Kim Jennie

4.9K 331 33
                                    

∞∞∞∞

"Kita putus."

"Yak, bagaimana bisa kau mengatakan ini dengan mudah."

Jennie, gadis itu tersenyum tipis melihat laki-laki di depannya yang mulai merengek karena ucapannya untuk putus.

"Kita baru memulainya Jennie, aku bahkan sudah berkata pada ibuku kalau kau- akan jadi menantunya. Tapi kenapa-"

"Aku sudah bosan dengan mu! Satu minggu dengan mu seperti satu abad. Kau membosankan, bau, suka kentut sembarangan, kau pikir kau tipeku?"

"Jennie..."

"Jangan berharap, bodoh!"

Lagi, bukan sekali ini Jennie melakukan hal itu. Ini sudah kesekian kalinya ia menyakiti perasaan lawan jenis yang awalnya di berinya harapan. Hanya satu minggu, ia hanya ingin bermain-main.

"Apa? Kau putus dengan Kim Jongin?"

Jennie hanya mengangguk sembari tangannya sibuk dengan perapi kuku yang baru dibelinya di Amsterdam, merk nya Chanel, favoritnya. Rose dan Jisoo, sahabat Jennie hanya menggeleng-gelengkan kepala. Mereka sudah tahu tabiat Jennie yang suka mempermainkan laki-laki. Itu sebabnya dia di juluki bad girl, dia seorang player yang handal dengan wajah cantik dan berkelasnya.

"Oh Sehun, Park Chanyeol, Kim Jongin, kau tidak takut mereka akan balas dendam padamu? Kau tahu persahabatan mereka retak gara-gara mu?" Jisoo frustasi dengan kebiasaan Jennie ini. Bagaimana tidak, dalam tiga bulan, Jennie sudah mengencani tiga sahabat sekaligus dan mencampakan mereka begitu saja.

"Aku yakin mereka takut padaku. Mereka tidak berani macam-macam. Lagipula mereka yang memohon untuk jadi pacarku. Bukan aku!"

Benar, memang benar. Pesona Kim Jennie sangat luar biasa. Dia bisa tampil sangat keren dan cantik di saat bersamaan. Auranya sangat kuat, dan dia memang sosok yang sangat kuat. Pantang menangis, katanya.

Fakta jika orang tua Jennie adalah pemilik sekolah ini juga mengukuhkan pangkatnya. Tidak ada yang berani, semuanya tunduk dan berharap dekat dengannya. Walaupun yang Rose dan Jisoo tahu, Jennie sangat jarang menceritakan tentang kedua orang tuanya, mereka tidak cukup dekat.

"Aku akan ke Gangnam. Bilang saja aku sakit."

Lagi, seperti inilah Jennie, suka membolos seenaknya. Jisoo dan Rose lah yang bertugas meng-handle semuanya.

"Yak! Jennie!"

•••••

Dagh dagh dak!

Sepeda itu terjatuh bersamaan dengan pengendaranya saat sebuah mobil mewah keluar dari gerbang sekolah dengan terburu-buru sementara ia akan memasuki gerbang sekolah. Laki-laki segera mencari kaca matanya yang jatuh supaya bisa melihat dengan jelas siapa yang menabraknya.

"Astaga! Mobilku!"

Teriakan itu bersamaan ia berhasil menemukan kacamatanya. Dilihatnya, gadis cantik berseragam tengah melotot padanya. Beberapa siswa-siswi sudah mengerubunginya dan berbisik-bisik, sementara ia masih bingung dengan situasinya dan siapa yang menabraknya.

"Kau! Kau harus mengganti mobil ku!"

Laki-laki itu terkejut. Bagaimana bisa gadis di depannya memintanya untuk ganti rugi sementara sepedanya sudah patah menjadi dua.

"Aku- aku tidak melakukan apapun." Ucapnya

"Tidak melakukan apapun! Kau tidak lihat mobilku yang mahal ini rusak karenamu!"

Laki-laki itu melihat sedikit penyok dan goresan panjang pada mobil berwarna hitam itu, ia menatap gadis yang belum bisa terlihat jelas di matanya karena kacamatanya retak.

"Lalu bagaimana dengan ku? Sepedaku, kacamata ku? Mereka rusak karena mu."

Gadis itu melotot tak percaya, laki-laki culun di hadapannya ini berani minta pertanggung jawaban Jennie padahal sudah jelas,

"Jennie!"

Jisoo dan Rose datang setelah banyak kasak-kusuk di gedung sekolah jika Jennie menabrak seseorang.

"Astaga, apa yang kau lakukan Jennie."

Jennie memutar matanya, melihat kedua teman baiknya yang ikut menyalahkannya.

"Diamlah. Kau mau ganti mobilku atau kau mau dikeluarkan dari sekolah ini!"

Semua mata terkejut. Seperti inilah jika berurusan dengan Kim Jennie. Semua berujung pada ancaman akan di keluarkan dari sekolah.

"Jennie, tapi kau lihat kondisinya-"

"Terserah! Si Culun ini harus bertanggung jawab."

"Aku yang akan menggantinya."

Semua mata tertuju pada sumber suara di belakang laki-laki malang yang hanya bisa tertegun itu. Seorang gadis cantik, tidak kalah sama Jennie, masuk dari kerumunan pagi itu.

"Oh, baguslah. Siapapun kamu, harus mengganti mobil ku dengan cepat."

Jennie masuk kedalam mobilnya cepat. Mesinnya dinyalakan, membunyikan klakson keras-keras dan-

Dia pergi dengan melindas sepeda laki-laki itu dengan ban mobilnya. Semua mata tercekat, miris melihat nasip laki-laki berkacamata itu.

"Kyungsoo."

Laki-laki itu menoleh pada gadis yang sudah berkata akan mengganti mobil Jennie.

"Jangan lakukan Irene, atau itu akan melukai ku. Aku akan menghadapinya sendiri."

Kyungsoo mengambil tasnya yang masih tergeletak dan berjalan meninggalkan kerumunan dengan bisik-bisik di belakangnya.

Follow, Vote, comment juseyo~

Nice GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang