Bumi sudah menghadapi tahun 2135.
Itu adalah masa di mana peradaban telah maju, jauh lebih maju dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. 100 tahun setelah pertempuran besar terjadi, yang sudah dilupakan oleh orang-orang.
Banyak sekali perubahan yang terjadi di dunia ini. Pohon-pohon yang tinggi menjulang tumbuh berdampingan dengan gedung-gedung pencakar langit di sampingnya, bahkan tumbuh melebihi gedung-gedung itu, turut menyumbangkan diri sebagai bagian dari paru-paru dunia.
Air sungai yang semula kotor menjijikkan di beberapa belahan dunia, sudah kembali berwarna jernih seperti seharusnya.
Tak ada sampah yang bertebaran seenaknya, karena hukum akan bertindak jika ada yang berani berbuat demikian.
Namun, sebersih apapun dunia ini, bukan berarti kedamaian selalu tercipta di dunia ini.
Setelah pertempuran besar berakhir, ada benua yang terpecah sehingga terbentuklah negara-negara kecil baru yang memisahkan diri. Karena hal ini, tersebutlah sebuah negara kecil baru yang bernama Feneresia.
Feneresia merupakan negara yang kaya akan bahan tambang, sehingga negara ini terkenal kaya dan makmur.
Negara ini memiliki sistem pemerintahan monarki, sehingga kekuasaan tertinggi ada pada Raja dibantu oleh perdana Menteri.
Saat ini, sang Raja memiliki seorang putra dan putri.
Sang putra, bernama Pangeran Jonathan Whiteknight.
Sedangkan sang putri, bernama Putri Juliana Whiteknight.
Kedua bersaudara ini dikaruniai wajah yang mempesona, terutama sang Pangeran yang sudah menginjak usia 16 tahun.
Rumor yang beredar mengatakan bahwa dia sangatlah terampil di berbagai bidang, entah itu olahraga, akademis, dan lain hal yang membuatnya termasuk dalam kriteria pria yang diincar banyak wanita.
Humoris. Ramah. Baik. Pengertian.
Entah dari mana rumor itu beredar, tapi semua dari mereka menganggap Pangeran Jonathan adalah orang yang seperti itu.
Tapi, kalau kamu mengamatinya dari jauh, tentu saja akan berpikir seperti itu, kan?
Coba lihat dia bersamaku, sebagai temannya.
Dia di hadapanku. Sedang berusaha meminum Green Tea Latte-nya dengan gelisah.
Dia mengaduk-ngaduk minumannya dengan kesal, lalu sedikit-sedikit menulis sesuatu dengan jarinya di atas meja. Membuatku kesal melihatnya.
"Kenapa lagi kamu bad mood, Joe?" Aku berusaha melontarkan pertanyaan, karena merasa kalau aku tidak mengatakan apa-apa, dia akan mengalihkan tangannya dari meja ke tempat-tempat lain.
Sembari menghentikan gerakannya, Joe menatapku tajam. Seolah-olah mengatakan, harusnya kamu sudah tahu.
"Oh, aku paham. Lamaran pernikahan dari negara... err, aku nggak tahu. Dari mana dia?" Aku kembali bertanya.
"Nggak tahu. Dan aku nggak mau tahu." Joe menjentikkan jarinya, dan menampilkan hologram foto di depanku.
Foto anak kecil. Mungkin usianya sama dengan Juliana yang masih berusia 10 tahun, atau lebih tua sedikit.
Tapi anak kecil ini berwajah ganjil. Seharusnya anak sekecil itu tidak boleh dikenakan make-up senorak itu. Apa yang pelayannya pikirkan? Tidak, lebih tepatnya, apa yang orang tuanya pikirkan?
Perhiasannya yang dikenakannya. Gaunnya. Tidak sesuai untuk anak seusianya. Banyak sekali yang ingin kukatakan, tapi sepertinya teman di hadapanku ini ingin mengatakan lebih banyak lagi.
YOU ARE READING
Revenger Attack (Remake)
FantasiKau mau tahu sesuatu? Segala hal yang diatasnamakan dendam, tidak akan pernah berakhir baik. Bahkan jika kau berhasil, untuk membalas dendam, walau kau benar, walau mereka salah, semua itu takkan ada artinya. Kau harus percaya padaku, aku yang salah...