8

1.6K 237 31
                                    


Lorong kelas sebelas mendadak menggila ketika laki-laki berambut biru itu menginjakan kakinya. Para gadis berlarian mengikutinya dari belakang sambil teriak-teriak dan berbisik-bisik, siapa dia, dia anak baru? Memang tak salah, laki-laki itu terlihat tampan dan sangat mirip dengan penyanyi idola yang sedang hits, V.

"Wow, popularitas mu tak menurun setelah kau terkontaminasi produk luar negeri."

"Apa maksudmu? Kau tahu aku masih brand ambasador Lotte. "

Jennie, gadis yang sejak tadi berdiri dan terkesan mengawal Taehyung tertawa terbahak mendengar candaan masa kecil mereka dimana Lotte adalah permen wangi yang hits pada zamannya sampai-sampai Taehyung pernah mengusap permen itu ke bajunya dan jadilah ia brand ambasador Lotte.

"Kemarin aku semalaman mencari kacamata untuk mu. "

Langkah kaki Jennie tiba-tiba terhenti dan matanya melebar melihat dari arah berlawanan ia melihat Kyungsoo dan Irene yang berjalan bersama, dan berpapasan, seperti tak melihat Jennie, mereka berdua berlalu begitu saja.

Jantung Jennie berdegup kencang,  ia ingin marah, dan berteriak. Tapi untuk apa? Bagi Kyungsoo, Jennie bukan siapa-siapa lagi begitu juga sebaliknya, tapi ia juga tidak tahu kenapa ia membenci keakraban Irene dan Kyungsoo.

"Kau kenapa? Kau mengenal mereka?"

Jennie tersadar dan menggeleng melihat Taehyung yang terlihat kawatir dengannya.

"Mana mungkin, mereka mungkin mengenalku, tapi aku tidak. "

Jennie melangkahkan kakinya lebih dulu dari Taehyung yang keheranan dibelakangnya. Mengajaknya buru-buru meninggalkan tempat itu seolah ada yang mengejarnya.

Taehyung dan Jennie. Dua sahabat kecil dengan rumah berhadapan dan sempat satu sekolah ketika menengah pertama. Taehyung itu usil, banyak tingkah, tidak bisa diam, periang pintar dan tampan. Semua sifat Taehyung itu berkebalikan dengan Jennie yang malas gerak, galak, pemberani dan lebih banyak diam jika sendiri.

"Sudah hampir tiga tahun kita tidak bertemu, apa kau punya pacar di daerahmu? " Tanya Jennie yang saat ini memilih Taehyung untuk duduk di kantin. Ralat, Taehyung yang minta, karena ia memang tidak sarapan karena tinggal sendiri.

"Tentu saja, semua gadis ingin jadi pacar ku. "

Tak!

"Aww! Kenapa kau melemparku dengan sendok? "

"Kupikir tingkat percaya dirimu semakin menjadi-jadi, jadi aku perlu mencegahnya supaya kau tetap membumi! "

Taehyung mendengus kesal, selalu seperti ini sejak dulu, ia dan Jennie tak se-akur itu.

"Jennie, kau di-"

Rose terdiam melihat laki-laki berambut biru di depan Jennie yang asing dimatanya. Taehyung juga masih mengenakan baju bebas, bukan seragam sekolah.

"Rose, dia Taehyung. Teman ku. "

Buru-buru Rose tersenyum lalu menjabat tangan Taehyun dan kemudian duduk di sebelah Jennie.

"Kau tidak pernah cerita jika punya teman berambut biru. "

Jennie menyikut Rose yang selalu dengan kebiasaan bicara asal.

"Kau pasti Rose dan dimana Jisoo? "

.......

Kyungsoo melirik kotak makan yang ada di mejanya. Beberapa minggu yang lalu ia selalu datang ke sekolah dengan membawa dua bekal. Satu untuknya dan satu untuk Jennie. Ia tak tahu jika rasanya menjadi se-sepi ini.

"Kau membawa bekal? Aku juga. "

Kyungsoo menatap Irene yang sudah dengan cerianya berdiri di depan Kyungsoo dan membawa bekalnya.

"Ibuku membuatkan ku sup iga, kau mau. "

"Tidak. Terimakasih. "

Irene mengangguk. Ia menyadari sikap berbeda Kyungsoo setelah kembalinya Jennie. Ia tak tahu hububgab apa yang dibangun keduanya sehingga Kyungsoo merasa sangat kehilangan. Jennie hanya mampir sebentar dalam hidup Kyungsoo, tapi Kyungsoo seakan kehilangan hidupnya saat Jennie tak ada.

Andai Kyungsoo tahu, Irene ingin diposisi Jennie.

Ia tak tahu kapan mulai memperhatikan laki-laki pendiam, yang pintar dan perhatian, dan sering di bulli itu. Ia tak tahu sejak kapan, ia ingin menjadi satu-satunya yang bisa mengetuk hati Kyungsoo.

"Yak Do Kyungsoo! Ada yang merusak sepedamu! "

Kyungsoo menghela. Hidup damainya sudah hilang, ia hampir melupakan itu.

"Pasti Kang Daniel lagi. "

Irene berdiri, tapi Kyungsoo menghentikannya.

"Makanlah. Itu urusan ku. "

Kyungsoo berdiri dengan rapuh. Sepedanya babak belur, dan mungkin sesaat lagi tubuhnya yang babak belur.

Kyungsoo melihat beberapa anak tertawa dengan terus menendang sepedanya. Menumpahkan sampah, menyiram dengan air ember, dan tak ada raut penyesalan dari mereka. Kyungsoo berbalik, tak ada niat untuk mendramatisir keadaan dengan dia memohon-mohon agar mereka berhenti. Karena mereka tak akan berhenti.

"Kenapa kau diam? "

Kyungsoo berhenti. Suara gadis yang beberapa hari ini tak di dengarnya, kini menyapa gendang telinganya. Jennie berdiri di depannya.

"Kau tak bisa mempertahankan harga dirimu dengan menyerah. "

Kyungsoo mendongak, "Apa pedulimu? " bukan itu, bukan itu yang ingin diucapkan Kyungsoo. "Kau juga bagian dari mereka. "

Jennie terperangah. "Kau memintaku untuk melakukannya? "

Kyungsoo terdiam. Jennie maju ke arah beberapa siswa itu dan menimpuk salah satu dari mereka dengan kerikil.

Semua mata langsung mengarah pada Jennie dan sebagian mereka terperangah.

"Wow! Kim Jennie! "

"Hentikan atau kalian mati! "

Gertakan Jennie justru membuat mereka mengeluarkan smirk khas berandalan sekolah.

"Yak Kim Jennie, ini bukan urusan mu! "

"Tentu saja ini urusanku. Kau mengganggu... " Jennie menggantungkan kalimatnya.

".... Kekasih ku. "

Kyungsoo membelakakan matanya. Begitu juga mereka. Ia tak bisa berpikir apa yang dikatakan Jennie saat ini.

"Yak Jennie, apa yang kau lakukan! " teriak Jisoo dan Rose di seberang. Mereka tak mau mendekat karena Jennie benar-benar dekat dengan singa-singa itu.

"Kau melindungi bocah itu! "

dibelakang berandalan itu, Kang Daniel muncul dengan gaya sok pemimpin nya.

"Dia bukan tipe mu. "

"Kau tak tahu apapun. Cepat punguti sampah-sampah itu atau kau akan meninggalkan sekolah ini, selamanya." ancam Jennie. Daniel mendecih, lalu dengan santai ia menyuruh orang-orang itu melakukan apa yang dipinta Jennie.

Kyungsoo menautkan jemarinya. Ia marah, ia merasa menjadi pecundang,  ia membencinya. Kyungsoo berbalik meninggalkan Jennie tapi langkah nya berhenti karena dihadang laki-laki asing berambut biru.

"Siapa kau? "

"Kau pacar Jennie. "

"Bukan. "

Jennie berlari ke arah Kyungsoo dan Taehyung. Ia menarik tangan Taehyung meninggalkan Kyungsoo tanpa kata.

"Kau membuatku selalu menjadi pecundang. "

.....

Lik, Follow and Comment!



Nice GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang