"Kau, astaga Naruto! Kau kemana saja! Kau menghilang, ck!"
"Haha, maaf Sakura-chan. Aku dan Boruto sempat ke Amerika setahun."
"Untuk apa?"
"Bagaimana kalau kita mencari kedai dulu? Dan mengobrol sebentar."
"Di dekat kantor Sasori-nii saja bagaimana? Aku harus menjemput Sarada nanti."
"Baiklah."
—
"So, about him. How long he did this?"
"I don't know."
Ino menghela nafas lalu menyenderkan punggungnya pada sofa empuk yang ada di ruangan Sasori.
"Why she didn't even call me?"
"That brat didn't gave her a phone. He take it from her."
Ino membuka matanya dan menoleh pada Sasori. "You're joking, right?"
"No. Naruto told me."
Ino menggertakkan giginya kesal. Selama ini Ia marah pada Sakura, Ia kira Sakura sengaja tidak menghubunginya karena ingin menyembunyikan masalahnya. Namun, fakta menamparnya.
"I am sorry, Niichan. I can't take care of Sakura."
"What are you saying?"
"I shouldn't leave her, I-"
"It's not your fault, you already done your best."
"That's right. It's not aunty's fault."
Hening.
Sasori dan Ino saling pandang.
"K..kau bisa bahasa Inggris?"
"Ck. Tentu saja bisa, aku bahkan mengerti ucapan kalian sejak di restoran tadi. Aku kira kalian membicarakan siapa, jadi aku hanya diam. Dan ternyata kalian membicarakan Mamaku."
Ino menganga.
Sarada meletakkan tablet Sasori lalu berjalan menuju jendela. "Mama sudah mengalami insiden itu sejak lama, tetapi aku...aku hanya bisa melihatnya dan berpura-pura seakan-akan aku tidak melihatnya. Mama selalu menangis saat malam, Mama selalu kelaparan, tetapi Mama menyembunyikannya." Sarada mengepalkan tangannya.
"Mama selalu memintaku untuk tidak membenci lelaki itu, tetapi aku tidak bisa. Aku benci dia."
Sasori mengiba mendengar ucapan Sarada dan menunduk, begitu pula Ino.
"Mama berjualan kue untuk mendapatkan sedikit uang untukku. Setiap siang Mama selalu membawa bento ke kantor ayah, lalu membawa kue dagangannya ke kedai yang berada di depan sekolahku. Aku tahu, Mama tidak makan saat itu."
"Setiap malam, setiap lelaki itu pulang Ia akan berteriak marah lalu memukul Mama."
"Lelaki itu, bahkan pernah membawa Ibu Boruto kedalam rumah. Dan saat itu, Ibu Boruto menghina Mama." Sarada menghapus airmatanya.
"Besoknya, saat Mama pulang Papa tiba-tiba marah dan menampar Mama, sekilas yang aku ingat tentang selingkuhan. Saat itu, bersyukur ada telepon dan aku ingat nomer ponsel nenek Mikoto. Aku langsung menghubunginya."
Ino merengkuh Sarada ke dalam pelukannya sembari terisak pelan. Ia tidak menyangka kalau Sasuke memperlakukan istri dan putrinya seperti itu.
Dulu, Ia sangat mencintai Sakura. Bahkan Ia rela melakukan hal apa saja untuk melihat senyum Sakura. Tetapi, hanya karena sebuah gosip hubungan mereka sejak kecil hancur begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura, Do I Still Have Another Chance?✔️
RomansBagaimana perasaanmu saat lelaki yang dulunya sangat mencintaimu mendadak berubah karena datangnya seseorang? Ikatan menikah belum tentu benar-benar mengikat seseorang dengan seseorang lainnya. Karena seseorang bisa saja menghancurkan ikatan itu kar...