page 16. Dyana Lee 2

155 7 1
                                    

10 menit kemudian, Hyunjin, Jisung dan Jaemin sampai di tempat tujuan.

Tempat itu tampak sepi dari luar, namun ketika kamu masuk, barulah terlihat orang-orang yang sibuk kesana kemari dengan tugas mereka masing masing.

Hyunjin sedikit terkejut ketika mereka masuk dan langsung disambut manager NCT Dream.

Jaemin memperkenalkan Hyunjin padanya, dan membujuknya agar memperbolehkan Hyunjin masuk. Manager nya pun luluh lalu memberi Hyunjin kartu agar bisa mengikuti kegiatan mereka.

Mereka berjalan menuju sebuah ruangan di lantai 3.

Disana sudah ada semua anggota NCT Dream. Tentu saja mereka semua terkejut melihat Hyunjin, apalagi Mark dan Jeno. Mereka saling berpandangan.

"Anyeonghaseyo.. Saya Hyunjin, teman sekelas nya Jisung."

Walaupun semua orang sudah mendengar namanya, mereka tetap merasa aneh.

'bagaimana kalau dia membocorkan lagu kita?'  semua memiliki pemikiran yang seperti itu.

Lalu Hyunjin duduk tepat di samping Mark. Dan mereka mulai melakukan rexording secara bergantian.

"Ya! Kenapa kamu disini?" Tanya Mark sambil berbisik.

"Mereka yang ajak aku tadi.." Jawab Hyunjin santai.

"Terus kenapa mau?"

"Ya... Gatau. Hehe"

Sekarang Hyunjin baru menyadari kesalahannya. Recording biasanya dilakukan tertutup dan tak ada orang luar yang boleh melihatnya. Dan sekarang ini dia bisa disebut orang ouar. Tidak hanya dia, bahkan Jisung dan Jaemin bisa dalam masalah kalau perisahaan dan media masa sampai tahu.

Tak ada percakapan lagi setelahnya. Semuanya terfokus pada proses recording.

Mark tampak sedikit khawatir dengan situasi ini. Ia berfikir bagaimana cara agar keberadaan Hyunjin tidak jadi masalah bagi mereka.

Tiba-tiba Jeno menyikut tangan Mark pelan.

"Hyung, aku tahu apa yang kamu fikirkan. Aku punya cara, tapi Hyunjin harus terbuka." Ujarnya lalu memberi tahu rencana nya lebil jauh lagi. Mark tampak mengerutkan dahi dan melirik Hyunjin yang  memerhatikan Jaemin yang sedang recording.

"Memang sepertinya tidak ada jalan lain." Jawab Mark mengiyakan rencana yang Jeno usulkan.

Sebenarnya agak berat juga bagi Mark karena takut dongsaeng satu-satunya ini kembali terpuruk seperti bertahun-tahun lalu.

...

Hyunjin Pov

"Hyunjin-shi, coba kamu nyanyikan baiit lagu yang tadi Chenle nyanyikan." Tiba-tiba Jeno oppa mengatakannya saat mereka melakukan istirahat.

"Ne?" Aku benar-benar dibuat kikuk oleh kata-katanya.

"Kamu bilang kamu teman sekelasnya Jisung kan? Berarti kamu punya kemampuan seperti kami."

"Ah benar juga aku belum pernah mendengarnya bernyanyi di kelas."

Ugh! Dasar si Jisung itu malah membuat yang lain semakin antusias, bahkan Jaemin juga mulai memperhatikan.

Aku tak punya pilihan lain selain menurutinya. Aku mengangguk pelan mengiyakan kata kata mereka.

"O, kamu sudah hafal nadanya?" Tanya Chenle oppa padaku.

"Kurasa sudah." Jawabku dengan sedikit nyengir.

Aku mulai menyanyikan bagian Chenle oppa dari awal sampai akhir. Aku akui lagu ini benar-benar bagus, dan aku juga menikmatinya saat menyanyikannya.

Dan ketika aku selesai semua bertepuk tangan dan memuji suaraku.

"Waah ternyata suaramu bagus banget, serius!" Ujar Renjun oppa.

"Bahkan dia langsung tahu nada lagunya dalam sekali dengar! Waah dia memang pantas berada di SOPA." Timpal Haechan oppa.

"Yeoksi! Dongsaeng ku memang punya suara yang mengagumkan. Gak salah aku mengajak kamu sekolah di Korea lagi!"

Kata-kata Mark oppa yang satu itu berhasil membuat semuanya berhenti bertepuk tangan dan mulai menatapnya aneh. Bahkan aku sendiri dia berkata demikian.

"Wae? Dia memang adikku, apa salahnya?" Aku menggigit bawah bibirku ketika Mark oppa kembali bicara.

"Hyung! Jangan bercanda!" Jisung juga tampak kaget.

"Oooh dia ini adik hyung? Pantas saja rasanya tidak asing! Dia Dyana kan? Dyana lee? Jadi nama koreanya Hyunjin,." Kalau saja Haechan oppa tak mengatakannya, yang lain mungkin tak akan sepenuhnya percaya pada kata-kata Mark oppa.

"Dyana? Dyana yang.." Jaemin oppa mulai menyadari siapa aku. Ah sial! Kenapa harus sekarang!

"Mark oppa.."

Aku menatapnya kecewa sebelum akhirnya pergi meninggalkan ruangan itu.

...

Aku mengusap pipiku yang basah dengan airmata yang entah sejak kapan keluar.

Baru saja aku hendak meraih gagang pintu untuk keluar dari gedung ini, tiba-tiba seseorang meraih tanganku dan menuju suatu tempat.

Dia adalah Jaemin.

"Oppa lepas.." ujarku setengah terkejut.

Tapi ia tak menggubris dan terus menarik tanganku.

"Oppa kumohon berhenti."

Kakiku rasanya lemas membayangkan apa yang akan dia lakukan padaku setelah mengetahui identitas asliku. Dan lagi dia tak mengatakan apapun membuayku tambah khawatir.

Kami masuk ke sebuah ruangan kosong dan ia tampak mengunci pintunya.

"Jelaskan." Katanya tak lama kemudian.

"Jelas kan apa lagi? Semuanya sudah begitu jelas kan? Kalau aku selama ini bohong sama oppa."

"Jelaskan kenapa kamu tiba-tiba ngilang 8 tahun yang lalu?" Tanyanya lagi dengan nada yang meninggi. Baru kali ini aku melihatnya seperti itu.

"A..aku.."

"Dyana.. Jelasin kenapa kamu ngelakuin semua itu?" Suaranya melembut namun masih dengan nada yang menuntut.

"Aku... Aku gak mau kamu terluka lagi gara-gara aku. Aku gak mau kamu dapat masalah lagi gara-gara aku. Aku pengen ngilang dari kehidupan kamu karena aku ini pembawa sial buat kamu Na! Aku.."

Tak sanggup lagi melanjutkan kata-kata aku hanya terdiam sambil menggigit bibir bawahku.

Dan tiba-tiba dia memelukku.

"Kamu gak tahu! Betapa kehilangannya aku saat itu. Jangan mengulanginya lagi! Kamu harus tetap disisiku!"

Kini aku menangis dengan keras di dalam pelukannya, sama seperti dulu.

"Mianhae Nana.." lirihku disela tangisan yang tak bisa luhentikan ini.

Tbc

Next chapter bakal ngebahas flashback kejadian 8 tahun yang lalu. Kali aja ada yang penasaran. 😊

Same Love [NCT Dream]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang