"You're the child of Athena," kata seorang pria setinggi 6 kaki. Ia menodongkan sebuah pedang tepat ke arah mata Tsukishima Kei.
"Wow-wow, easy dude," Tsukishima mundur perlahan. Ia mencoba menjauhkan ujung pedang yang tajam itu dari dirinya, "Bisa kau hentikan omong kosong itu? Look now, what do you want from me?"
"Berhenti bertingkah seolah kau tidak mengerti, bung. Kau ikut kami sekarang juga" kata pria itu. Sekilas, pedang di tangan pria itu mengecil menjadi sebuah bolpoin yang tidak berbahaya.
"Kami?" Tsukishima mengarahkan pandangan ke sekeliling. Namun pria light-blonde itu tidak menemukan siapapun di trotoar selain dirinya dan pria berambut hitam pekat yang barusaja menodongnya dengan pedang.
Belum lama Tsukishima bertanya-tanya maksud dari pria aneh itu, tiba-tiba muncul seorang pria lain dari kegelapan.
Pria yang ini tampak tidak bersahabat. Matanya hitam kecoklatan dan tampak berkantung. Seolah-olah ia tidak tidur selama 48 jam. Ia memakai jaket hitam dan berambut hitamnya acak-acakan.Oh God, apa dia malaikat maut? Batin Tsukishima dalam hati.
Ketegangan berubah, mendadak muncul pria lain berambut pirang dengan mata biru yang tersenyum lebar guna mencairkan suasana. Ia memakai baju oranye aneh dengan tulisan CHB persis seperti pria penodong pedang sembarangan. Bagi Tsukishima, pria pirang itu tampak tidak berbahaya. Alih-alih menyeramkan dan aneh, ia tampak sebercahaya matahari meski hanya berupa kiasan.
"Berhenti menakutinya, Death Boy," kata pria itu. Salah satu tangannya merangkul bahu pria serba hitam sebelumnya.
"Ya ya, terserahlah," gerutu dark guy sambil menepis tangan pria matahari.
"Oh, ayolah. Jangan buat orang spesial ini sedih dengan berkata kasar, di Angelo," lanjut pria matahari sedikit merajuk.
Melihat tingkah kedua pria itu, Tsukishima mulai membenarkan kacamatanya.
Koreksi- pria matahari sama anehnya dengan kedua pria tadi.
Si dark guy tampak mengukir senyum tipis di bibirnya. Tampaknya kedua orang itu adalah sahabat"Will, kau membuatku malu. Argh!! Lupakan" dark guy mengalihkan pandangan pada Tsukishima dan berkata, "Intinya adalah, i know you don't know anyting. So, follow us and you'll be save"
"What? Why? Aku akan selamat dari siapa?" tanya Tsukishima yang masih kebingungan. Ingin rasanya ia berlari menjauhi tempat itu. Tapi otak cerdasnya seolah menolak dan memutuskan untuk mengorek penjelasan lebih.
"Kita tidak punya banyak waktu. Cyclops itu mendekat," kata dark guy dengan nada serius, "Percy, bawa pria asia menyebalkan ini ke Mrs. O'Leary dan pulanglah ke camp half blood sekarang. Biar aku dan Solace menyebalkan ini yang urus cyclops itu."
"Hey! Tidak adil! Aku ingin memukul pantat cyclops itu karena berani menghajar Tyson sebulan lalu. Lagi pula, kenapa cyclops gila itu berada disini? Bukankah kita sudah menghabisinya?" jawab pria yang disebut Percy itu.
"Kita sudah bahas ini sebelumnya, Percy. Lakukan perintahku! Segera!" Nico berteriak dan bumi bergetar membuat tanah terbelah. Serentak, muncul kawanan zombie dari tulang belulang. Jujur saja, bagi Tsukishima hal itu tampak tidak logis dan aneh.
Mungkin aku sedang bermimpi buruk, pikir Tsukishima.
Walaupun berada dalam situasi yang baru dan terlampau sulit untuk dipahami, Tsukishima mau saja berlari mengikuti Percy untuk menyelamatkan diri. Agak jauh dari sana, Tsukishima melihat dengan jelas. Muncul monster besar yang menakutkan dan bermata satu. Insting bertahan hidupnya mengatakan bahwa ia akan selamat dari makhluk menyeramkan itu hanya jika ia mengikuti perintah orang-orang sinting yang barusaja ia temui.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Camp (Tsukishima Kei X Reader)
Fanfiction"You're the child of Athena," kata lelaki bermata sehijau lautan. Siapa yang tahu petualangan baru akan dimulai setelah latihan voli akhir semester Tsukishima Kei? "Well, i think you can be the best," seru [Name] sambil tersenyum Warning!! OOC, Gaje...