[9]

3.1K 312 15
                                    

👑👑👑

Tangan kekar milik seseorang yang sangat berpengaruh di Kerajaan Air di masukan ke dalam sebuah baskom yang berisi air. Saat tangan itu terangkat, air yang tadinya jernih kini berubah menjadi merah. Tangan itupun berubah menjadi merah.

Hal itu membuat seorang wanita yang berdiri di belakangnya berucap dengan formal, "Tuan, sudah saatnya air merah datang," ucapnya dengan tangan yang di satukan dan sedikit membungkukkan tubuhnya.

"Sepertinya alam para Dewa akan menyambut Kaisar baru setelah 3.200 tahun," sahutnya pelan, "Dimana Raja?"

Sedangkan di lain tempat, seseorang tampak mencelupkan sebuah kuas dengan ukuran besar di wadah yang sudah di siapkan dengan warna di dalamnya. Laki-laki yang memegang kuas besar yang bahkan ukurannya melebihi dirinya itu menggerakkan tangannya pada selembar kanvas besar.

Laki-laki itu tampak menggambar sebuah wajah. Dan gambaran tersebut hampir selesai, hanya tinggal menggambar bola mata pada wajah sempurna itu. Tatapan matanya menatap objek yang ia gambar. Lalu berucap dengan sopan, "Sungguh murah hatimu Baginda, memberikan hamba yang rendahan ini untuk bisa di beri kehormatan melakukan ini,"

"Hamba mengerti mengapa langit memilih Baginda untuk meninggalkan singgasana, mengganti dengan penerus anda. Sebagai hormat saya, ijinkan saya melakukannya," laki-laki itu sedikit menunduk, "Sudah waktunya untuk melukis mata Baginda,"

Para dayang yang bertugas untuk mengipasi sang Baginda menggelengkan kepala menatap pelukis itu, seakan melarangnya untuk berbicara. Salah satu dayang pun menatap pelukis itu tajam dengan bibir yang bergerak jamun tanpa suara, "Dia sedang tidur," diikuti dengan gerakan tangan yang diletakkan di samping kepalanya yang sengaja dimiringkan.

"Sentuhan terakhir, hahh," gumam pelukis itu seraya menghela nafas dengan kedua bahu yang merosot.

"Raja," Seorang dayang yang tiba-tiba datang menunduk rendah dan berucap, "Tuan petinggi memanggil Baginda,"

Raja memilih tetap diam pada posisinya semula. Tidak bergerak dan masih memejamkan kedua matanya, "Katakan padanya untuk jangan terlalu sering memanggilku," ucapnya datar dan rendah.

"Air di Negeri Air berubah menjadi merah. Jadi, beliau mengatakan bahwa Baginda harus membuat persiapan," dayang tersebut semakin merendahkan badannya dengan tangan yang ia kepalkan di depan kepalanya.

Kelopak mata itu terbuka, menampilkan irish onyx yang kelam bagaikan jurang tanpa dasar. Tatapannya membuat semua orang yang berada di sana menunduk. Kecuali pelukis yang masih memegangi kuas besar. Ia dengan senyuman cerah segera melanjutkan untuk melukis mata sang Dewa. Dan menyelesaikan lukisan sempurnanya.

👑👑👑

Sasuke menatap peta yang sesekali mengeluarkan cahaya di tangan Petinggi Kerajaan. Tatapannya tajam seperti biasa.
"Apa Raja tahu tentang ini juga?" tanyanya datar.

"Beliau sangat senang. Beliau telah lama menantikan air merah untuk waktu yang lama," jawab Petinggi itu dengan kedua tangan yang ia letakkan di belakang tubuhnya.

"Aku sekarang mengerti, mengapa ia sangat lelah. Beliau telah lama menjadi raja," gumam Sasuke pelan. Tatapannya lurus ke depan sampai Petinggi Kerajaan menunjukkan sebuah peta dengan ukuran yang lebih besar padanya.

Charmed of Goddess - FINISH!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang