I

22 6 4
                                    

PAST (masa lampu/ lalu)

Pyarrrrr..........
Suara pecahan piring terdengar keras di telingaku mau tak mau membuatku terbangun dari mimpi indah.

"Apa urusannya sama kamu?"
"Aku ini istri kamu, jelas itu urusanku, perempuan mana yang tidak marah kalau tau suaminya selingkuh dibelakangnya!"
"Mana buktinya kalau aku selingkuh?"
"Aku tau semuanya meskipun kamu sembunyikan"

aku mendengar suara dua orang yang sedang berdebat dengan suara lantang yang membuatku takut dan terdengar beberapa isakan tangis seorang perempuan di dapur rumahku, mereka tak lain adalah kedua orang tuaku, ternyata bukan hanya aku yang terbangun karna pertengkaran kedua orang tuaku tetapi kakak ku lebih dulu terbangun karna pertengkaran mereka, kulirik ia menyaksikan pertengkaran mereka dan bersembunyi dibelakang korden agar tidak ketahuan kedua orang tuaku. Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan, berusaha menghentikan pertengkaran ini perlahan ku hampiri mereka dengan raut wajah ketakutan, langsung kupeluk ibuku agar menyudahi pertengkaran ini. Mereka terdiam saat aku sudah sampai di tubuh ibuku, aku hanya bisa memeluk pinggang karna tinggi tubuhku hanya mampu menggapai itu. Melihat ibu yang sangat aku cintai menangis membuatku ikut menangis, di usia ku yang masih 8tahun aku sudah sedikit paham apa yang telah terjadi diantara kedua orang tuaku.

"Shira kenapa kamu belum tidur?."
dengan isakan ibuku mengusap kepalaku dengan lembut.
"Aku sudah tidur tapi terbangun saat denger suara piring pecah ma, mama sama ayah kenapa?." tak ada jawaban dari mereka, ibuku terus menangis dan ayahku terdiam dengan kepalan di tanganya.
terlihat kakak ku yang baru berusia 14tahun keluar dari tempat persembunyihanya dan memhampiriku ikut memeluk ibu yang kami panggil mama setiap harinya.

"Shira, Nara, kamu mau ikut mama atau ayah" dengan raut wajah menahan marah ayahku tiba tiba menanyakan pertanyaan dengan suara gemetar yang sulit dijawab oleh anak seusianku dan juga kakak ku.

"Aku ikut mama yah" dengan tegas kakak ku menjawab dengan air yang mengalir deras dari matanya.

"Aku ikut ayahh" yang kupikirkan saat itu adalah tidak adil jika kedua anak memilih ibunya saja sedangkan ayahnya tidak dipilih, meskipun saat itu aku tidak tau apa yang akan terjadi setelah memilih diantara mereka.

"Shira, Nara kalian tidur ya, besok kita mau kerumah mbah mau nginep disana, keyna pasti kangen sama mbah iyakan?"

"Iya ma Shira kangen sama mbah"
Senang sekali saat mendengar akan menginap dirumah mbah, aku sangat antusias saat mama mengatakan bahwa aku akan menginap dirumah mbah hingga lupa akan apa yang sudah terjadi barusan , dengan terburu buru aku meninggalkan kakak ku bersama kedua orangtuaku kekamar untuk melanjutkan tidur, di usiaku sekarang sangat mudah untuk melupakan kejadian kejadian yang baru saja terjadi dengan hanya mengingat hal yang menyenangkan yang akan datang.

~~

Now (sekarang)

Di hari minggu ini ku duduk melamun di bibir tempat tidurku, mengingat apa yang terjadi padaku saat usiaku masih 8tahun, awal kehancuran keluargaku, kini usiaku 15tahun dan beberapa bulan lagi aku menginjak usia 16tahun. Hidupku sangat menyedihkan tapi tetap bersyukur kepada tuhan karna aku masih memiliki kerabat yang perduli denganku.

"Ashira?? Kamu ada didalam kamar??" suara teriakan dan gedoran pintu membuatku sadar dari lamunan masalalu yang tak bisa aku lupakan mungkin untuk selamanya, dengan tergesa aku berjalan untuk membuka pintu, menemui seseorang yang memiliki suara dan hati malaikat yang sangat ku kenal selama ini.

"Iya budhe ada apa? Bikin Shira kaget aja."

"Bantuin budhe masak kepiting soalnya fathan sama bella mau di masakin kepiting hari ini." sesorang pemilik hati malaikat yang begitu ku kenal ini adalah budheku kakak dari ibuku, ia memiliki 2 orang anak laki laki dan perempuan, 'Fathan Alfarezi Abraham' dan 'Fabella Linka Abraham' yang usia lebih tua dariku biasanya aku memanggil mereka 'Mas Fathan' dan 'Mbak bella', mas Fathan sudah lulus kuliah dan bekerja di perusahaan jaminan kesehatan, dan mbak bella masih berstatus sebagai mahasiswa di sebuah Universitas ternama.

INT (I'am Not Them)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang