BAB #8.

2.4K 92 0
                                    

"Misi, Queen bisa bicara sebentar?"






Semua menatap kearah gadis cantik yang tengah meminum minumannya dan mengangguk.

Ryn dan Queen duduk diujung ruangan.

"Aku deng--"

"To the point" potong Queen.

"Kenapa kamu mau pergi? Apa karna aku yang deket sama Revi? atau apa?"

"Mau lo deket sama siapapun, bukan urusan gue. gue bakal tetap pergi dan nggak ada siapapun yang bisa halangin gue." tegas Queen.

"Tapi kenapa? Kemarin kamu baik-baik aja kenapa jadi gini? Kalau aku ada salah, aku minta maaf." Queen menatap jam tangan nya.

"Udah lah, gue udah di jemput. gue harap lo bahagia, see you" sebelum bangkit dari tempat duduknya, R upyn menarik tangan Queen dan hendak mencium bibir Queen.

Tapi Queen membuang muka nya yang membuat Ryn tidak bisa menciumnya.

"Maaf, mungkin dua hari yang lalu gue nggak nolak tapi sekarang nggak bisa. gue bukan jalang yang bisa seenaknya lo cium" Queen meninggal kan Ryn yang tercengang.







***




Semuanya mengantarkan Queen, Ravina dan Dian ke mobil yang menjemput mereka.

"Hati-hati Queen!"

"See you next time manis!"

"Jangan lupa nomer lo ya"

"Sukses terus kalian!"

"Semoga bahagia selalu dan dapat pasangan yang baik!"


Queen dan kedua sahabatnya itu terkekeh.

"Thanks for three day's. Im so verry happy with you all. See you next time" ujar Dian dengan senyumnya.

"Makasih yaa buat semuanya, gue doain kalian makin sukses! Amiinnn, byee" lanjut Ravina.

Queen hanya tersenyum dan melambaikan tangan lalu masuk ke dalam mobil duluan, diikuti kedua sahabatnya.

Mereka fikir, Queen akan banyak bicara namun ternyata diam.

Baru saja mesin mobilnya menyala, namun kaca mobil sudah di ketuk keras oleh Ryn. Queen menurunkan kacanya dan menatap Ryn.

"Hahh, sorry. aku minta maaf, pliss jangan pergi lagi" pinta Ryn.

Queen menghela nafas panjang dan kembali menutup jendela.

Dari luar, Ryn dapat melihat Queen yang meneteskan air mata.

"Jalan pak," ujar Dian.

Ravina segera memeluk Queen dan Queen langsung menangis.

"Gue salah ra balik kesini," gumam Queen disela tangisnya.







***







Queen dan Ravina memeluk Dian yang duluan pergi.

"Jangan sedih-sedih oke? gue susul kalian nanti" amanat Dian. diangguki Queen dan Ravina.

Dianpun memasuki bandara. Sedangkan, Queen dan Ravina menunggu jadwal penerbangannya.

"Maaf penerbangan kalian yang harusnya besok, jadi sekarang" ucap manager mereka.

"Gapapa, bagus. lebih cepat lebih baik" diangguki Ravina.





Lima belas menit kemudian, Queen dan Ravina pergi memasuki gerbong pesawat.



Kali ini sama seperti dulu, pergi membawa luka besar. Aku menyesal karena masih memiliki perasaan ini untuknya. Aku yang terlalu bodoh, dengan tulus memberikan hati untuknya.

Hah, sudahlah
Ini sudah selesai. Perjalanan ku akan dimulai ulang di negara impian. Inggris.

Ku harap ia akan terus bahagia walau tidak denganku.

Aku sadar, bahwa ia tidak mencintai ku seperti aku yang mencintainya. Cukup, sudah cukup rasa sakitnya. Aku harus tetap tersenyum demi sahabat ku yang juga merasakan hal yang sama.

Yaa, hidupku ini begitu rumit. Bahkan aku belum sempat bertemu orangtuaku, lain kali ku temui mereka.

Ini terakhir kali, aku mengucapkan nya. Aku mencintaimu Bryan tamaseo. Aku mencintaimu, tapi aku juga membencimu. Aku membencimu.


***

Sorry sedikit.
Aku suka susah buat cerita kalau nggak ada ide.
Biasanya aku dpt ide kalau aku habis jalan-jalan dan kali ini mentok abis kwkw.

Tpi votenya dong:'>

Nikah Sama CEO?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang