Chapter 7

202 4 0
                                    

Masalah di Hari Pertama

Cerahnya mentari pagi itu ternyata menembus hati Raina. Begitu senangnya dia pagi itu karena akan bertemu dengan Aldo bukan lagi sebagai teman, namun sebagai kekasih.

Gadis itu sangat berbunga-bunga ketika memasuki gerbang sekolah. Hatinya mulai berdebar ketika menaiki tangga dan akan melewati kelas Aldo.

Dugaan Raina benar, Aldo ada di depan kelasnya, seorang diri. Raina pun melewati Aldo sambil tersenyum.

"Sini, Na." Aldo menyuruh Raina duduk di sampingnya sebelum bel masuk sekolah berbunyi.

Raina menanggapi dengan tersenyum dan langsung duduk di samping Aldo. Beberapa saat mereka terdiam, hingga Aldo mulai angkat bicara.

"Na, nanti istirahat lo ke sini ya. Temenin gue, kita ngobrol-ngobrol aja."

"Oke." Raina menanggapi dengan singkat, karena dia sadar posisi mereka saat ini sangat canggung.

Tak lama kemudian bel masuk pun berbunyi.

"Do, gue masuk kelas dulu ya. See you."

"Daaa~" Mereka pun saling melempar lambaian.

Aldo kembali masuk ke dalam kelas, dan Raina berjalan menuju kelasnya.

Karena di kelas Raina duduk sebangku dengan Edfa, Raina pun langsung berlari menuju bangkunya.

"Fa fa fa, gue ada berita bagus." Raina mengguncang-guncang bahu Edfa dengan antusias.

"Berita apaan, Na ? Kayaknya seneng banget ?"

"Gue baru aja jadian sama Aldo." Raina memelankan suaranya sambil tersenyum sangat lebar.

"Serius lo, Na ? Kapan dia nembak lo?"

"Kemarin, Fa. Tadi gue ketemu dia canggung banget nih."

"Wah, selamat ya, Na. Akhirnya lo nggak jomblo lagi. Tapi kalo lo udah pacaran gini gue jangan dicuekin dong kayak di Bali. Kesel banget gue liat kalian tuh."

"Astaga, Fa, lo cemburu ama gue. Hahaha iya iya gue nggak bakal cuekin lo. Lagian kan kita sekelas, gimana mau nyuekin iya nggak?"

"Iya sih, Na. Hehe. Sekali lagi selamat ya, Na."

***

"Rainaaaa !!!" Seorang cewek kurus sedang berlari ke arah Raina yang sedang bersantai dengan Edfa di depan kelas.

"Sonya, kenapa ?"

"Lo jadian kan sama Aldo ?"

"Iya."

"Tuh, laptopnya di Aldo disita sama Mrs. Rita gara-gara main laptop waktu pelajaran."

"Serius ??"

"Iya, Na. Dia tuh nonton film, Na waktu Mrs. Rita lagi jelasin materi. Ya jelaslah Mrs. Rita marah." Raina bingung harus berbuat apa. Pasalnya, dia tidak tahu jika Aldo senakal itu.

Untungnya hari ini Raina mendapatkan mata pelajaran Bahasa Inggris dan diajar oleh Mrs. Rita. Raina berniat untuk menanyakan pada Mrs. Rita terkait masalah yang dikatakan Sonya saat jam istirahat tadi.

Ketika pelajaran Bahasa Inggris usai, Raina menunggu hingga kelas agak sepi agar dia bisa berbicara empat mata dengan Mrs. Rita.

"Mrs, saya ingin bertanya." Raina langsung menuju ke meja guru setelah kelas sudah sepi.

"Iya, ada apa Raina ?"

"Apa benar Mrs menyita laptop Aldo ?" Raina bertanya dengan nada hati-hati.

"Iya, benar. Kenapa ? Kamu pacarnya ?"

"Ehm, iya Mrs."

"Aldo itu waktu Mrs menjelaskan pelajaran, dia tidak menghargai Mrs dengan main laptop sendiri. Kamu, meskipun cinta sama dia harus hati-hati. Cinta itu buta, Raina."

Benar kata Mrs. Rita. Meskipun Raina sayang dengan Aldo, bukan berarti Raina bisa membenarkan apa yang dilakukan Aldo.

Setelah Mrs. Rita keluar dari kelas, Raina menyusul di belakang, dan dari kejauhan terlihat Aldo menunggu dirinya di depan kelasnya.

"Do ?" Aldo pun menoleh, lalu melempar senyum pada Raina.

"Na, makan siang di kantin dulu, yuk ?" Raina ingin sekali menanyakan tentang apa yang terjadi pada Aldo, namun rasanya pertanyaan-pertanyaan itu tersangkut ditenggorokannya. Dan pada akhirnya kata yang bisa dia lontarkan adalah : "iya."

Aldo dan Raina memilih duduk di meja bundar di bawah tangga di samping kantin. Mereka sama-sama memesan mie kuah. Aldo melahap mie itu dengan semangat, terlihat bahwa ia sangat kelaparan. Sedangkan Raina makan dengan setengah hati karena ia masih kepikiran dengan apa yang terjadi pada Aldo.

"Kayaknya orang kalo baru nikah itu jadi sensian ya ?" Kalimat yang dilontarkan Aldo membangunkan Raina dari lamunannya.

"Maksud kamu Mrs. Rita ?" Aldo menjawab dengan sekali anggukan.

"Tapi kan emang kamu yang salah, Do. Masak iya kamu nggak merhatiin apa yang dijelasin sama Mrs. Rita." Tanpa sadar Raina menggunakan 'aku-kamu' di antara mereka.

"Gue merhatiin, Na. Laptopnya cuman gue buka. Gue nggak ngapa-ngapain sama laptopnya." Aldo berbicara dengan nada kesal.

"Tapi kata Sonya kamu nonton film pake laptop itu sewaktu Mrs. Rita jelasin materi."

"Jadi lo lebih percaya Sonya dari pada pacar lo sendiri ?"

"Bukan gitu, Do, maksud aku..."

"Udah, Na. Gue pulang dulu." Aldo langsung bangkit dari tempat duduknya dan menyambar tas ranselnya, lalu pergi meninggalkan Raina yang masih kebingungan.

"Gue salah ngomong ya ?" Raina menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Raina bingung harus berbuat apa. Ini adalah hari pertamanya menjadi pacar seorang Aldo, namun dia merasa bahwa hal-hal semacam ini akan sering terjadi. Dan satu hal yang akhirnya Raina tau, Aldo adalah lelaki yang pemarah, bahkan untuk hal kecil sekalipun.

Bersambung...





Hai Readers !!!
Minal Aidzin Wal Faidzin  Mohon Maaf Lahir dan Batin.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1440 H 🙏🙏🙏

Selama Ramadhan emang sengaja skip untuk istirahat dari menulis, belum lagi sebelum Ramadhan sempet sakit seminggu, jadi update nya lama :'D
Semoga kalian masih menikmati kisah Aldo dan Raina yaaa..

Jangan lupa follow sosmed aku :
Ig : @siarefi_33
Twitter : @siarefi_33
Facebook : Sia Refi

Ps : lagi bikin channel Youtube, tapi masih belum tau mau diisi konten apa wkwk 😅

PSIKOPAT CINTA (OnGoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang