Johnny menyeret gue dengan kasar ke dalam sebuah ruangan
"Johnny lepas, sakit" berontak gue
Johnny masih diam dan terus menyeret gue
Dia ngelempar gue sampe natap meja
"Awww" gue memegang hidung gue. Setetes darah mulai turun
Johnny menodongkan pistolnya ke gue. Gue mendongak dan menatap mata dingin Johnny
"Kamu tahu salah kamu?"
"Yes daddy"
Johnny mendekat, kemudian menjambak rambut gue
"Terus saja lakukan hal yang tidak saya suka. Kamu suka kena hukuman?" Gue menggeleng
"Jawab, Hani!" Bentak Johnny
"No, daddy"
Johnny mengangkat gue dan mendudukan gue di meja. Dia melepas dasinya dan langsung diiketin ke tangan gue
Johnny menidurkan gue dan membuka rok gue. Kemudian dia menurunkan resleting dia
"Johnny, please don't"
"Shut up, bitch!"
"John-akkh" Johnny memasukkan miliknya dengan paksa
Dia menatap wajah gue dan mencium bibir gue dengan paksa
Merasa ngga gue kasih apa yang dia mau, dia menggigit bibir bawah gue dan dengan cepat memasukkan lidahnya
"Johnny"
"Say it honey"
"Daddy"
Johnny tersenyum di sela ciumannya. Kemudian memberi tanda disekitar leher gue
Gue menangis, kaki gue yang kena pecahan kaca belum diobatin, hidung gue juga masih ngeluarin darah, dan sekarang dia dengan laknatnya nambahin luka
---
Johnny udah ngga ada saat gue bangun. Yang ada cuma pembantu dan bodyguard
"Ada yang bisa saya bantu, nona?" Tanya seorang pembantu
"Aku butuh air"
Pembantu tadi langsung pergi keluar dan mengambilkan air
Pembantu yang satu lagi mendekat dan membuka selimut
Dia menarik sedikit kaki gue dan membersihkannya
"Beruntung belum infeksi nona" gue memutar mata gue
"Bisa ngga panggil saya Hani aja?" Pembantu tadi tersenyum
"Tuan Johnny lebih suka dipanggil tuan, kalau saya panggil nona dengan sebutan nama, dia pasti akan marah" gue tertegun. Pembantu tadi udah selesai bersihin luka gue
Gue kemudian berdiri dan duduk di dekat jendela
"Bisa kalian keluar sebentar?" Ucap gue ke bodyguard
Mereka langsung keluar tanpa gue suruh dua kali
Gue menatap kosong ke arah pantai. Kenapa dia bisa sejahat itu sama gue
"Hani"
Gue segera menghapus air mata gue dan menoleh ke arah suara
Disana, Johnny sedang menatap gue dengan tatapan hangat
Just be you, John. Like this, forever
Johnny mendekat, kemudian duduk didepan gue
Dia menatap gue dengan intens
Kemudian dia berdiri dan berjalan ke arah gue
Tiba-tiba dia membawa gue ke pelukannya. Mengusap rambut gue dengan lembut
"Maafkan saya Hani" ucap dia
Gue terkejut, kenapa dia jadi manis gini sih?
Gue melepas pelukannya dan menatap wajah dia
Gue mengusap pelan luka lebam di sekitar wajahnya. Kemudian membenarkan rambut dia
"Bisa kamu berubah untuk saya?" Tanya gue
Johnny menunduk, kemudian menggeleng "I tried, Han. You're not the only one who say like this. But I can't" dia menatap gue
Gue menatap dia. Mata yang sayu dan lelah
Gue mengambil tangan dia yang luka, kemudian mengusapnya yang membuat dia meringis
Gue berdiri dan mengambil kotak P3K yang ditinggalin pembantu di meja
Johnny duduk dan gue berjongkok di depannya
Gue membersihkan luka Johnny tanpa banyak bicara
"You know what, Han? Kadang saya juga mau keluar dari sisi gelap saya"
Gue menatap dia
"Tapi selalu gagal, entah dia datang darimana. Berkali-kali saya sudah pergi ke psikiater. Dan yang mereka kasih cuma terapi dan obat" Johnny menarik nafasnya
"Saya lelah, tapi di satu sisi 'dia' bisa bikin saya senang"
"Sisi saya yang lembut dia Johnatan. Tapi kalau yang suka menyiksa dan ga punya ampun, dia Johnny" dia menatap gue
"Ga heran kenapa Ten manggil saya Johnatan waktu itu" dia terkekeh
Gue menutup kotak itu, kemudian berdiri di depannya dan mendongakkan wajahnya
"I can help you, Johnatan" gue mendekatkan wajah gue dan mencium luka lebam di sudut bibirnya
And I will try, to fix you
---
CRINGE BAT GUE DAH
NIH BUAT KELEYAN
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Daddy
Random[ c o m p l e t e d ] [17+] "Johnny?" "No. I'm your Daddy" he said with his fucking smirk © jae-niverse 2018