Jumpa lagi dengan aku, setelah hampir sebulan hiatus.Kangen ga nih?
Happy reading^^
-ʟᴏɴᴇʟʏ-
(Y/n) Pov's
Aku terbangun saat mendengan sebuah suara ketukan yang terdengar nyaring di telingaku.
Saat aku membuka mata, aku terkejut bukan main.
Kenapa aku bisa di tempat seperti ini dan, kenapa aku di ikat di sini. Aku duduk di sebuah kursi dengan tangan dan kaki yang du ikat dengan erat.
"Siapapun tolong!" gumanku
Aku mengedarkan pandangan ke segala arah.
Deg
Itu Soobin, dia juga sama sepertiku dan tunggu. Siapa lelaki di belakangnya?
"Sudah sadar (Y/n)?" tanya lelaki itu
Suaranya familiar, aku pernah mendengarnya.
Tunggu, dia
"Hwall? Kau kah itu?"
Aku takut sungguh. Apa ini sisi buruk Hwall, jadi yang di katakan Soobin benar. Hwall bukan lelaki baik seperti yang aku kira.
Aku mendengar, Hwall tertawa remeh.
"Iya, aku Hwall. Ada apa? Apa kau butuh pertolongan, gadis manis?hmm" perlahan Hwall berjalan mendekat ke arahku.
"Kau iblis, Hwall"
Bukan tanpa sebab aku mengatkanya tapi, setelah melihat seluruh ruangan ini. Aku menemukan sebuah fakta bahwa Hwall, dia seorang psikopat.
Ruangan ini sungguh mengerikan bagiku, aku tidak ingin menjelaskan nya. Karena itu akan membuatku mual.
"Lalu apa bedanya dengan kau?" balas Hwall datar
Aku? Tunggu.
"Maksudmu? Aku tidak pernah membunuh siapapun." balas ku tegas.
"Yakin? Bagaimana dengan saudara kembarmu?" sinis Hwall
Maksudnya, aku yang membunuh Naya. Omong kosong apa ini, Naya meninggal karena murni kecelakaan.
"Dia tiada karena kecelakaan, aku tidak membunuhnya"
"Dan kecelakaan itu terjadi karena dirimu. Coba saja waktu itu kau tidak menggangu konsentrasi Naya, pasti dia masih hidup!" kalimat penuh penekanan yang menggores luka di hati.
Apa itu benar?
Bagaimana Hwall bisa tau? Apa hubungan lelaki ini dengan Naya?
"Jangan asal bicara!" peringatku pada Hwall
Dia memandangiku penuh kebencian.
"Siapa yang asal bicara. Ini fakta, karena aku menyaksikan sendiri kejadianya!" balas Hwall dengan nada sedikit membentak.
Oke, sekarang aku mulai takut. Seorang psikopat bisa melakukan apa saja tanpa belas kasih.
"harusnya teman ku bermain dulu dengan mu, tapi karena lelaki sialan itu sudah sadar. Jadi, di mulai dari dia dulu" ucap Hwall tiba-tiba lalu berjalan ke arah Soobin.
Teman, teman seorang psikopat ada silet atau cutter.
"Hwall! Jangan sakiti dia!" teriakku spontan
"Jika kau ingin melampiaskan amarah karena kepergian Naya, jangan lakukan ke Soobin. Seperti yang kau katakan, jika aku penyebab nya. Lampiaskan saja padaku, Jangan kepada orang yang tidak bersalah!"
Hwall tersenyum miring, ia menghampiri ku. Dia mencengkeram rahangku kuat, hingga aku meringis karena menahan rasa sakit.
"Menjadi pahlawan, huh?"
Aku menatap nya sendu, ku kira dia adalah lelaki baik. Tapi aku seperti ditampar kenyataan bahwa, sifat asli seorang Heo Hyunjoon adalah seperti ini.
"Wajah sendu mu tidak akan berpengaruh untuk psikopat sepertiku!" tegas nya
Ya aku tau, karna dari sorot mata Hwall. Aku tau kalau dia menyimpan dendam bergitu besar.
Sret
Aku merasakan tajam nya sebuah cutter yang menggores lengan kiriku. Rasanya perih, karena cutter yang di gunakan Hwall sudah berkarat.
Dia memang psikopat.
"Rasa sakit yang kau rasakan, tidak akan sebanding dengan rasa sakitku saat kehilangan sosok penyelamat di hidupku"
Aku hanya bisa menangis. Jujur aku takut, tapi aku tidak bisa membiarkan Hwall menyakiti Soobin.
Hwall kembali menggoreskan cutter nya lagi, dan aku hanya bisa menahan perih sambil menangis.
Harapanku
Semoga aku mati saja. Aku tidak kuat dan rasanya begitu sakit.
-ᴛᴏ ʙᴇ ᴄᴏɴᴛɪɴᴜᴇ-
Pendek dulu gaes
Moodku buat nulis dalam bulan ini lagi anjlok banget. Karena kyk nya peminat cerita ini menurun, vote nya aja ga serame dulu.
Terus yang nambahin cerita ini ke reading list kalian tapi ga vote, tolong hargai karyaku sedikit dong. Apa susah nya sih mencet bintang.
Efek PMS, sekian dulu
![](https://img.wattpad.com/cover/175876475-288-k465089.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonely : Choi Soobin ✔
Conto[Yᴏᴜ X Sᴏᴏʙɪɴ] ❝Dulu mencintaimu adalah hal paling terindah dalam hidupku, tapi semenjak kau lebih memilih mengenal dia─ rasa sakit mulai menyatu dengan cinta dan timbul rasa benci. Aku ingin pergi. Tapi nyatanya, Tuhan sudah mengatur segalanya. Aku...