Chapter VIII

271 52 11
                                    

"Oke, mari kita laksanakan rencana A dengan baik!" seru tiga kawan Tsukishima.



"Yosh!!"









Entah mengapa aku mendapat firasat yang buruk mengenai rencana ini, batin Tsukishima.


Tenang, Tsukki. Author juga rada-rada khawatir :) bukan kamu aja.




Yaelah thor~










"DAICHII-SAAANN!! HUWAAA!! TOLONG BANTU KAMIII!!!!" seru Hinata.

"IYAA DAICHI-SAANN!! PACAR TSUKISHIMA DIREBUT SAMA KETUA NEKOMA?!!" Yamaguchi menyahut dengan menambahi rengekan dan berlutut di depan kaki senpai yang telah lulus itu.

"BANTUIN KAMI NGEREBUT PACARNYA SI MATA EMPAT SIALAN ITUU!! KASIAN DIAA!!" Hinata melanjutkan.

"TSUKISHIMA KABARNYA JUGA BELUM MAKAN LIMA HARI GARA-GARA PATAH HATI. DIA KEMARIN JUGA MURUNG DAN HAMPIR BUNUH DIRI." Ucapan Kageyamabisa dibilang lebih cool. Tapi apa yang dia ucapkan sempat membuat Daichi-san jantungan.





Lebih baik aku mati jika begini, seru Tsukishima lagi dalam keheningan.









"APAA?! TSUKISHIMA BISA PATAH HATI?! OKE! FIKS. TELPON SI SUGA DAN ASAHI! KITA LATIAN SEKARANG JUGA?!"



Huh? Berhasil?!! Sumpah?!




"Jadi ini maksud dari rencana A??" bisik Nico didekat Tsukishima. Tentunya pria itu enggan untuk menjawab. Ia memutar bola matanya dan menghela napas.

"Awalnya bukan begini. Tapi ya? Lebih baik seperti ini saja."

"Aku serahkan padamu, deh. Rasanya kau mulai ahli memanipulasi orang dengan kecerdikanmu. Dasar, anak Athena. Kalian gudang strategi rupanya."

"Haha, termakasih."

***

"[Name], ayolah. Makan sesuap nasi saja! Jangan merepotkan yang lain" terdengar suara Will Solace dari dalam kamar tamu.

"Ada apa?" tanya Tsukishima sambil memasuki kamar.

"[Name] tidak mau makan. Sudah hampir dua hari dia belum makan. Ini tidak baik untuk kesehatannya. Lihat saja dia! Menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut tebal!"

"Aku akan menjaganya. Kau beristirahat saja, Will. Selain itu, tampaknya Nico melukai pergelangan kakinya karena ikut-ikutan latihan voli."

Will terperangah. Sedetik kemudian, pria itu sudah berlari menuju tempat Nico di Angelo yang tengah bermain dengan kucing tengkorak di teras.

"Hey" Tsukishima mengguncang bahu [Name].

"Apa? Pergi sana!"

"Oke. Aku akan pergi. Tapi-"


"Tapi apa?"

"Apa makanan ini boleh kumakan saja?"

"Huh? Kenapa?!"

"Bukankah sayang jika makanan ini dibuang? Diluar sana, masih banyak orang yang tidak bisa makan makanan seenak ini."

"......." [Name] tidak merespon.



"Jadi, apa aku boleh memaka-"

"Kenapa tidak suruh demigod demeter untuk menumbuhkan makanan untuk orang-orang seperti itu?" [Name] serentak membuka selimut yang menutupi seluruh wajahnya dan duduk sigap seolah ia anak yang sehat walafiat.

"Tidak semudah itu!"

"Tapi memang semudah itu bagi anak Demeter!"

"Kau- argh! Tidak penting. Kau mau makan ini atau tidak?"
Please jawab kamu mau makan, [Name]. Tubuhmu kurus kering seperti itu. Bagaimana kau bisa bertahan?!

"Kenapa aku harus makan?"

"Jika kau ingin Hades segera menjemputmu secara pribadi, kau boleh saja tidak makan."

"Apa itu artinya aku akan segera pergi ke elysium?"

"Tidak, padang asphodel."

Note : Padang asphodel adalah taman bagi orang mati di kawasan Hades. Tetapi Padang asphodel tidak seindah Elysium yang diperuntukkan bagi orang-orang suci dan para pahlawan

"Apa?! Kenapa aku harus masuk padang asphodel? Bukankah aku ini demigod?! Aku pahlawan tahu?!"

"Ya, tapi kau masih tergolong kurang baik untuk memasuki elysium. Buktinya kau tidak mau makan makanan yang merupakan berkat"

"Ee??!!"

Hadeh~ Bagi Tsukishima, sejak dulu [Name] memang selalu bertingkah bagaikan anak kecil. Sehingga sering kali [Name] dibodohi oleh orang sekitar. Terutama Tsukishima sendiri yang paling sering mengerjai anak manis itu.

"Jadi? Mau makan sekarang?"

"Errr- um-"

"Aku akan menyuapimu saja kalau begitu!"

"Wha-? W-wait-!!"

Tangan Tsukishima segera menyendok bubur ayam yang dibuat spesial oleh Will dan menyodorkannya dengan paksa ke mulut [Name].

"Akh ha mo ama"

"Telan dulu"

"Hmph!"

Tsukishima terkekeh melihat ekspresi [Name].

Andai saja semua baik-baik saja.


















































"Aku tidak tahu siapa namamu," ujar [Name] tiba-tiba, "apa aku boleh tahu, sekarang?"

"Belum. Aku jamin kau akan pingsan lagi jika mendengar namaku."

"Usotsuki!"

"Aku tidak bohong. Tapi untuk sementara, kau bisa menyebutku 'my friend'"

"Aneh"

"Terimakasih banyak"


































"my friend aku bosan. Aku ingin jalan-jalan."

"Huh? Bukankah Will melarangmu?"

"Aku tahu! Tapi aku baik-baik saja. Lihat-?! Auch!"

[Name] mencoba berdiri, tetapi tak lama kemudian dia kehilangan keseimbangan. Bisa saja ia terjatuh ke lantai jika ia tidak lebih dulu ditangkap oleh Tsukishima.

"Kau masih sakit. Istirahatlah."

"Aku gak mau! Aku mau lihat matahari terbenam! Pasti indah!!"

"Bukankah kau bisa melihat melalui jendela?"

"Tidak! Tidak mau!! Ayah benci tempat sempit untuk melihat pemandangan luas. Oleh karena itu dia jadi matahari!  Dia bisa lihat semua dari atas sana!"

"Lalu korelasi dari dua pernyataanmu apa?"

"Well? Darahnya menurun padaku! Aku mau lihat matahariii"

Hadeuuh. Kenapa sekarang aku jadi babysister- eh bukan, babybrother ? Hm?
"Baik-baik. Naik ke punggungku. Mungkin kalau kau pergi denganku, Will akan setuju."

"Yeaayyy!!!"









Lagi pula, tidak akan terjadi apa-apa kan? Hanya melihat pemandangan

















[ ]

The Camp (Tsukishima Kei X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang