Bab 14

14 2 0
                                    

Ujian Cinta

"Apabila engkau mendamba seorang yang berbudi tanpa cela, mungkinkah kiranya gaharu menebarkan wanginya tanpa asap?"
(Majma' Al-Hikam wal Amtsal fi Asy-Syi'r Al-'Arabi)

💨💨💨

Rai berencana untuk tinggal di rumah bibi Dara dalam jangka waktu yang cukup lama di daerah Tasikmalaya.

Pasalnya semenjak di tinggal putra bungsu nya menikah 2 tahun lalu, Dara hanya tinggal bersama dengan suami nya saja. Itu pun jika Darma sedang berada di rumah.

Darma seringkali keluar kota untuk urusan pekerjaan. Dan Dara meminta Rai untuk tinggal di sana agar menemani nya, Tono ataupun Mawarni juga tidak keberatan jika Rai tinggal di sana.

Walaupun Tono juga seringkali sibuk dengan urusan pekerjaan nya,  Mawarni juga di sibukan dengan urusan butik nya, belum lagi Namira dan Nasya yang seringkali menginap di rumah mereka.

Dengan begitu Mawarni tak akan merasa kesepian, karna diramekan oleh kehadiran cucu-cucunya tersebut.

✨✨✨

15 Maret 2016

Rai pergi ke rumah bibi Dara di antar oleh Tio (kakak kedua nya) dengan mengendarai mobil.

Sepanjang jalan, Rai tak banyak bicara. Hanya melamun dan berfokus memperhatikan jalanan yang cukup padat menuju daerah Tasik.

Tio, sang kakak merasa tak betah dengan tingkah Rai yang hanya berdiam diri. Karna sungguh itu bukan sifat asli Rai. Rai yang biasa nya periang, bawel, dan banyak tingkah, kini hanya menjadi gadis pendiam dan banyak merenung.

Sang kakak, berniat ingin memancing kemarahan sang adik, di putar nya dengan keras lagu-lagu IDM. Tio tau Rai sangat tidak menyukai lagu itu.

"Abaaannngg, abang tuh kenapa sih seneng banget dengerin lagu ginian, ganti gak" hentak Rai

"Kalo gw gak mau gimana?" ledek Tio

"Ihh.. Lagu kan banyak gak mesti lagu kek gini kan?" gerutu Rai

"Bawel banget deh lo, yang dengerin musik siapa, masih mending gw mau nganterin lo nih, jauh-jauh ke Tasik, apa mau lu gw turunin di sini"

"Ha?? Ouhh, jadi gak ikhlas nganterin aku. Yawdah turunin aku disini, sekarang juga! Biar aku naik angkot ajjah ke halte bus, maaamaaah kenapa sih aku punya abang jahat banget"

"Udah gak usah ngadu, mamah jauh dari sini juga. Ehh.. gitu ajjah ngambek, gw cuman becanda kali, lagi lu kenapa sih diem ajjah, gak biasanya lu begitu tau" bales Tio

Alih-alih Rai yang biasa bersikap ceria dan periang, kini berubah menjadi gadis yang agak pendiam. Hal itu bukan tanpa alasan, karna memang semenjak berpisah dengan Deni mood Rai sering kali ancur dan naik turun.

Rai hanya tak ingin orang tersayang ataupun orang-orang disekitar nya terkena siraman mood jeleknya. Karena Rai tau, sekali dia bicara di saat bad mood itu bisa buat orang sakit hati.

Mendengar ledekan abang nya itu, satu cubitan mendarat di bahu Tio.

"Abang gak bisa ya, sehari ajjah gak ngeledekin aku, gak gangguin aku? Aku bukan anak kecil lagi bang."

Paruh Waktu (saat kita bertemu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang