1

72K 1.4K 26
                                    

Namanya Lena. Lena lalu titik. Tidak ada embel-embel apapun di belakang namanya.

Dia terlahir sebagai sebatang kara. Yatim piatu dan tidak mempunyai siapapun selain teman-teman sepanti asuhannya yang selalu berubah-ubah. Dia tidak mempunyai keluarga dan juga teman yang tetap. Semua teman-teman yang mulai akrab dengannya satu per satu pergi karena sudah diasuh oleh keluarga yang tidak memiliki anak atau setidaknya merasa kasihan dengan salah satu dari mereka, penghuni panti.

Tapi sayangnya Lena yang sepertinya memang lahir dengan nasib sial karena sedari awal dia menghirup nafas, gadis kecil itu telah ditinggalkan oleh orang tuanya, dan sekarang tidak ada yang ingin mengasuhnya.

Tidak ada yang salah dengannya.

Dia hanya sedikit pendiam di bandingkan anak panti yang lain. Tapi tidak ada yang salah dengan itu.

Di luar sikap pendiamnya, Lena adalah anak kecil yang penurut dan juga tidak pernah membuat masalah seperti teman pantinya yang lain. Dia juga senang membantu pengurus pantinya. Mengangkat barang, membersihkan, mengupas bawang atau apapun itu yang bisa dia kerjakan akan Lena kerjakan kalau bisa. Tapi sayangnya tidak ada yang bisa melihat kebaikannya itu.

Dia juga jarang menangis atau merengek jika ada suatu hal yang sedang mengganggunya. Lena akan memilih diam dan menangis nanti saja saat semua orang tidak lagi berada di dekatnya dan dirinya tinggal sendirian.

Dan setelah semua itu masih tidak ada yang ingin mengasuhnya membuat dirinya sedih tapi tidak bisa berbuat banyak.

Lena tidak meminta untuk dilahirkan. Dia juga tidak meminta untuk ditinggalkan sebatang kara seperti ini. Menjadi pendiam dan juga kurang bisa bergaul bukanlah kemauannya. Dia hanya berusaha untuk menjadi baik tapi tidak ada yang ingin melihatnya sampai-sampai gadis kecil itu menyerah.

Lena hanya bisa melihat dengan tatapan polos dan irinya setiap kali teman-teman sepermainannya satu per satu menghilang dan menjadikannya salah satu anak yang paling tertua di panti tempatnya tinggal.

Walaupun sebenarnya ada yang lebih tua dari pada Lena. Brenda contohnya. Kakaknya itu berumur 7 tahun, lebih tua 3 tahun darinya. Tapi beruntungnya, kakaknya itu sudah pernah ingin di adopsi oleh salah satu keluarga yang datang, walaupun pada akhirnya Ibu panti menolak karena Brenda yang bersikeras tidak ingin pergi dari panti. Lalu pada akhirnya kakaknya itu tumbuh besar di panti hingga sekarang sambil membantu Ibu pengurus panti.

Setidaknya Brenda lebih beruntung daripada Lena. Dan setidaknya Brenda tidak perlu menangis setiap malam, diam-diam, karena merasa tidak diinginkan.

Lena menghela nafas lalu kembali memasang tampang datarnya agar tidak ada yang tahu apa yang dia rasakan.

Tidak apa-apa. Lena berbisik dalam hati. Setidaknya jika tidak ada yang mau mengadopsinya dia bisa tinggal di panti sampai tua nanti dan menganggap Ibu pengurus panti sebagai Ibunya, keluarganya.

Kakak Brenda juga ada, Lena kembali berbisik sambil menatap polos Brenda yang sedang berdiri di dapur untuk membantu Ibu pengurus panti mencuci piring.

Tidak apa-apa jika tidak ada keluarga yang mau mengadopsinya. Karena Lena bisa membangun keluarganya sendiri di sini bersama Ibu panti, Brenda dan juga anak-anak panti yang lain.

Lena tersenyum lalu bangkit berdiri dari duduknya untuk berlari mendekati Ibu panti. Memeluk kaki wanita paruh baya itu sambil cengengesan karena pemikiran yang baru saja dia buat untuk menyenangkan dirinya sendiri.

Tidak apa-apa jika tidak ada yang menginginkan Lena di luar sana. Tidak apa-apa juga kalau seluruh hidupnya nanti dia berikan untuk mengurus panti dan menemani keluarga sementaranya di sini. Karena, jika memang inilah jalan hidupnya dan inilah semua yang Tuhan berikan padanya, Lena kecil akan bersyukur karena setidaknya dia di berikan nafas untuk hidup walaupun mungkin jalan hidupnya akan sedikit pahit nantinya.

 TBC

Daddy?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang