Part 6 | Papa said

3.7K 888 133
                                    

sebelum kalian baca cuma mau ngasih tahu cerita ini gak akan lebih dari 23 part. Thanks❤
______________________________________

Bukan atas kemauan Jisoo diantar kemanapun oleh Hendery. Pria yang mengaku memasuki usia remaja akhir tersebut, memaksa diri untuk mengantarnya. Kalau Jisoo ngomel-ngomel sebaliknya bocah yang menjelma sebagai pria 20tahun itu merengek like a baby.

Seperti sekarang Jisoo terjebak di kawasan time zone menunggui Hendery bermain dance dance revolution. Lebih dari setengah jam dia tidak berpindah tempat. Jisoo dibuatnya kesal. Dia butuh kerjaan bukan momong bayi gede. Mana yang katanya ‘siap mengantar kemanapun’, cuih pendusta!

“Ji, ayo join.” ajaknya memanggil dua kata depan dari namanya ‘Jisoo’. Paling aneh ketika Hendery seenak jidatnya memanggil nama Jisoo atau dia seenaknya memakai kata panggilan, misal sepuluh menit lalu Hendery menggunakan kata panggilan ‘aku-kamu’ nanti setelah limabelas menit terlewatkan kata panggil akan berganti menjadi ‘gue-elu’. Selain kelakuan bocah sifatnya juga labil.

Untung Yohan enggak kayak Hendery labilnya.

Setelah terlewatkan dua jam menunggu akhirnya Hendery bersedia mengantarkan Jisoo pulang tapi dengan satu syarat, dia harus  membelikan Hendery satu ice cream cone rasa vanila dan coklat.

A big baby.

“Ya” dan lucunya Jisoo nurut saking  tidak sanggup menunggu terlalu lama serta mendengerkan rengekan bayi besar satu ini.

Ck!

Ia berdecak sembari ikut mengantri panjang sementara Hendery menunggu di stand lain menikmati satu bungkus ayam shihlin.

Anak orang kaya emang rata-rata gitu ya, ngeselin minta ampun!

Lima menitnya berakhir sia-sia. Jisoo membelikan ice cream sesuai kemauan Hendery seraya menyebrangi jalanan menuju tempat Hendery, langkahnya berhenti tiba-tiba ketika sudut matanya tak sengaja melihat sosok tak asing.

Jisoo melihat perempuan cantik yang dia ingat sebagai perempuan dalam daftar kesepuluh calon boss Lee. Semula dia mengira perempuan itu bersama Taeyong lalu setelah dia perhatikan dari jauh pria itu bukanlah Taeyong. Mereka dua orang berbeda.

“Heh” Hendery menegurnya. Tahu-tahu dia sudah berdiri tepat disampingnya sambil ikut memperhatikan apa yang diperhatikan oleh Jisoo. “Itu si boss Lee?”

“Gak” sahutnya tanpa sadar melanjutkan. “Lebih gantengan boss Lee,”

“Pasti gantengan gue daripada si boss Lee. Ya kan?” kepala Jisoo sontak menoleh menatap lucu ekspresi sombong Hendery. Lalu kemudian dia mendorong kasar wajah Hendery setelahnya jalan meninggalkan si anak sultan dibelakangnya.

“Gue emang ganteng kok” seruan Hendery dibelakang yang dia abaikan sambil menikmati ice cream yang harusnya milik Hendery sekarang jadi miliknya. “Kalau gue gak ganteng mana berani petrus sama lu” lanjutnya terus berceloteh dibelakang.

“Dasar perempuan gak tahu diri!” ujarnya dengan nada kesal menghentak-hentakkan kaki di lantai layaknya bocah SD. Seperti yang Jisoo katakan sifat labil Hendery masih mendarah daging.

Jisoo yang semula mengabaikan pria itu langsung dibuat kaget karena Hendery dengan beraninya menggandeng dia layaknya pasangan. Tak hanya itu, dia pun asal menyerobot ice cream sisa ditangan sambil mengerling penuh menggoda padanya.

“Ayo pulang sayang” ujarnya penuh dengan nada jahil. Jisoo terhenyak tak percaya dengan apa yang barusan dia dengar.

Tuhkan, emang sinting ini bocah.

...

Pulang maksud Jisoo pulang ke flatmate bukan pulang ke rumah Kim Dongwook.

Jisoo mati-matian menahan diri untuk tidak menendang pantat Hendery yang sekarang sembunyi di kamar Yohan.

“Nyebelin banget sih!” gerutunya merutuki bocah yang terjebak ditubuh pria 20tahun.

“Lho” Dongwook barusan pulang jalan-jalan kaget mendapati putrinya ada dirumah. “Tumben pulang gak ngasih kabar dulu”

“Anaknya om Han tuh pa, ngeselin banget.”

“Dery disini?”

“Noh sembunyi dikamar Yohan” dengusnya menatap lantai dua tempat Yohan menghabiskan malamnya.

Dongwook begitu tenang menanggapai kekesalan putrinya dengan kekehan super merdunya. Pria yang berstatus sebagai single parent dua anak tersebut, segera menempatkan pantatnya diantara sofa kosong dengan jarak tidak begitu jauh dari putrinya.

“Niatnya Dery baik ke kamu, Jisoo.” kata beliau mengawali pembicaraan antara bapak-anak.

“Baik apanya kalau dia ngeselin, labil, bocah—”

“I hear you, young lady.” sahutan super kencang berasal dari lantai atas menginstrupsi gerutuannya. Jisoo menatap sengit lantai atas kemudian menyumpahi Hendery. “Still hear” sahutnya lagi membuat Jisoo menatapnya horor.

Dongwook tertawa mendengar keributan kecil antara putrinya dan anak dari temannya.

“Dia cuma mau ngehibur kamu, sayang” ucap beliau melanjutkan obrolan yang sempat tertunda.

“Jisoo gak galau, ngapain dihibur?”

“Lying”

“Shut up big baby!” bentak Jisoo sengaja berteriak keras supaya Hendery mendengar. Dia kesal bukan main-main, si anak sultan itu terlalu menyebalkan.

Dongwook pun menyentuh pundak Jisoo mencoba menyakinkannya. “Kamu persis mama kamu, gak pekaan.”

“Papa gak usah ikut-ikut si dery, ish!”

“You’re wrong young lady. Actually I followed him.”

“DIAM LO DI SANA?!” teriaknya  semakin jengkel oleh sikap Hendery yang terlampaui menyebalkan.

Dongwook segera menahan Jisoo yang bertekad bangkit untuk menghampiri dan menendang pantat Hendery.

“Pelan-pelan, pahami isi kepala sama hati kamu.”

“He’s right.”

“Bacot lo lama-lama ngeselin ya,” Dia menggeram panjang. Jisoo tak sanggup menahan rasa kesalnya segera melesat menuju lantai atas. Dongwook kali ini membiarkannya. Beliau tertawa sambil menggelengkan kepala menikmati suara jeritan Hendery menerima tendangan maut di pantatnya.

Sementara itu, masih ditempat lain Taeyong menekadkan diri mengirim email.
_________________________________
From: leetaeyong19@gmail.com
To: kimjisoo@gmail.com

Have you read my last letter, Kim?
__________________________________

Have you read my last letter, Kim?__________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[2.1] Hello, Lee! | taesoo ft. hendery [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang