18

762 113 29
                                    

Jihyo menondongkan pedangnya kedada jungkook yang menatap heran dan kagum terhadap kecantikan jihyo. Jihyo sendiri merasa sedikit gugup kala menyadari rambutnya lepas terurai

Jungkook menatap ujung pedang yang mengarah kedadanya ,lalu menatap jihyo sehingga keduanya saling bertatapan cukup lama.

"anda telah kehilangan konsentrasi anda ya mulia. Karena hal itu saya berpikir bahwa anda telah kalah" ucap jihyo memecahkan lamunan jungkook yang sedari tadi menatapnya

Saat tersadar, jungkook segera beranjak pergi sebelum jihyo menahannya

"jangan, jangan pergi" jungkook berhenti ditempat "atau ujung pedang ini akan menusuk dada anda" ucap jihyo

Jungkook menatap jihyo dan mengurungkan niatnya untuk pergi "kau salah sasaran ratu jihyo, aku adalah orang yang tak memiliki hati" jawab jungkook

"tak ada seorangpun yang bisa hidup tanpa hati ya mulia" ucap jihyo lalu melemparkan pedang kepada jungkook yang dengan sigap menangkap pedang itu.

Jihyo melangkah pergi melewati jungkook sampai dia berhenti karena mendengar ucapan jungkook berikutnya

"kau adalah orang yang pertama mengalahkanku ratu jihyo" jungkook berjalan kearah jihyo "tapi kenapa kau tak membunuhku?" tanya jungkook

"aku tidak bisa membunuh orang yang tak bersenjata ya mulia" jawab jihyo tanpa menoleh kearah jungkook

Jungkook tersenyum mendengar jawaban jihyo. "aku kalah bukan karena kesalahanku, tapi salahkanlah kecantikanmu itu" ucap jungkook lalu pergi

Jihyo terpana mendengar kata kata jungkook, tapi ada sebersit rasa senang di hatinya mendengar pujian tak langsung itu. Jihyo kembali kekamarnya untuk berganti pakaian dan secara tidak sadar dia tersenyum hanya karena kata kata dari jungkook.

👸👸👸

Di kamarnya, nayeon menatap apel dengan pandangan tidak suka. Dia terus mengingat kejadian saat jihyo dan jungkook ber adu pedang. Ternyata dia tidak benar benar pergi saat itu, dia kembali dan melihat jungkook membuka cadar yang di kenakan jihyo dan lebihnya lagi dia melihat jungkook menghimpit jihyo di dinding

Nayeon tersulut api cemburu. Dia mengambil salah satu koleksi pedangnya di dalam lemari. Dia berusaha mengeluarkan bilah pedang tetapi sangat kesusahan sampai jungkook datang dan membuka bilah pedang itu dengan mudah.

"kau sangat pandai memanah tetapi tidak dengan bermain pedang" ucap jungkook

Nayeon kesal dan memunggungi jungkook

"jangan bilang kalau kau melihat aku bermain pedang bersama jihyo? Karena itu kau tertarik dengan pedang, sampai kau juga ingin bermain pedang?" ucap jungkook

Nayeon berbalik dan menatap jungkook kesal

"musuhmu akan melakukan hal yang sama seperti jihyo. Tetapi aku senang karena kau bisa mengalahkannya" ucap nayeon

Jungkook tersenyum "sepertinya kau tidak menonton sampai akhir nayeon. Jika kau berpikir aku mengalahkan jihyo, maka kau salah besar. Dia bermain pedang sebaik dia bermain catur" jawab jungkook

"jangan berkata baik tentang musuhmu jungkook" protes nayeon

"aku tidak memujinya, tapi aku hanya berkata jujur. Dia sangat berbakat" ucap jungkook memanas manasi nayeon

"jangan bicara lagi" ucap nayeon semakin kesal

"apakah kau cemburu?" tanya jungkook sambil menaikkan sebelah alisnya

Nayeon terdiam dan langsung menyadari tindakannya. Kedua pipinya memerah sehingga membuat jungkook tersenyum gemas

"ruangan selir adalah milikku. Untuk menjalankannya di butuhkan pikirian, bukan senjata. Tidak seperti jihyo yang tidak bisa memimpin ruangan selir" jawab nayeon melenceng dari pertanyaan jungkook

JIHYO JEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang