( 3 bulan kemudian. )
"Mia, apa apaan kamu ini! Kinerja kamu makin menurun. Permintaan pasar itu sedang naik naiknya! Kalau kamu manja seperti ini! Aku bisa bangkrut" teriak Pak Guntur.
"Mohon maaf pak, tapi saya sedang hamil. Tolong ampuni saya pak." ucap Mia memohon
"Jangan jadikan itu alasan! Kalau begitu, aku akan memberimu gaji terakhirmu. Lalu setelah itu, aku akan mengeluarkanmu." balas Pak Guntur
"Tapi pak...." elak Mia
Blam! Pintu ruangan Pak Guntur ditutup dengan keras. Mia tersentak dengan segala hal yang di bahas oleh Pak Guntur. Mia pun keluar ruangan dengan tampang murung dan berjalan keluar. Ia pun pergi pulang dan tidur di dalam kamar sambil menangis.
"Maafkan ibu ya nak. Ibu tidak bisa memberikan yang terbaik" tangis Mia dalam kamar.
.....
"Halo, Mia, kamu dimana? Aku setiap ke rumahmu kok ga ada?"
"Halo, ini siapa ya?"
"Kamu gak kenal aku? Aku ini Tito."
"Hai To. Iya, aku tinggal di jalan Kembang Mekar no 20 A. Kenapa baru tanya sekarang?"
"Maafin aku, sebenernya aku mau tanggung jawab. Aku bakal kesana"
"Ngga usah! Aku ga mau sama kamu lagi"
"Kalau gitu, selamat membesarkan anakmu sendiri"
"Anakku? Hoho, kau yang memulainya keparat sialan!"
"Heii! kau tidak mau bantuan kan? Jadi itu anakmu, bukan anak kita."
"Baiklah kalau kau sungguh sungguh ingin bertanggung jawab, aku akan menunggumu disini."
.....
"Sudah 5 bulan umur kandunganku, sekarang sudah mulai nampak"
"Oh, seperti itu ya. Omong omong aku menyesal soal itu. Aku sekarang tidak tahu harus berbuat apa. Tolong maafkan aku."
"Baiklah, tapi kau harus meghilangkan penderitaanku ini."
"Mmm... baiklah. Aku akan berusaha menghilangkan penderitaanmu ini dibantu kawanku."
.....
( Esoknya )
"Temanku menyuruhmu ke tempatnya, mari kuantar Mia."
"Ha? untuk apa?"
"Entahlah. Dia menyuruhku datang bersamamu."
"Baiklah"
....
"Selamat datang silahkan duduk." ucap perempuan teman Tito itu
"Terima kasih. Perkenalkan ini temanku Erika. Erika, ini Mia." kenal Tito pada keduanya
"Salam kenal" ucap Mia lirih
"Salam kenal, Tito sempat bilang katanya kau mau penderitaanmu menghilang kan?" tanya Erika
"Iya, betul." ucap Mia tegas
"Baiklah, ikuti aku ke ruang sebelah." ajak Erika
"Baik" ucap Mia dan Tito
.....
"Silahkan berbaring Mia sayang" ucap Erika halus
"Mmm.. ok..." ucap Mia.
"Baiklah, mari ikat tanganmu di sisi sini, dan sini. Lalu kakimu" ucap Erika
"Apa yang sedang kau lakukan persetan?!" tanya Mia sambil membentak.
"Haa... oh! belum tahu keadaannya ya? katanya mau penderitaannya menghilang. Jadi setelah ini kau tak usah khawatir sayang." jelas Erika.
"Tito! Hey! Bukan ini maksudku. Tapi berkerjalah dan biayai hidupku!" teriak Mia.
"Sialan! untuk apa aku berkerja untukmu?! Itu membuatku terkekang. Mungkin bagimu kau akan mendapat keriganan dariku, tapi bagiku itu malah membuatku terkekang. Jadi selamat menikmati masa masamu dengan anakmu itu. Hahahah!!!!" jawab Tito.
"Aaarrgghhh!!! Lepaskan aku keparat sialan! Jangan membuatku menunggu!" teriak Mia.
.....
Erika memulai dengan 3 pisau tajam. Dia menusukkan seluruhnya pada perut Mia. Satu di bagian kiri, satu di bagian kanan, satu di bagian tengah.
"Tenanglah sayang. Semua manusia akan mati. Mungkin ini terasa menyakitkan, tapi bagiku ini menyenangkan."
"AAAHHH!!! DIAM KEPARAT. AAAHH!! SAKIT!!!, TOLONG HENTIKAN!!!"
"Tito, dia sangat cantik. Apa kau bisa memberikan anak ini padaku?"
"Boleh saja, asal untuk yang kali ini kau menggratiskanku"
"Baiklah. Jadi dia milikku sekarang."
"APA YANG KALIAN LAKUKAN HAH?!!"
"Tidak ada Mia sayang. Omong omong, lihatlah dirimu ini. Kau itu cantik. Biarkan aku menciummu"
"HEY TUNGGU!! AAHHH. BUKANNYA KAU CEWEK?!"
"Memang. Tapi aku bebas memilih saja, karena ini arenaku."
"TUNGGU, AKU TIDAK MAU. MENJAUH! MENJAUH!"
"Tenanglah. Aku sudah berjalan sejauh ini. Jadi berikan saja mulutmu itu Mia. Mmuuaacchh!"
--- ~~~ ---
"KEPARAT! HENTIKAN ITU."
"Diamlah! Nikmati saja masa masa ini. Lagipula kau akan mati dalam sekejap" teriak Erika sambil menampar.
"AAAHHHHH... JANGAN!!!"
"(naik ke atas tubuh Mia dan mencium kembali) psstt... diamlah. Jangan melawan. Ikuti saja iramanya"
"CUKUP HENTIKAN!!! HENTIKAN!!! ( >_<") "
"Ukuran dadamu juga pas ya ternyata untuk diremas. Pantas saja Tito suka"
"CUKUP"
.....
"Baiklah, kamu mau ke intinya bukan? Aku hanya tinggal menaruh ini di kepalamu, lalu kalian berdua akan mati bersamaan."
"Kamu maksud aku rik?"
"Bukan lah to, dia kan bawa bayi."
Dan dor! dor! dor! Mia terkapar di atas tempat di mana ia dibunuh. Tubuhnya penuh peluh dan darah. Jasadnya akan dibuang ke sungai oleh Erika. Setelah itu mereka kembali seperti keadaan semula.
Kini, neraka yang dirasakan Mia sudah hilang. Rasa tenang bak di surga mulai terasa. Kekhawatiran akan segalanya pun juga menghilang. Penderitaan yang membuatnya berteriak kencang, juga lenyap. Seluruh beban yang ia pikul juga sudah hilang. Mia kini telah tenang. Sama seperti Raisa dan Rio.