08. Really?!

38 18 4
                                    

Anyeong!!!

Ada yang terkejut dengan judul dan sampul baru??

Buat kalian pembaca baru, jadi dulu cerita ini judulnya Love Yourself. Dulu aku pikir karena inti cerita ini lebih ke cara mencitai diri sendiri jd aku namain Love Yourself. Dari awal sih aku emang masih labil sama judulnya. Terus kebetulan buku aku namanya sama (baca note author chapter sebelumnya), jd aku ganti menjadi Your Secret.

Di cerita ini memang bertebaran rahasia fantastis yg menguras otak. So, kalian harus peka klo mau nebak chapter selanjutnya. Cieeelah peka wkwk

Kira-kira apa ya rahasianya???

Tetep pantengin cerita aku dan jangan lupa untuk vomment!

Happy Reading!!!
.
.
.
.
.
.
.

Hyuna berbaring diatas ranjangnya. Sorot mata Hyuna tertuju pada langit-langit kamar. Kamar ukuran sedang ini ditempeli berbagai macam poster Bangtan Boys. Kebanyakan dari poster-poster itu bergambar wajah Park Jimin, biasnya.

Hyuna sedikit malu dengan dirinya sendiri saat menginap di rumah Ryuka kemarin. Ia pingsan karena terlalu senang. Hana dan Ryuka bertanya mengapa dia pingsan, karena ia sudah berjanji dengan Jimin jadi Hyuna bilang saja ia sedang tidak sehat belakangan ini. Hana sempat menyuruhnya untuk pulang tapi Hyuna keukeuh bilang baik-baik saja.

Bahu Soohan menyandar pada pintu, kakinya menyilang dan tangan yang terlipat di dada. "Jangan berkhayal! Dia tidak akan melompat dari poster itu dan menghampirimu."

Hyuna sedikit melirik ke sumber suara, mengubah posisi tidurnya menjadi menyamping, membelakangi Soohan. "Pergilah!"

Soohan mendekati ranjang Hyuna dan berbaring disamping adiknya. "Staff lain bilang mereka itu anak-anak yang baik dan sopan. Mereka juga lucu," Soohan tertawa mengingat kembali saat temannya bercerita.

Hyuna membalikan badannya menghadap Soohan. Hyuna tertarik dengan pembicaraan ini. Soohan tidak pernah bercerita tentang pekerjaannya. Baru kali ini Soohan mau bercerita secara suka rela. "Kenapa kau tidak pernah meminta tanda tangan mereka untukku? Kau tahukan aku sangat menyukai mereka."

"Ya! Kau ini." Soohan mengangkat kepalanya, mengambil bantal lalu melayangkannya pada Hyuna. "Kau hanya bersikap baik jika aku bercerita tentang mereka rupanya. Dasar gadis aneh." Soohan meletakan kembali bantal tadi dibawah kepalanya.

Hyuna meringis sambil mengelus bahunya.

"Aku sangat jarang bertemu mereka. Tugasku hanya mengedit video bukan manajer mereka. Lagi pula, mereka sangat sibuk belakangan ini."

"Sibuk?"

"Iya, begitulah. Jadwal mereka sangat padat, kau pasti tahu itukan? Jika saja aku lebih dekat dengan mereka mungkin aku akan meminta tanda tangan mereka semua. Tapi tunggu dulu, untuk apa aku meminta tanda tangan mereka? Tidak berguna." Soohan mengeleng kepala, merasa salah dengan ucapannya.

"Tentu saja tanda tangan itu berguna, jika kau memberikannya padaku. Aku berjanji tidak akan menyebutmu pria tua atau kakek-kakek lagi." Hyuna goyang-goyangkan tangan Soohan. "Ayolah Soohan oppa, minta tanda tangan itu untukku, aku mohon," rengek Hyuna.

"Lepaskan aku!" Soohan menarik tangannya dari Hyuna. "Kau inikan fans mereka kenapa kau tidak memintanya sendiri?"

"Kau pikir itu mudah? Aku harus membayar mahal dan mengantri lama untuk tanda tangan itu. Tapi, jika kau yang memintanya pasti itu akan lebih mudah. Oppa, aku mohon minta tanda tangan itu untukku, please." Hyuna kembali merengek dan mengoyang-goyangkan tangan Soohan, seperti anak kecil yang meminta dibelikan mainan pada ayahnya.

Your SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang