8. A Mission

35.7K 2.8K 596
                                    

Johnny membuka matanya, kemudian tersenyum saat melihat Hani menatapnya dengan muka bantal

"Selamat pagi, Hani" ucapnya sambil mengecup lembut kening Hani

Hani tersenyum. Kemudian bangun. Namun, belum sempat ia bangun, Johnny menarik lengannya dan memeluknya

"I want it" bisik Johnny

Hani menggeleng, "no, it hurts you know it"

Johnny menatap Hani, "you'll get vanilla sex today"

Johnny membalikkan tubuhnya. Kemudian mencium perlahan bibir Hani. Hani menerimanya, kemudian membalas ciuman Johnny. Johnny mulai turun, kemudian memberi tanda merah di leher Hani

"Johnny" lenguh Hani

"You know the rules, Honey" Johnny tetap melanjutkan kegiatannya

"Yes daddy" Hani menarik Johnny, kemudian mencium bibirnya

Dan pagi itu, Hani kira Johnny sudah berubah. Tapi there's no Jonathan anymore

---

Johnny memakai bajunya. Kemudian berjalan keluar dari walk in closet

"Mau kemana?" Tanya Hani

"Kerja"

"Bisa kita ke taman bermain? I'm bored" ucap Hani. Johnny menggeleng. Hani cemberut

Johnny berjalan ke arah Hani dan mencium keningnya. Kemudian berjalan keluar sambil membenarkan dasinya

"Hallo Ten, urus semua anak buah Jaehyun. I'll meet him in two hour"

Johnny berjalan masuk ke mobil Ferrari miliknya. Ten segera mengikutinya. Johnny menatap Ten yang beru saja masuk dan hendak memakai sabuk pengamannya

"What?" Tanya Ten

"Yang majikan gue apa lo sih, Cabe?" Tanya Johnny

"Lo"

"Kok gue yang nyetir" Johhny melepas sabuk pengamannya dan segera turun. Begitu juga dengan Ten

Ten segera melajukan mobilnya. Di perjalanan Johnny memainkan tabletnya. Ten sesekali melirik kawannya

"You like her, right?" Tanya Ten tiba-tiba

Johnny menatap Ten bingung, "who?"

"That girl, Kim Hani"

"Are you fucking kidding me? Of course no" ucap Johnny terkekeh

"I know you, John. You're a bad liar"

"No, Ten. I don't like her" elak Johnny

"If you don't like her. Why you give her a vanilla sex this morning?"

"Are you peeking me? Seriously, se sange itu lo sampe ngintipin gue"

Ten mengangkat kedua bahunya, "mungkin"

"Lo tahu ngga Ten? Kalo lo mau punya anjing yang nurut sama lo, lo harus perlakuin dia dengan baik"

Ten menatap Johnny, "so--"

"Yes, I'll make her to be my puppy" potong Johnny

Ten menelan ludahnya kasar. Dia kenal Johnny, dia tahu sifat dan sikapnya. Tapi menjadikan seorang wanita menjadi senjatanya, itu bukan Johnny

"Lo tahu dia yatim piatu sekarang kan" Johnny mengangguk

"Maka dari itu, I'll make her stronger than before"

Ten menghela nafasnya. Entah apa rencana Johnny, yang harus Ten lakukan adalah mengikuti perintah Johnny

"Jadi lo harus cari anak buah, yang bakal gue jadiin korban buat Hani bunuh nanti"

"Are you crazy, John?!" Teriak Ten. Yang benar saja

"Buat anak buah kita bunuh adek Hani. And then, she will be a mafia from that" Johnny melempar sebuah foto. Foto yang sangat familiar di mata Ten

"Lo tau dia saudara gue kan, John" Johnny mengangguk

"Yup, dia pacar adek Hani dan dia juga anak buah gue"

"Maksud lo, gue harus buat dia bunuh pacarnya sendiri? Terus Hani bakal cari dia dan bakal bunuh dia?"

"That's right, Chitaprr"

"Ah, you hate your brother right?" Sambung Johnny

Ten mengangguk, jelas dia membenci kakaknya. Mana ada seorang keluarga yang rela membunuh ibunya sendiri karena uang. Dan Ten juga tahu kalau kakaknya berpacaran dengan adik Hani karena adik Hani seorang penulis terkenal dan mempunyai banyak usaha

"Lo tau kelemahan dia, jadi bakalan gampang menghasut dia" Johnny menyandarkan badannya

"Bangunin gue kalo udah nyampe" Johnny memejamkan matanya. Ten masih menatap foto itu sesekali. Ia membuang foto itu, kemudian mempercepat laju mobilnya

~to be continued~

Eheeekk

[1] DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang