-Epilog-
Mungkin sebuah kisah cinta yang aku alami tidak akan pernah kalian harapkan
Aku hanya berpikir, kenapa ia pergi begitu saja setelah mengatakan pernyataan indah itu padaku?
Tidakkah ia memikirkanku? Cih, ia hanya memikirkan dosanya saja
Itu benar-benar menyakitk
"AKH!"
Rosé memekik kala seseorang menyentil dahinya. Membuatnya buru-buru menutup buku diary yang ia tulisi.
"Bucin"
Rosé melotot. Lalu melempar penanya kearah Jaehyun, membuat pria itu mengaduh.
"Berisik!"
Jaehyun terkekeh. Kemudian ia mendudukkan pantatnya disamping Rosé.
"Sudah berapa bulan?"
Rosé tercekat, kemudian menundukkan kepalanya.
"Mmm, 4?"
Jaehyun tersenyum mendengarnya. Menampakkan lesung pipit yang membuatnya semakin manis. Mengacak rambut Rosé gemas.
"Ayo makan, Yerin sudah membuat makanan yang lezat" ajak Jaehyun lembut
Rosé bungkam. Lalu menggeleng lemah.
"Tidak.. aku mau.. merenung"
"Bahasa apaan itu anjir" Jaehyun mendecih, lalu berkacak pinggang. "Ayo makan Chaenggg! Kau semakin kurus-"
"Iya iya bawel ah," Rosé mendorong Jaehyun kasar, membuat pria itu terjembab dari duduknya.
"Pergi! Aku mau ngayal dulu"
Jaehyun mencibir mendengar penuturan polos Rosé, ia kemudian segera beranjak pergi dari kamar Rosé
Meninggalkan Rosé yang sekarang sudah melepas topengnya.
Wanita itu melirik buku diary nya sesaat. Kemudian menengadah. Menghalau airmata yang siap terjun bebas itu.
Namun, tidak bisa. Ia menangis tanpa diperintah. Kedua tangannya menangkup menutupi seluruh wajahnya. Terisak pelan.
Ia tidak bisa berpura-pura bahagia.
Ia tidak bisa terus seperti ini.
Ia butuh Jungkook.
"Sudah, jangan menangis"
Isakan Rosé berhenti begitu saja. Ia kenal betul suara itu. Dengan segera ia menoleh, membelalak mendapati sosok itu.
Jungkook tersenyum lebar.
"Cengeng"
Jungkook mendekat. Masih dengan senyuman mengejek.
"Nangis terus ya, sampe anaknya gak dipikirin" Jungkook menyentil dahinya gemas. Lalu menepuk pelan pipi Rosé yang menirus.
"Jangan liat aku kayak lihat hantu. Aku jauh sama hantu. Aku lebih ganteng" cengir Jungkook yang berusaha mencairkan suasana, tapi tetap saja. Rosé tetap menatapnya dengan mulut terbuka.
Jungkook mendengus. Pandangannya teralih pada buku diary yang tergeletak di meja. Pria itu hendak mengapainya, namun Rosé dengan cekatan menahan lengan pria itu.
"Isinya pasti tentang aku semua" cengirnya
Rosé tidak menjawab. Memilih mendekap buku diary itu dan menatap Jungkook.
Dan tatapan itu malah terkunci pada tatapan tajam Jungkook. Membuat gadis itu tak berkutik sedikitpun.
"Jika kamu rindu lebih baik jangan, berat. Biar Jungkook saja"
Mendengarnya, Rosé sontak tersadar dari lamunan. Melotot sebal.
Jungkook terkekeh tanpa suara, lalu tangannya terulur untuk memeluk gadis itu.
"Aku tahu kamu sedih. Tapi jangan egois, pikir anak kita" bisiknya lembut
Rosé terkekeh sumbang. "Oh? Lalu apa bedanya aku dengan kamu? Kamu bahkan ninggalin aku dan.. anak.. kita"
"Itu karena aku sayang"
"Gimana kalau aku bilang, aku sedih karena aku sayang?"
Jungkook mendecak. Gadis ini masih sama, keras kepala.
"Gak mau nangis? Aku ada disini.." goda Jungkook pelan
Rosé memukul dada Jungkook kasar, merengut. "Gak, udah habis"
Jungkook tertawa lepas. Lalu mengeratkan pelukannya.
"Aku cinta kamu"
"Aku ju-"
"WOY ROSÉ! BELUM SELESAI HALU-NYA?!"
Rosé yang sedari tadi memejamkan mata sontak membuka mata lebar-lebar. Terkejut melihat Jaehyun disana sambil membawa centong nasi.
"H-hah?! Lah?!!!! Jung- JUNGKOOK MANA?!?!"
Jaehyun mengernyitkan kening. "Dih? Beneran halu dia" gumamnya kemudian ia menghampiri Rosé, menarik tangan gadis itu agar berdiri.
Rosé terdiam. Jadi..
Tadi itu hanya khayalannya semata?
Jaehyun yang kesal malah diabaikan pun menarik Rosé paksa. Membuat gadis itu terpaksa melangkah mengikuti Jaehyun. Tapi sebelum benar-benar pergi, Rosé menengok kearah kamarnya.
Jendela itu terbuka, padahal Rosé selalu menutupnya rapat.
"Cepet turun, sok berani banget"
"Iya iya Eunhaaa!"
Pria itu mengibaskan tangan, menyuruh Eunha untuk pergi terlebih dahulu. Eunha mengerucutkan bibir, lalu menunjuk mata kirinya yang dibalut perban.
"Aku mau ganti perban dulu. Bucin boleh, kelebihan jangan" ledek Eunha sebelum pergi meninggalkan pria yang ada diatas atap itu
Pria itu terkekeh. Kemudian menatap jendela yang tadi ia masuki. Matanya menyayu, senyumannya mengulas senyuman pahit.
Tapi.. bukankah laki-laki harus mengalah?
"Bucin" kekeh Jungkook, lalu segera turun dari atap tinggi itu
-Fin-
PHP DARIMANAAA HAHHHH?! SIAPA BILANG SAD ENDING BUDJANK 😣
Btw kok aku gimana gitu ya sama bahasanya tiba-tiba berubah. Hehe, maafkan.
UDAH YA GAUSAH NGELUH DI PHP, AKU BUKAN PEM-PHP, AKU KAN KORBAN PHP :(
See u in next story, by❣
![](https://img.wattpad.com/cover/188100876-288-k296458.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Mr. Jeon
Não Ficção[M] ❝ Cause i'm your Mr.Jeon ❞ Cover by : @sgrkim ©K I M J E N N I E 1 1 8