sakura bertanya tadi."Sarada-chan?"
Sarada tersentak melihat Sakura memasuki kamarnya.
"Mama? D..doushite?"
Sakura menghampirinya lalu duduk di depan Sarada. Ia mengelus rambut Sarada dengan sayang.
"Kau kenapa hum? Sejak pulang tadi kau enggan sekali berbicara pada Mama. Mama berbuat salah kah?"
Sarada terkejut mendengar pertanyaan Mamanya, sontak Ia menggeleng.
"Hum? Lalu kenapa kau seperti menghindari Mama?"
Sarada memeluk Sakura, Sakura yang belum siap pun kaget menerima pelukan Sarada.
"Sarada minta maaf tidak bisa menuruti perkataan Mama."
"Perkataan apa, hei? Jangan menangis, sayang. Ceritakan, apa yang terjadi?"
"Sarada...Sarada benci Papa."
Deg.
"Kenapa?"
"Hm?"
"Kenapa Sarada-chan benci Papa? Apa karena Papa menyakiti Mama? Sarada sayang, Mama tidak suka kalau Sarada membenci Papa."
"Tapi Ma-"
"Sesering apapun Papa menyakiti Mama, Sarada tidak boleh benci pada orang itu. Mama tidak pernah mengajari Sarada membenci orang, seburuk apapun dia."
Sarada menunduk. "Sekarang, Sarada-chan cuci muka, cuci kaki, gosok gigi lalu tidur lah. Mama akan membereskan dapur."
Sarada menatap sendu punggung Sakura yang perlahan menjauh dari tertutupnya pintu kamarnya. Mungkin benar kata Mamanya. Tetapi, anak mana yang tidak sakit melihat Mamanya di sakiti? Bahkan itu Papanya sendiri.
Sakura menutup pintu kamar Sarada lalu memandang sendu pada pintu kamar itu.
Ia memasuki kamarnya, menutup pintu lalu menoleh ke arah tempat tidurnya. Sakura mengambil sebuah box dari bawah tempat tidurnya.
Mengambil sebuah album, Ia sedikit menghapus debu yang menyelimuti album tersebut. Lalu perlahan membukanya.
Disana, terpampang fotonya dan Sasuke saat masih kecil, melihat foto tersebut membuat Sakura tanpa sadar menyunggingkan senyumnya.
Ia dan Sasuke sudah mengenal sejak kecil. Itu di karenakan orang tua mereka merupakan seorang sahabat.
Dulu, saat masih kecil mereka selalu bermain bersama. Waktu itu perusahaan Haruno harus di pindahkan ke Amerika yang membuat Sasuke dan Sakura berpisah, saat itu pertama kalinya Sasuke menangis. Wajah kakunya berubah menjadi lemas dan penuh airmata, mengingat itu membuat Sakura terkekeh kecil.
Lembaran foto selanjutnya yaitu foto ketika mereka senior high school. Masa dimana Sakura kembali ke Jepang dan memasuki sekolah yang sama dengan Sasuke. Saat bertemu dengan Sakura, Sasuke menunjukkan wajah dinginnya dan tanpa kata-kata langsung menarik Sakura menuju atap sekolah. Dan disana lah Sasuke mengatakan bahwa Sakura resmi menjadi kekasihnya.
Begitu bahagia, Sasuke bahkan mengumumkan hubungan mereka di radio sekolah.
Lembaran demi lembaran foto Ia buka, dan sampailah pada foto saat Sasuke melamarnya dulu.
Terlihat Sasuke tengah berjongkok sembar membuka kotak cincin, dan dirinya tengah berdiri di hadapan Sasuke.
Sakura tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura, Do I Still Have Another Chance?✔️
Любовные романыBagaimana perasaanmu saat lelaki yang dulunya sangat mencintaimu mendadak berubah karena datangnya seseorang? Ikatan menikah belum tentu benar-benar mengikat seseorang dengan seseorang lainnya. Karena seseorang bisa saja menghancurkan ikatan itu kar...