4 : Na Jaemin

4.6K 603 37
                                    

© MR. JEON


Lee Hyungsik terpaku mendengar ancaman Jungkook. Ia tahu Jungkook tak pernah main-main dengan ancamannya. Menyadari raut kekhawatiran di wajah Lee Hyungsik, Jungkook malah tertawa.

"—Karena hanya aku yang berhak melukainya" lanjutnya dengan seringaian, yang membuat Hyungsik ikut menyeringai

.

Pria itu melangkah dingin. Wajah bak dewa-nya terlihat angkuh.

"Bagaimana?"

"Kau tentu tahu"

"Jangan berbelit-belit, Na Jaemin!"

Jaemin menghela nafas pelan. Ia menghentikan langkahnya, membuat sang pria Jeon juga ikut menghentikan langkahnya.

"Hyung, kau benar-benar akan membunuhnya, kan?"

Jungkook berdehem, "Tentu saja, aku akan membunuhnya perlahan"

Na Jaemin mengangguk, tanda paham. Kemudian ia menatap Jungkook lekat, "Aku harap kau menepati itu, hyung"

"Kenapa kau sangat ingin aku membunuhnya?" Tanya Jungkook heran

Jaemin tersenyum miring. Ia memasukkan salah satu tangannya pada saku celana


"Karena? Apakah kau benar benar mau tahu alasannya, hyung?"

"JANGAN BERBELIT-BELIT!"

Jaemin tersenyum sarkas. Tidak mengindahkan Jungkook, ia hanya berjalan meninggalkan Jungkook

"NA JAEMIN!"

Jaemin berhenti didepan lift. Kemudian saat lift itu terbuka, ia segera memasukinya.

Mengatur untuk pergi ke lantai 9.

Saat pintu lift perlahan tertutup. Pandangannya berseteru dengan mata Jungkook yang terkesan marah.

"Aku hanya tidak mau dia mencintai iblis sepertimu, lebih baik dia mati daripada bersama iblis sepertimu, hyung" bisiknya pelan yang tentu saja tidak akan terdengar Jungkook yang berada jauh disana

Pintu lift tertutup keseluruhan. Membuat Jaemin melepas tawanya keudara.

"Park Rosé, ya?"

-Mr.Jeon-

"Mr.Na, kami mendapatkan nenerapa informasi yang anda inginkan"

Na Jaemin menurunkan kertas yang semula menutupi wajahnya, menaikkan sebelah alisnya pada sang bawahan.

"Secepat itu?"

Bawahan Na Jaemin itu mengangguk, lalu menyodorkan selembar kertas yang nampak sangat tipis.

Na Jaemin tersenyum puas, ia menegakkan tubuhnya. "Tidak salah aku memberikan tugas ini padamu, kerja bagus" ujarnya lalu meraih kertas itu

Pria itu kemudian mengibaskan tangannya, menyuruh sang bawahan pergi yang langsung dituruti.

Ia lalu menyandarkan punggung kokohnya pada sandaran kursi. Kedua kakinya diselonjorkan diatas meja, membaca kertas itu dengan seksama.

Ketika sampai di bagian akhir, senyuman muncul diwajahnya.

"Ini akan menyenangkan"





[✔] Mr. JeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang