⚾️Chapter 7 - Kepalang Sial

15 4 0
                                    

Chapter 7 - KEPALANG SIAL

••••
Vote vote comment comment vote vote comment comment

"APA?!"

Bu Devi yang kini sedang berada didepan Osell tampak sedang mengelus - ngelus dadanya karena terkejut dengan pekikan Osell. Osell  meringis, lalu menyengir ketika menyadari kesalahannya yang hampir membuat gurunya itu jantungan.

"Duhh, sorry ya bu. Aing khilaf ....," Osell terkikik pelan.

Bu Devi mencoba menormalkan detak jantungnya perlahan sambil menatap Osell dengan geleng - geleng kepala.

"Huuh," Bu Devi menghembuskan nafasnya sebentar sebelum melanjutkan kalimat. "Lain kali jangan diulangi, Sell. Untung ibu gak punya riwayat penyakit jantungan. Kalau punya kan bisa - bisa koid."

"I'm so sorry, my teacher," ujar Osell seraya menyisingkan rambut pendeknya yang persis seperti rambut cowok ke belakang.

Bu Devi merogoh - rogoh laci mejanya untuk mengambil sesuatu disana, matanya membulat senang ketika sudah menemukan benda itu. Disodorkannya benda itu sambil tersenyum menatap Osell, "ini kunci rumahnya. Rumahnya nomor 9, jalan Mahardika. Tidak jauh kok dari sini."

Osell mengangguk, dia menerima kunci yang telah disodorkan oleh Bu Devi. "Ngomong-ngomong siapa ya yang bakalan  jadi teman serumah saya, bu? Apa dia Diana? Anak yang sering juara olimpiade itu?" Tanya Osell dengan menggebu - gebu.

Bu Devi terkekeh singkat. "Bukan Sell." Raut wajah Bu Devi ini sangat mencurigakan menurut Osell. "Teman serumah mu itu kalau gak salah anak yang baru pindah ke sini."

Badan Osell yang semula bersender di kursi seketika menegak. Apa tadi? Murid baru? Emang ada lagi ya murid baru disini selain Arion? Osell mengendikkan bahunya acuh. Semoga saja ada.

"Murid baru, bu?" Alis Osell bertautan menatap Bu Devi yang kini tampak menyengir. Sungguh, ini sangat aneh.

"Iya, murid baru."

"Siapa orangnya?" Oke, Osell tampak kepo sekarang dengan siapa teman serumahnya nanti. Bukan apa, kalau dia sudah tau teman serumahnya, ya pasti dia akan lebih mudah dan cepat berbaur. Biar tidak canggung - canggung amat gitu.

"Serius kamu mau tau?" Tanya Bu Devi dengan kekehan kecilnya.

"Siapa sih bu orangnya?" Osell jadi geregetan sendiri dengan tingkah Bu Devi yang tidak biasanya.

"Masa kamu gak tau sih, Sell? Ituloh ... teman baru di kelasmu itu." Ujar Bu Devi.

Mata Osell melotot seketika ketika mendengarkan ucapan Bu Devi. Apa tadi? Teman baru dikelasnya? Yang berarti itu Arion? Apa dia tidak salah dengar kalau Bu Devi menyuruh Arion sebagai teman serumahnya? Ini gila! Osell menggeleng - geleng kuat kepalanya. Bagaimana bisa Bu Devi menaruh laki - laki dan perempuan yang bukan mahramnya dalam satu rumah? Bagaimana dengan pihak sekolah ini?

"Gak bisa dong bu!" Osell mengangkat salah satunya kakinya berada di atas paha, lalu menggebrak pelan meja didepannya. "Saya ini cewe loh bu. Biar saya lesbi gini, tetep gak boleh satu atap sama cowok bu!"

Bu Devi memijit pangkal pelipisnya pelan, "iya, ibu tau sell. Kepala sekolah tau, pihak sekolah pun tau kalau kamu itu lesbi. Bahkan pemilik sekolah ini juga sudah tau Sell. Saya selaku penanggung jawab dengan rumah prestasi sudah berbincang lebar dan sepakat untuk meletakkan Arion sebagai teman serumahmu. Mungkin ini memang suatu kebetulan. Arion itu prestasi dibidang akademik maupun non-akademik nya sangat banyak."

Sweet MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang