Dyana pov
"Ya! Lee Dyana!!"
Begitu mendengar suaranya saja aku sudah tahu siapa dia, bahkan hanya dengan merasakan aura nya saja aku sudah bisa menebaknya.
"Ada apaaa Jisung yang tampaan~" Ah gila, sampai kapan aku harus tersenyum seperti ini setiap kali bertemu dengannya, belum lagi dengan embel embel 'tampan' nya itu. ARGH!!!
"Aah~ lama tak jumpa, aku sangat merindukanmu."
Cih! Bahkan kita baru bertemu kemarin sore.
"Begitukah? Oh aku sangat tersanjung." Kali ini aku sedikit datar padanya. Aku sudah tak tahan.
"Bagaimana kalau kau temani aku nge dance di ruang biasa."
Lagi?? Sudah berbulan-bulan aku selalu menemani nya latihan dance. Tidak tepatnya sudah hampir 3 bulan aku menjadi pesuruhnya. Kapan pun dan dimanapun ia mau. Dia benar-benar menikmati waktunya, dan itu menggangguku.
"Dyana, bagaimana?"
Aku hanya tersenyum sebisaku
"Memangnya aku bisa menolak?"...
Pertama, dia memintaku menemaninya latihan.
Kedua, dia melarangku pulang dulu.
Ketiga, sekarang aku sudah di ruang latihan dan dia belum datang juga. Ini sudah hampir setengah jam! Dia benar - benar membuatku kesal.
Padahal ruang latihan ini masih berada di gedung sekolah.
Ah aku lupa, ia sempat izin di jam terakhir tadi. Apa sebaiknya aku pulang saja ya? Mungkin dia tak akan kesini.
Tapi kemudian aku berfikir lagi, sudah lama aku tidak melakukannya, bagaimana kalau kulakukan lagi? Hitung hitung melemaskan otot.
Ku buka jaket yang sedari tadi ku kenakan -jam terakhir adalah olah raga dan aku sedang memakai baju OR sekarang. Segera kunyalakan musik dari HP ku, lagu favoritku sejak umurku lebih muda dari sekarang.
Perlahan tapi pasti, tubuhku mulai bergerak mengikuti melodi lagu. Semakin lama gerakan nya semakin intens.
Sebenarnya ini adalah hal yang paling ku sukai selain bermain piano, karena dengan dance aku bisa menyurahkan fikiran dan hatiku di setiap gerak nya. Hanya saja aku tidak pernah menunjukannya, lagi.
Musik pun berakhir bersamaan dengan gerakan terakhir. Hening seketika, lalu terdengar suara tepukan tangan dari arah pintu.
Tentu saja aku kaget saat melihat di cermin ada Jisung disana.
"Waaaah!! Itu popping kan? Waaah Dyana! Aku tak menyangka kau bisa melakukannya! Kalau begitu kenapa kau tak bilang dari dulu? Kita kan bisa berlatih sama sama."
Ah keberuntungan sedang tidak memihak padaku. Tadinya aku tak ingin ada yang tahu tentang ini.
"Kenapa kau telat?" Aku berusaha mengalihkan perhatiannya dan mengenakan jaket.
"Tadi aku disuruh pulang dulu, eomma ku datang menjenguk tadi."
"Ooh."
"Hey bagaimana kalau kita battle dance, atau kita bisa membuat koreography bersama?"
"Tidak sekarang." Jawabku singkat sambil memainkan HP, mencoba mengacuhkannya.
"Oh ayolaah! Kau harus selalu menuruti ku ingat? Dan berhentilah bersikap dingin."
"Haah~ baiklah baiklaah. Tapi kali ini aku meminta imbalan, traktir aku makan malam ini!"
Ia sempat berfikir sampai akhirnya menjawab
"Baiklah! Tak masalah"
Pada akhirnya,kami melakukan battle dance dan mempelajari koreography dari beberapa lagu baru.
Malamnya, kami makan bersama di rumahku, dengan makanan yang sudah ia pesan dan bayar sendiri. Jangan aneh bila ia yang berada dirumahku, kami tak berdua disini. Karena sebenarnya.. banyak hal terjadi dalam waktu 3 bulan ini.
Tbc
Hayo-hayo~ kira-kira apa yang terjadi selama 3 bulan itu ya?? Akan dibahas di chapter berikutnya.
And maaf karena story ini slow update pake banget.
Aku selalu mikir apakah ceritanya seru apa nggak ya? Lanjut apa nggak ya? Karena aku bener bener baru di dunia tulis menulis kayak gini.
Jadi aku minta bantuan semuanya untuk pengertiannya dan mohon sarannya juga kalau masih ada kekurangam dalam ceritanya.
Makasih sebelum dan sesudah nya..
Salam hangat dari author😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Same Love [NCT Dream]
Teen FictionPark Jisung. Si Namja menyebalkan dan keras kepala, namun selalu bisa membuatku menjadi diriku yang sebenarnya. Dan Na Jaemin. Senior populer yang selalu melindungiku dan menjadi sumber kekuatan ku untuk menghadapi semua masalahku. Ketika aku harus...