Bab 10 - Dilema

7 3 0
                                    

Sampai kapan begini, bertahan dengan rasa sesak di dada saat sendiri, berusaha.. selalu terlihat baik-baik saja. Meski sebenarnya terasa sangat lelah. Tetap percaya pada ketentuan Tuhan. Tuhan tidak pernah tidur. Tuhan tidak akan membiarkan hamba-Nya berlarut kesedihan. Akan ada kebahagiaan setelah nya.

🖤👯💣💥🖤👯💣💥🖤👯💣💥🖤

Sebegitu nya aku percaya pada perasaan yang aku miliki. Juga Percaya bahwa takdir punya jalan nya sendiri. Yang akan menghantarkan kita pada sesuatu yang lebih baik.

Keyakinan untuk terus meminta tanpa menuntut. Jatuh cinta tanpa perasaan ingin memaksa untuk selalu di ingat. Jangankan sampai dia membalas, sekedar tau saja aku sudah bahagia.

Aku hanya ingin tetap merasa dekat walau kadang aku merasa kita sangat jauh. Tapi jarak tak akan memisahkan kita selagi do'a tetap dalam genggaman. -Rinjani Prameswari

Hati Rai di penuhi rasa bimbang, bimbang karna di hadapkan oleh dua orang pria yang mencintai nya. Benar-benar dilema yang Rai tak pernah ingin rasakan. Dilema karena cinta.

Pasalnya tidak satu pun dari mereka yang Rai cintai. Di lubuk hati nya, masih ada rasa harap pada kak Deni. Laki-laki yang di cintai nya sejak kelas X SMK.

Berharap setelah wisuda nanti, selepas Rai kembali ke Indonesia, Rai bisa bertemu kak Deni. Memeluk nya dengan pelukan yang begitu erat.. Melepas rindu setelah sekian tahun tak bertemu.

Namun keraguan kembali datang menyerang hati nya..

"Masih ingatkah kak Deni dengan ku ? Atau kah dia sudah lupa ? Atau bahkan dia sudah menemukan cinta nya ?"

Berjuta-juta pertanyaan memenuhi benak Rai. Membuat nya lagi dan lagi meneteskan air mata, merindukan sosok kak Deni dan segala kenangan nya.

"Kak... Apa aku jahat mencintai mu ? Apa salah jika rasa ini tumbuh ? Kenapa begini ? Kenapa harus sesakit ini ? Merindukan orang yang gak pernah tau kalo aku merindukan nya.

Mengharap orang yang gak pernah sadar kalo dia di harapkan.

Menyimpan rasa seserius itu pada orang yang tak tau hatinya untuk siapa.

Seandainya melupakan mu adalah hal yang mudah, semudah aku jatuh cinta pada mu.. Semakin aku menghindar, semakin dalam perasaan ini.

Dan sungguh aku tak mau lelah sendiri karna mencintai mu, seandainya aku bisa memutar waktu, akan ku buat jarak antara aku dan kamu pada saat awal kita bertemu, agar rasa ini tak pernah ada" ucap Rai, dengan suara yang sendu karna menangis.

Terlepas dari Kak Deni, hati Rai benar-benar di selimuti rasa bersalah kepada Zhafi, karna sudah merusak hubungan sepupu nya dengan Alif.

Tapi sungguh tak ada niat sedikit pun untuk merebut Alif dari Zhafi. Rai sendiri pun juga bingung bagaimana harus bersikap kepada Andi.

Kedua laki-laki tersebut sudah membuat dirinya dilema berat. Tak sanggup rasanya tiap hari Rai harus bertemu Alif dan Andi. Itu hanya akan mengingatkan nya pada rasa bersalah karena sudah membuat sepupu nya itu kecewa. Membuat sepupu nya kecewa untuk kedua kali nya.

Pertama karna Rai sudah melanggar janji untuk menjauhi Alif dan kedua karna Rai tidak bisa menuruti permintaan Zhafi untuk menerima lamaran Andi.

Paruh Waktu (saat kita bertemu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang