coffee,

980 167 0
                                    

udah satu minggu sejak kejadian 'itu'. peristiwa dimana seorang lee felix hampir membunuh kim chaewon. sejak itupun sang gadis tidak pernah berkomunikasi ataupun melihat felix lagi.

tapi hari ini entah kenapa, ia bertemu felix dengan cara yang tidak etis.

chaewon yang sedang beristirahat di ranjang uks sekolah terganggu karena asap rokok yang mengepul. tebak punya siapa? lee felix, pria itu tak henti-hentinya meniup asap dari benda mematikan itu ke udara.

yah, mungkin tidak sadar bahwa sang putri tidur sedang memejamkan mata di sebelahnya.

chaewon tidak dapat menahan amarahnya, ia membuka tirai yang membatasi keduanya. membuat felix tersentak karena kehadirannya. ia berteriak nyalang, "buang atau gue bakal bunuh lo!" felix segera menjatuhkan batang rokok itu lalu menginjaknya cepat karena ia sadar ucapan chaewon adalah kewajiban bukan perintah.

"kenapa gak lo aja yang minggir sih?" felix menggerutu sebal lalu memelankan nadanya, sayangnya si putri mendengar semuanya, emosinya kembali memuncak, ia marah.

"apaan sih lo, dari kemarin ganggu gue terus! kakak gue megang saham terbesar di sini ya kalo lupa! gue bisa aja ngeluarin lo detik ini juga!"

felix menatap si gadis sebal, ia membalas, "ya udah bilang aja sama kakak lo yang katanya megang punya kekuasaan di sekolah ini!"

terlanjur tersulut amarah, chaewon mengeluarkan ponselnya, ia segera menekan tombol hijau pada kontak dengan nama kim jisoo yang langsung dijawab oleh sang kakak.

"ha—"

"kak, bilang ke kepala sekolah sekarang. suruh keluarin anak yang namanya lee felix." belum satu kata terucap, tapi di gadis sudah menyentak duluan. betapa tidak sopannya.

felix tersentak, tidak bisa menutupi rasa terkejutnya mendengar untaian kata yang chaewon lontarkan.

tapi setelahnya ia tersenyum, ah tidak, bahkan tertawa kecil mendengar jawaban orang yang ditelepon oleh si gadis dengan surai kemerahannya.

"hah? chae, kok gitu sih? jangan mentang-mentang dong di sekolah. felixnya kan ga salah apa-apa dek." chaewon menggerutu sebal, tidak terima, ia mematikan sambungan telepon itu secara sepihak.

sedangkan felix, ia tidak bisa menahan tawanya, ia tertawa luar biasa kencangnya. membuat emosi makhluk lawan jenis di hadapannya memuncak.

dengan tangan kosong ia menggenggam helaian surai felix erat lalu menariknya keras-keras.

felix berhenti tertawa, ia pada akhirnya terus-terus an minta maaf. tetapi tetap saja diabaikan oleh chaewon.

hingga chaewon merasa amarahnya mereda, ia akhirnya melepaskan genggaman tangannya pada surai blonde felix.

lalu kim menidurkan dirinya di ranjang uks dengan kepalanya yang berada di atas bantal dan tubuhnya yang tertutup selimut sampai sebatas dada.

lee tidak menggerutu, ia hanya menghela nafas pelan lalu ikut berbaring di ranjang sebelah kim.

banyak yang saat ini sedang berkecamuk di pikiran felix. ia ingin mengutarakannya tapi takut pada peringai gadis itu.

tapi pada akhirnya lee tetap mengutarakan pikirannya, membuat chaewon yang tadinya hampir berkelana di alam mimpi kembali terbangun.

"bokap nyokap lo udah ga ada ya, chae? gue denger dari temen-temen yang pada ngegosipin lo."

kim tadinya ingin mengabaikan tapi tidak jadi, karena ucapan lee memang benar adanya.

"bacot lo, udah diem aja selagi gue masih baik." kim memejamkan mata, kali ini bukan untuk berkelana ke alam mimpi, ia hanya ingin menahan cairan yang hampir keluar dari pelupuk matanya bila saja ia tidak memejamkan mata.

felix belum memejamkan matanya, ia memutar tubuhnya menghadap punggung si gadis.

ternyata benar adanya,

gadis itu, kim chaewon, juga sakit.

TBC

hwhw, nulis apaan sih aku

vanilla | chaelixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang