Akhir dari kisah hidup adalah kematian, sebelum itu kita manusia hanya bisa berusaha. Mencapai takdir terbaik yang sudah Tuhan siapkan. Bukan perihal melawan, tapi tentang mendapatkan yang terbaik.
🖤🐝🎱🌪️🖤🐝🎱🌪️🖤🐝🎱🌪️🖤
Denpasar, 20 Mei 2014
Bertahun-tahun berlalu .....
Sudah empat tahun Deni mengejar pendidikan sarjana nya. Hari ini adalah hari yang paling di tunggu Deni. Hari wisuda nya. Deni berhasil menyelesaikan pendidikan sarjana nya di Universitas Pendidikan Ganesha-Bali jurusan Pendidikan Agama Islam.
Tentu di moment yang spesial ini, Deni mengharapkan kehadiran orang yang spesial pula. "Rai" . Tapi Deni tau, Rai tak akan mungkin datang ke acara wisuda nya.
Sebab Rai juga sedang melaksanakan ujian akhir menuju hari wisuda. Rai pun tak tau jika hari ini adalah hari wisuda kak Deni. Karna semenjak Deni lulus dari SMK itu, mereka tak pernah lagi berkomunikasi satu sama lain, walau hanya sekedar memberi kabar.
Di hari wisuda ini, Deni merasakan kegugupan yang luar biasa, entah karna ia akan di resmikan menjadi sarjana,, impian nya selama ini. Atau kah karna ia akan segera kembali ke Jakarta untuk melamar gadis impian nya itu.
Detik demi detik terus berlalu, orang tua Deni belum juga datang ke kampus. Deni merasa sangat khawatir. Telepon dari nya tak terhubung, pesan nya juga tak ada yang di balas. Baik ayah maupun ibu nya Deni.
Sembari berdiri di gerbang utama kampus, Deni terus saja melirik handphone dan berharap salah satu orang tua nya memberi kabar kepada diri nya. Setidaknya balas pesan nya. Bibir Deni masih saja di basahi dengan kalimat-kalimat pujian untuk yang maha kuasa.. Dzikr yang tak pernah terhenti, terus saja terlantur.
09:28
Orang tua Deni baru tiba. Deni menyambut Pak Wijaya, Heru Wijaya nama lengkapnya (ayah) dan Ibu Citra Wilanka (ibu). Deni segera membawa orang tua nya menuju ruang aula tempat wisuda di gelar sebab acara sudah di mulai. Aula umum atau tempat serbaguna itu berada diantara gedung seni dan gedung sastra.
"Den, kamu sudah besar yah. Udah lama ga ketemu, sekali nya ketemu di acara wisuda kamu. Gak sangka udah lulus kuliah ajjah dan kamu sekarang bisa nerusin usaha papa dong sepulang dari Bali" ucap Pak Wijaya, sembari merangkul putra nya dari samping
"Hehe.. Papah bisa ajjah, selama hampir 4 tahun aku gak pulang ke Jakarta, kangen banget sama rumah di sana. Niat nya aku malahan pengen kerja sendiri pah atau bangun bisnis aku sendiri mungkin.. buka usaha sendiri dan buat brand sendiri, urusan bisnis papah aku gak bisa handle tapi tetap aku pantu mungkin, bisa lah bantu dikit-dikit." jawab Deni
"Mamah malahan pengen kamu cari calon mantu buat mama Den, mamah udah mau nimang cucu nih" canda Ibu Citra sembari tersenyum dan mengusap rambut putra kesayangan nya
"Hehe,, mamah bisa ajjah.. Insya Allah mah, Deni udah punya calon, nanti Deni kenalin sama papa dan mamah yah, doain ajjah semoga Allah permudah semuanya, aamiin" ucap Deni
"Nah.. Boleh tuhh, Aamiin. Kamu juga gak usah repot-repot kerja lah Den,, usaha papah siapa yang nerusin, kamu gak kasian sama pria yang sudah memasuki usia pensiun ini tapi masih harus bekerja?, kayak nya main sama cucu di rumah lebih asik kan mah?" canda Pak Wijaya
"Papah bisa ajjah. Tapi bener juga tuh Den, kapan kamu mau wujudin keinginan kita yang ini Den? Lagian kan Adek mu juga masih pada sekolah, kalo nunggu mereka lulus kasian papah mu sudah semakin tua" rayu Ibu Citra
![](https://img.wattpad.com/cover/169510237-288-k220645.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Paruh Waktu (saat kita bertemu)
Teen FictionBanyak orang yang bilang kalau cinta dan cita-cita harus di perjuangkan, tapi apakah pantas kita perjuangkan cinta yang bahkan sudah terabaikan? Apa kita masih pantas untuk berjuang mengatas namakan cinta ketika dia sudah tak lagi perduli, dan memil...