Pukul 05.42. . .
Queen terbangun dari tidurnya, Ia melihat rayn yang masih terlelap. Dia memperhatikan wajah rayn yang sangat tenang, sampai tidak sadar bahwa rasa sayang itu kembali muncul. ia memilih pergi ke kamar mandi setelah teringat bahwa kedua putrinya harus berangkat sekolah, belum dia berdiri tetapi rayn menahan tangannya. "Ini hari minggu" ujar mantan suaminya itu, sang empu menepuk keningnya dan kembali duduk. "Biar nanti aku beliin sarapan, kamu disini. Istirahat hm?" katanya lembut.
Queen mengangguk, perlahan tapi pasti. Rayn menarik queen untuk kembali berbaring, queen berbaring dan rayn memeluknya. Menelusuri celuk leher queen, lalu menghela nafas disana. "Aku rindu seperti ini" perkataan rayn membuat debaran yang dulu itu kembali datang. "dulu ketika aku seperti ini, kamu bakal usap kepalaku penuhhhh sayang" dengan beraninya, rayn mengecup leher itu lalu tersenyum. Berbeda dengan queen yang diam, air matanya mengalir, luka yang rayn tancapkan masih begitu terasa. Rayn yang melihat air itu turun dari mata queen, segera bangun dan merangkak keatas tubuh queen. dengan kedua tangannya yang menopang tubuh nya, di sebelah kanan dan kiri kepala queen.
"Jangan menangis" ucap rayn sembari menghapus air mata queen, queen menatapnya. dalam tatapan itu rayn tau, ada luka yang sudah ia buat beberapa tahun lalu. "Maaf" rayn menatap dalam queen, membawa wanita tercintanya ke dalam pelukan hangatnya. Queen kembali menangis, ia tumpahkan semuanya sembari memukul punggung rayn. "Ke..kenapa kau begitu jahat padaku?! Kau menyiksaku bertahun-tahun, kenapa kau pilih penjahat itu kalau kau mencintaiku rayn! kenapa?. . ." lirih queen dengan emosinya, rayn mengecup pipi queen lalu menghapus air matanya. "Dengarkan aku, saat itu aku tidak memiliki jalan lain. Dia bilang sedang mengandung anakku dan..-" penjelasan rayn terpotong queen.
"Apa kau benar-benar melakukan hal itu saat kau bermalam di kantor?" Tatapan mata queen menuntut kejujuran, mata cantik itu memerah dan berlumuran air. Tangannya mencengkram kuat kerah piyama rayn, rayn menatap queen penuh penyesalan. Queen menutup matanya dan kembali terlihat air matanya mengalir, "minggir" ucapnya dingin. Rayn membenarkan posisinya menjadi terduduk, queen pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri nya. Ia mengunci dirinya di dalam kamar mandi, tubuhnya merosot terjatuh ke lantai, ia menyalakan keran air agar tidak terdengar Isak tangisnya. Tangannya memukul dada nya kencang, "kenapa begitu sakit" lirih queen.
Diluar, rayn hanya menghela nafasnya. Queen masih menyimpan rapih luka itu, dia tidak tau harus bagaimana. Saat itu yang dia ingat hanya, bagian dimana dirinya membuka mata sembari menciumi bibir merlina dengan pakaian yang tidak karuan. Merlina menangis dan bilang bahwa keperawanan nya diambil oleh rayn, rayn terkejut dan bingung, bahkan dia tidak ingat sudah melakukan hal itu, dia tidak tau apapun, dia ingin membantah namun merlina terus menangis sambil menunjukkan bagian-bagian berwarna merah keunguan hasil rayn. hal itu sempat membuat rayn hampir gila, sampai detik ini.
Rayn memilih menelfon orangnya untuk mencari tau semua itu dan menanyakan langsung kepada merlina, tapi gagal karena Jimin menelfonnya lebih dulu.
"Ya? ada apa?" Rayn sedang malas berbasa-basi dengan sahabat nya itu.
"Bodoh! Buka WhatsApp ku, ada pesan suara disana. Tunjukan itu pada queen dan akhiri segalanya, jangan berterimakasih padaku. Cukup bayarkan kami liburan saja seperti yang kau bilang, oke rayn. selamat pagi".
PIP.
Rayn bingung dengan jimin, sepertinya dia bahagia sekali pagi ini. "Terkadang aku tidak mengerti dengan otaknya" gumam rayn, rayn membuka apk WhatsApp dan benar. Ada chat dari Jimin yang berisi 2 pesan suara, rayn tidak sadar bahwa ia menyalakan loundspeaker nya. Hal itu tepat setelah queen selesai mandi dengan baju santainya, rayn belum meliriknya, ia lebih serius ke ponselnya.
"Apa yang kau lakukan saat itu di kantor tuan rayn? Jawab dengan jujur, kebohongan besarmu sudah terbukti. Kalau kau bohong, hukumanmu akan lebih berat nyonya merlina" ujar seseorang bernada lelaki.
"Yayaya, malam itu saat rayn lembur kerja. Ia memesan cofee kepada salah satu pelayan nya, namun pelayan itu pergi ke toilet dan aku masukkan suplemen tidur. Aku mematikan cctv diruangannya, lalu ku buka bajunya dan ku acak-acak, aku beruntung melihat dadanya yang begitu ughh" jawab merlina tanpa penyesalan.
"Ckck kau benar-benar tidak malu ternyata. Lalu, pada saat itu bukannya kau mengaku ada sebuah kissmark di lehermu, dadamu, dll. Darimana asal itu?" Tanya lelaki itu lagi.
Queen ikut mendengarkan sembari menyisir rambutnya perlahan, tatapan queen dan rayn bertemu lewat cermin yang berada di depan queen. Queen mengalihkan pandangannya ke arah bedaknya, "Kau tau Lea bukanlah putri kandungnya dan sebelum aku datang aku bermain dengan lelaki atau papah kandung lea. Kau tau itu sangat mengasyikkan, dipuaskan oleh pria lain dan mendapatkan kebahagiaan dri pria lain. Aku tidak malu mengatakan ini semua, justru aku bangga. Bertahun-tahun & kalian baru menyadari ini, cih" desih merlina.
"Baiklah nyonya merlina, rekaman percakapan kita akan di kirim kepada tuan ryn. Dia akan melanjutkan bagaimana hidupmu nanti, selamat malam." Rayn menekan pesan suara yang satunya lagi.
"Beritahu queen, Alice dan lea juga kita harus berlibur bukan? tolong bayarkan sebagai tanda trimakasih mu karna sudah ku bantu membongkar semuanya." Ucap Jimin.
Rayn melempar ponsel mahalnya ke kasur dan menatap queen yang gugup, ia mendekati wanitanya dan memeluknya dari belakang. "Meski begitu, selama 10 tahun ini kau melakukan dengannya" perkataan queen diangguki rayn. tapi rayn tidak menyerah, dia mendekat kan bibirnya ke telinga queen dan berbisik. "Mau aku jujur lagi kan? Aku hanya membayangkan dirimu, suaramu, cengkraman mu, semuanya sayang" goda rayn membuat bulu kuduk queen berdiri.
"Aku akan membangunkan anak-anak dulu" queen bangun dan berjalan menjauh, dia gugup di dekat rayn. "Setelah itu berarti bisa?" Ucapan rayn membuat queen berhenti diambang pintu dan menoleh. "Secepat ini? Hmm, tidak." Queen berlalu pergi ke kamar putri-putri nya, rayn hanya memajukan bibirnya dan mengeluh. "Bahkan tidak ada kiss morning nya" gumam rayn yang kembali berbarik diatas kasur.
💛💛💛
"Morning princess bunda" sapa queen sembari membuka jendela kamar yang di dominasi pink tersebut. Queen tersenyum dan menghampiri alice & lea yang masih terlelap. "sayang, ayo bangun.. kalian olahraga dulu yuk" ujar queen.
Alice dan Lea membuka matanya bersamaan, hal itu membuat queen terkejut sekaligus terkekeh. Ia merentangkan tangannya, keduanya merangkak kearahnya dan memeluknya. Ia memberikan kecupan manis dipipi keduanya, "ayo bangun, cuci muka, sikat gigi dan olahraga" suruh queen.
Lea mengucek matanya, "apa papah sudah bangun?" Queen mengangguk. "Ayo cuci muka dan sikat gigi ya, bunda panggilin papa kalian" kedua bocah manis itu mengangguk dan segera pergi ke kamar mandi. "Pelan-pelan ya sayang, Alice berikan sikat gigi cadanganmu untuk Lea." Ingat queen sembari merapikan kamar itu. Seusainya, queen merapikan Alice serta Lea yang akan olahraga, dia memang belum beritahu rayn tapi semoga rayn belum mandi dan mau olahraga.
"Mana om rayn bun?" Tanya Alice, "masih di kamar bunda, coba kalian kesana dan ajak dia untuk olahraga biar perutnya ga besar hihi. Bunda buattin sarapan dulu ok" keduanya mengangguk dan segera bergegas menghampiri rayn yang ternyata masih rebahan.
"OM/PAPA!!!!"
💛💛💛
Maaf nunggu lama lgi,
Maaf banyak typo huhu
Jangan lupa share cerita ini ya! Vote juga! Komen juga^^
Maaciw 🦋🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Sama CEO??
De TodoKisah cinta seorang gadis yang bermula dari dunia virtual. Dunia dimana memiliki banyak kebebasan dan keseruan, namun juga ada peraturan yang membuat kacau hati siapapun yg memasukinya. Roleplayer. dunia dimana kita memerankan idola kita, permainan...