lemon,

679 116 0
                                    

chaewon kalut, pikirannya tak tentu arah. jiwanya seolah melayang keluar dari tubuhnya kala tadi pagi ia saksikan dengan kedua mata cantiknya felix mengecup bibir wanita selain dirinya.

diseretnya kaki jenjang itu ke arah kelas sepuluh. bermaksud mencari wanita yang sama dengan yang kemarin bersama felix.

seluruh siswa siswi kelas sepuluh menatapnya takut-takut, bahkan beberapa tak berani menatap mata elang itu.

kakinya berhenti ketika sampai di ambang pintu kelas 10 IPA 2, tangannya ia regangkan sembari kakinya berjalan menyampai gadis dengan perawatan ramping dan surai sebahu.

ia menarik ujung seragam gadis itu, joo heewon. hingga heewon terseret dan tak bisa mengelak, gadis itu hanya diam. pun dengan teman-temannya.

sedangkan chaewon membawanya ke kamar mandi, bermaksud melancarkan aksi kejamnya.

heewon terus menerus meringis, tarikan itu cukup untuk membuat pinggangnya mulai sakit perlahan. ia sedikit bersyukur ketika kakinya menapak di kamar mandi, setidaknya tidak ada cengkraman di ujung bajunya lagi.

gadis dengan kearogan-an tinggi itu membanting pintu kamar mandi kasar, dikuncinya pintu itu hingga benar-benar tak bisa dibuka dari luar.

ia tersenyum miring, disambut oleh keringat dingin dari sang 'calon' korban.

tak sadar bahwa, sunggingan lengkungan menyeramkan itu mengandung makna yang mendalam.

misalnya, bahwa ia tengah sama ketakutannya dengan heewon, ia takut felix-nya akan berpaling.

ia sudah jatuh terlalu dalam untuk felix, kali ini ia tak akan melepaskan apa yang sudah menjadi miliknya.

miliknya akan tetap menjadi miliknya.

chaewon memulai aksi dengan interogasi, dimulai dari pertanyaan paling simpel.

"lo selingkuh sama felix? ternyata ada juga ya adek kelas yang berani sama gue." gadis penyandang marga kim itu mendekat, memojokkan sang korban yang sudah bercucuran keringat.

heewon diam seribu bahasa, tak ada jawaban yang keluar dari mulutnya. lidahnya kelu, padahal hatinya berteriak kian keras.

telapak tangan chaewon tergerak, menggenggam rambut hitam legam milik heewon dan menariknya kuat. hingga heewon sendiri jatuh terduduk dan mulai menangis.

ia tampar wajah mulus milik heewon hingga tercetak jelas bekas kemerahan menyerupai bentuk tangan.

heewon sudah tidak kuat, ia memang lemah. pandangannya memburam tertutup titik-titik air yang jatuh dari pelupuk matanya. perutnya sakit karena tendangan dari sang kakak kelas.

badannya sudah lemas tak dapat bergerak, beberapa detik kemudian ia tak sadarkan diri.

chaewon tersenyum layaknya psikopat, menyeret gadis itu keluar dengan menarik rambutnya.

melewati koridor, banyak pasang mata yang menyaksikan hal itu. membuat mereka sendiri merinding, chaewon itu benar-benar penguasa sekolah, begitu yang mereka pikir.

sampailah keduanya di kantin. tanpa rasa takut ia dorong korban yang pingsan terduduk itu di depan pintu kantin. dibuatnya seisi kantin menyaksikan hal tersebut.

"MANA FELIX?!" chaewon berteriak keras hingga nafasnya tersengal-sengal.

akan tetapi yang pertama datang adalah chaeyeon dan heejin, disusul somi dan siyeon.

keduanya ke-empatnya berusaha menenangkan, tetapi chaewon menolak.

pada akhirnya, ke-empat bersahabat itu hanya bisa diam melihat. chaewon terlalu ganas untuk dilawan.

lalu felix datang, tergopoh-gopoh. maklum, ia datang dari kelas bukan dari kantin. mendengar heewon mengalami penganiayaan oleh kekasihnya segeralah ia berlari mencari kekasihnya itu.

tiba di kantin, felix mendapatkan sambutan keras berupa bogeman dari siyeon. berhasil ia terjatuh, lalu lanjut dipukuli siyeon. chaewon tersenyum datar melihat felix yang hampir sekarat dipukuli oleh siyeon.

somi dan heejin mencoba mencari pertolongan sedangkan chaeyeon mencoba melerai keduanya. tapi siyeon tak dapat dihentikan.

hingga akhirnya siyeon mulai lelah dan berhenti ketika tangannya dicekal oleh chaewon.

ia berdiri dan pergi seketika dari tempat itu, tangannya sakit dan sudah banyak luka sehingga mau tidak mau ia harus meninggalkan chaewon dan mengobati tangannya.

seisi kantin tak ada yang berani berucap, semuanya diam seribu bahasa. malahan, perlahan satu-persatu mulai meninggalkan kantin, takut pada sang penguasa sekolah yang sedang mengamuk.

"udah puas, lo? mau kita putus?" nadanya menusuk relung hati felix.

tidak, felix tidak bermaksud seperti itu.

belum sempat ia berbicara, chaewon sudah meninggalkan kantin yang mulai sepi disusul chaeyeon dengan tatapan tajamnya yang ia arahkan pada felix.

di seberang sana, kim meringis. ia takut bahwa dirinya akan menjadi seperti itu juga.

TBC

maapkan jika isinya jadi random dan alurnya jelek huhu.

vanilla | chaelixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang