Part 4 | The truth

4.3K 946 161
                                    

Siapa rindu miyu?
.
.
.
.
.
MEH ✋
____________________

“Nitip Ar,” ia merajuk manja merengek-rengek layaknya anak kecil. Begini nih, efek jobless terlalu lama.

“Iya, iya”

“Bayarin tapi yaah?” Ari menatap horor puppy eyes Jisoo. Bukannya kelihatan lucu malah sebaliknya amit-amit jabang bayi.

Dasar pengangguran tidak tahu diri!

Gadis Yoon tersebut mendengus sabar. Jisoo menganggur pun dia pasti ada duit, cuma dianya saja pemalas. Malas ambil duit, malas everything, intinya malas for lyfe. No malas, No Jisoo.

“Lepasin rangkulan lo” tegurnya menggerakan kaki yang dipeluk oleh Jisoo. “Jadi beli makan gak?”

“Oiyaa hehehe” Jisoo cengegesan lalu melepas pelukan kakinya, dan mempersilahkan Ari pergi untuk beli makan.

Sudah nitip, minta dibelikan pula. Pengangguran satu ini memang tidak tahu diri.

Ari penuh sabar meski agak sedikit dongkol hatinya. Andai Yuta di flatmate pasti pria itu akan meladeni mereka. Yuta selalu sabar meladeni keegoisan kedua gadisnya. Lalu kini, seakan-akan Ari yang harus menggantikan posisi Yuta meladeni Jisoo.

Bukannya enggak ikhlas, dia hanya merindukan peran Yuta dikehidupannya.

Meanwhile si gadis Kim masih dengan kegiatan jobles-nya. Tertawa-tawa sinting menonton series humor.

“Ngapain lo kesini?!”

Suara murka berasal dari Ari sampai terdengar oleh indra pendengarnya. Jisoo yang mulanya rebahan di sofa sontak bangun kemudian dengan gerakan cepat dia melesat untuk melihat ada apa dengan Ari.

“Ngapain lo kesini?!”

Reaksi sama darinya tatkala matanya bertemu sosok yang entah mengapa menjadi bagian orang yang tidak disukai.

Minhyun tersenyum tipis. Dia tahu kedua gadis ini tidak akan menyukai kedatangannya, mengingat peristiwa lalu yang diam-diam juga melibatkannya. Ari tentu sudah menceritakan hal itu terhadap Jisoo.

Please,” ucapnya berusaha menahan pintu yang hendak di tutup oleh Ari. “Aku mau jelasin semuanya” lanjutnya memohon.

Ari melongos tak sudi. “Jelasin apalagi huh? Jelas-jelas lo kemarin belain si medusa.”

“Hooh, lo belain dia!” sambung Jisoo memanasi. Dia tidak tahu betul bagaimana bisa Minhyun membela Nancy di proses sidang mengingat waktu itu dia dipisahkan ruang bersama Ari sedang dia bersama boss Lee.

“Aku ngerti”

“Udahlah. Masalahnya udah kelar. Kalian juga udah bisa ngusir Yuta dari tempat ini” Ari menarik senyum sinisnya. Jauh dilubuk hatinya dia belum ikhlas Yuta asal ditendang dari sini hanya karena berbeda.

Ha-ha-ha-ha funny people.

“Aku bela Nancy pun ada alasannya”

“Terserah. Kita gak peduli!” timpal Jisoo mendorong dada Minhyun lalu menutup pintu sekeras-kerasnya, sengaja supaya pria diluar sana merasa terusir. Dan tak lupa dia mengunci pintu.

“Ngapain lo kunci?”

“Hah?” kepalanya menoleh kearah Ari heran. “Diluar ada musuh. Lo mau dia nerobos masuk?”

“Gue mau keluar beli makan!” dengus Ari mencak-mencak disamping Jisoo.

“Masak mie aja gak usah beli makanan.”

“Ogaaah!” teriak Ari menahan diri supaya tidak melahap Jisoo hidup-hidup. “Gue gak mau gendut!” lanjutnya kemudian merebut kunci dari tangan Jisoo. Tekadnya terlalu bulat untuk beli makanan. Dua hari lalu dia sudah makan mie. Memang dia Jisoo dikit-dikit makan mie.

[2.1] Hello, Lee! | taesoo ft. hendery [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang