Dihukum

1 1 0
                                    

"Perlakuanmu membuktikan bahwa kau tak pernah memakai perasaan"

Suara alarm telah berbunyi berkali- kali tapi pemilik nya tak kunjung bangun. Anak itu bahkan kembali merapatkan selimutnya, padahal matahari telah bersinar menembus kamarnya lewat celah jendela yang masih tertutupi gorden.

Derap langkah kaki mulai memasuki kamarnya. Membuka pintu dan menyibak gorden, otomatis sinar matahari yang tadi hanya remang remang mulai menyinari kamarnya secara utuh.

"Kayla ini sudah jam tujuh lewat. Katanya kamu hari ini ada ujian fisika." omelan khas ibunya sudah biasa ia biarkan dan kembali tertidur. Tapi kali ini tidak bisa karna kalimat terakhir di perkataan ibunya mampu membuatnya duduk dan mengecek jam di handphone nya. Matanya membulat sempurna saat menyadari jam di handphone nya menunjukkan pukul 07: 35.

"Mama kok gak kasi bangun kayla dari tadi sih?" ucapnya sambil mengambil handuk dan memasuki kamar mandi.

Sedangkan ibunya hanya menggelengkan kepalanya melihat perilaku anaknya. Ia lebih memilih menyapa para tetangganya dari pada menjawab pertanyaan anaknya. Bukan berarti tadi ia tak membangunkan anak semata wayangnya tapi anaknya terlalu keterlaluan jika tidur. Alarm telah berbunyi 5 kali bahkan tadi ia 7 kali bolak balik membangunkan kayla.

'Anak cewek jaman sekarang kalo tidur kayak orang mati. Gimana kalo udah berkeluarga dibuang kali sama suaminya' batinnya lalu keluar dari kamar Kayla dan menuju ke pekarangan rumah.

Dengan gerakan secepat kilat, Kayla memasang sepatunya dan berlari menuju motornya. Ia dapat melihat ibunya tengah bergosip ria bersama ibu ibu tetangga lainnya.

"Mah Kayla pergi" teriaknya saat keluar dari gerbang rumah.

"Gak sarapan kay?" balas ibunya sedangkan kayla hanya menggelengkan kepalanya.

Hari ini kayla memberanikan membawa motor dengan kecepatan diatas rata rata. Bahkan ia menerobos lampu merah. Persetan dengan orang orang yang meneriakinya di jalanan. Yang ia pikirkan sekarang sampai di sekolahnya sebelum gerbang di tutup. Padahal itu tidak mungkin karna gerbang sudah pasti tertutup dari tadi.

***
Sial! Harusnya tadi ia tak usah berangkat. Lebih baik ia tidur sampai siang daripada harus berpanas panasan didepan tiang bendera.

"Panas?" tanya seorang siswa yang memakai almamater anak osis

"Iya kak" jawab Kayla dengan lesu. Mungkin dengan seperti itu kakak ganteng didepan ini mau mengasihaninya.

"Yaudah sana pergi tapi pelan pelan ya jangan sampai ketauan" bisiknya sambil tersenyum. Sontak dengan wajah sumringah Kayla mengambil tasnya sembari membunkukkan badan pertanda terima kasih sedangkan kakak itu hanya tersenyum memamerkan lesung pipinya.

"Siapa suruh ngambil tas hmm?" suara itu mampu membuat Kayla mengurungkan niatnya untuk pergi. Kini dia hanya bisa menunduk menghadap kakak osis yang berbicara padanya dan membelakangi bendera.

"Mau coba kabur?" kayla menggeleng karna ia memang tidak kabur, kan tadi diberi izin.

"Trus apa?" tanyanya lagi. Kayla tidak bisa menjawab.

"Biarin aja kali van, kasian" jawab orang yang sempat membantu Kayla. Sedangkan Kayla sempat melirik name tagnya Andrian hutama

"Gak. Yang terlambat tadi aja dihukum masa nih anak langsung kabur. Peraturan ya tetap peraturan."sarkasnya. Sedangkan Adrian hanya menghela nafasnya lalu berjalan pergi. Ia tidak habis pikir bagaiman cara berpikir temannya itu. Apa tidak punya rasa kasihan?

"Ngapain? Balik kedepan sana" ucapnya sontak Kayla langsung menghadap bendera. Kalo tadi yang bicara temannya mungkin mulutnya sudah ia sumpal dengan sepatunya. Tapi sayang itu gak akan mungkin karna untuk menatap saja ia sudah takut.

"Hormat" tegurnya. Dan Kayla hanya bisa mengikuti perintah itu.

"Berdiri sampai istirahat" ucapnya lalu pergi sedangkan Kayla hanya bisa menelan ludahnya. Ini jam setengah 9 tentu ia akan berdiri 1 setengah jam lagi.
.
.
.
.
.
.
.
Thanks udah baca!!

Jangan lupa vote and coment gengs!!

Tbc...

#Authorajin

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AppropriateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang