4 - Memulai rencana

10.1K 606 58
                                    

Pagi-pagi sekali Petha bangun. Ia sengaja bangun pagi-pagi karena ia akan membuatkan bekal untuk Athlas . Meski sebenarnya masih ngantuk, tapi demi Athlas semuanya harus di lakukan.
Kali ini ia akan menjalankan rencana seperti apa yang di katakan Rara kemarin.
Membawakan bekal.

"Oke udah siap." ucapnya sembari membawa bekal itu ke dalam tas nya.

Sebenarnya Petha sering membuatkan Athlas Bekal waktu pertama mereka berpacaran. Hanya saja akhir-akhir ini entah kenapa Petha semakin malas untuk bangun pagi bahkan sering kesiangan.

Dan kalau di pikir-pikir Athlas selalu memakan bekal nya , meski tidak di depan Petha langsung.

Ia segera menaiki mobilnya yang di bawa oleh mang Heru sebagai supir pribadinya.

Apakah Athlas kali ini akan menerima bekalnya lagi? Setelah sekian lama tidak ada bekal lagi untuknya.

Atau Athlas malah memberikannya pada temannya?

Petha sampai di gerbang sekolah, kemudian ia pamit pada mang Heru.

Kali ini ia tidak terlambat , dan memang sudah di niatkan dari awal untuk memberikan bekal pada Athlas.

Petha menyusuri koridor sekolah, dengan senyum mengembang. Jam segini biasanya Athlas sudah berada di sekolah ia selalu disiplin berbeda dengan Petha yang datang kesiangan dan selalu mendapat hukuman.

Di sepanjang koridor sekolah Athlas tidak ada, jadi ia langkahkan kakinya menuju kelas Athlas . XI IPA 1

Koridor sekolah di jam sekarang memang sudah ramai, sebenarnya Petha juga rindu ketika ia pertama kalinya berpacaran dengan Athlas ia selalu ke kelas Athlas untuk membawa  bekal seperti sekarang.

Meski terasa berat sekarang , entah kenapa penuh canggung. Atau Petha menyadari semakin jauhnya Athlas dengan dirinya.

Petha berada di ambang pintu mencari sosok Athlas.

Kiki sahabat Athlas menyadari kehadiran Petha.

Sedangkan Athlas hanya fokus pada buku Olimpiade Fisikanya.

"Thlas, ada Petha."

Athlas melirik ke ambang pintu ternyata benar. Segera ia menutup bukunya.
Kemudian berjalan ke arah Petha.

"Ada apa?" Tanya Athlas dengan wajah datar. Petha sudah biasa dengan Athlas seperti ini.

"Aku bawain bekal buat kamu."

Sembari menyodorkan bekalnya.

Athlas tertegun baru kali ini lagi ia meberima bekal  dari Petha. Sebenarnya Athlas senang karena ia juga rindu akan masakan Petha yang enak itu.

Athlas menerima bekal itu.

Terlihat raut wajah senang dari Petha membuat Athlas tak bisa berkutik dengan senyum manis Petha.

"Makasih😊" kata Athlas .

Segera Petha berbalik saking senangnya . Karena sebelumnya Athlas
Tidak pernah sebaik ini. Ia semakin yakin kalau Athlas memang menyukainya .

Athlas segera duduk dan membuka bekal pemberian Petha.

"Wih tumben si Petha ngasih bekal lagi," Seru Kiki

"Wajar lah kan pacarnya." Kata Seno.

"Ia pacar yang gak di anggap." Desis Kiki.

Athlas terdiam. Ia sedikit tersinggung dengan perkataan Sahabatnya itu. Apakah benar ia tidak menganggap Petha? Apakah orang-orang juga menganggap begitu? Termasuk Petha? .
Tapi kenapa orang-orang beranggapan seperti itu? Apa karena Athlas tidak menunjukan rasa sayang nya?.

ATHLAS [He is My Boyfriend] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang