34 - Pergi

161 20 1
                                    

Setelah memikirkan masak-masak, aku memilih bolos lagi saja hari ini. Dibandingkan aku kelaparan seperti hari-hari kemarin. Aku kembali berkeliaran. Mencoba menjadi anak nakal kali ini.

Rasanya, yah, lumayan lebih menyenangkan berdiam diri di ruang teater sebenarnya—Ah, hentikan. Aku hanya perlu berfoya-foya lalu pulang kerumah tepat waktu.

Saat menyenangkan seperti ini, waktu cepat sekali berlalu.

Karena baru kali ini menjadi anak nakal, aku lupa menyusun strategi. Aku tidak memperhitungkan jika pihak sekolah akan kehilangan salah satu anak cerdas yang sudah tidak masuk sekolah semala tiga hari berturut-turut.

Bukannya bertanya apa yang terjadi pada anaknya sampai memilih bolos sekolah, aku mendapat tamparan dan cecaran kekecewaan. Sebenarnya aku sudah terbiasa, tapi entah kenapa hari ini mulutku gatal untuk bicara.

"Tidak adakah yang bertanya apa yang terjadi disekolah? Kenapa aku bolos? Atau apa aku baik-baik saja?"

Mereka diam, hanya sebentar sebelum gensi kembali menghampiri. Aku tahu gen keras kepalaku didapat dari siapa.

"Kenapa tidak sekalian saja kau juga pergi dari rumah?"

"Begitu?" Lihat aku keras kepala. "Baiklah." Aku berbalik dan melangkah berjalan menjauh.

Entah kemana.

Padahal sebentar lagi gelap. Tanpa ponsel dan kelemahanku yang tidak hafal jalan, aku pasti sukses menjadi orang terlantar di kota.

Capek berjalan, aku berehenti di taman bermain yang hanya diterangi lampu taman yang redup. Aku duduk di ayunan sambil menatap sekitar.

Aku melirik jam tangan yang menunjukkan pukul 11 malam. Aku bukanlah penakut, aku bisa beladiri. Tapi berada diluar, tengah malam dengan seragam sekolah yang hanya berlapiskan jaket bukanlah pilihan baik.

Ah, seharusnya aku tadi ke toko dulu, berganti kostum setelah diusir. Kalau sekarang mana ada toko yang buka.

Ck, dingin. Apa aku akan mati beku? Ahh, tidak keren sekali.

Duh, aku harus mencari hotel terdekat.

"Ya! Jang Nara!" Baru hendak berjalan keluar taman, seseorang berteriak nyaring berlari kearahku. "Syukurlah kamu tidak apa-apa." Double kurang ajarnya, memelukku erat, triple kurang ajar, bajuku basah karena tangisannya.

Aku tahu orang yang bisa melakukan banyak hal kurang ajar dalam sekali waktu.

Ya, syukurlah, meski tidak diharapkan, seseorang menemukanku sebelum aku menjadi berita utama di koran.

....

CLOVER - BTS Kim Taehyung FF [4] [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang