BRAK!
Jaerim memejamkan mata sangat erat. Tanpa sadar menahan nafas juga, bahkan rasanya jantungnya berhenti berdetak. Tubuhnya kaku tidak bergeming.
Mobil yang sukses menabrak tiang listrik itu seketika berhenti. Dari pintu depan keluar sopir dan kernetnya. Terlihat kebingungan dan syok. Beberapa orang menghampiri mereka. Menanyakan keadaan mereka, yang lain ada juga mengeluarkan kekesalannya.
Jaerim mendengar keributan namun masih tidak berani membuka mata. Dia takut. Sangat takut untuk melihat kenyataan di depannya. Sekitarnya sudah ramai, entah menunggu apa keinginan untuk tahu Jaerim mulai timbul. Dengan pelan dia membuka mata. Bisa dia lihat mobil yang melaju kencang tadi telah berhenti menabrak tiang listrik. Jaerim memindai tempat lain. Nafasnya mendadak berubah cepat dan matanya melebar tidak percaya.
Tepatnya di seberang jalan, orang-orang telah berkerumun membentuk lingkaran.
Satu langkah, Jaerim goyah. Dalam benaknya sudah terlintas hal-hal buruk yang mungkin terjadi. Namun kemudian dia mendengar suara tangisan. Suara yang dia kenal.
'Kyuhyun!' seru hati Jaerim, membuatnya seketika bisa menggerakkan kaki. Berlari. Menyibak kerumunan agar dirinya bisa mencapai bagian terdalam. Suara tangisan itu terdengar lebih jelas. Dia mendengarnya. Kyuhyun-nya menangis memanggil dirinya.
"Kyuhyun!" Jaerim melihat Kyuhyun berada di tengah. Dua orang sedang memeriksa keadaannya yang terdapat beberapa luka. Kyuhyun terus menangis dan memanggil eomma, kedua tangannya menggapai melihat Jaerim. Jaerim langsung menyibak kerumunan terakhir dan segera menghampiri Kyuhyun. Meraih Kyuhyun ke dalam pelukannya.
"Eomma!" Kyuhyun langsung mengeratkan kedua tangannya.
"Kyuhyunie. Neo gweanchana?"
"Beruntung sopir itu sempat membanting stir ke kiri. Dia hanya sempat terserempet. Tapi tetap saja kau harus membawanya ke rumah sakit. Dia terjatuh, berguling hingga ke trotoar. Ada beberapa luka yang harus ditangani, lihat keningnya." jelas seorang lelaki di dekat mereka.
Mendengar hal tersebut Jaerim hendak memeriksa Kyuhyun namun pemuda itu bertahan tidak ingin dilepas. Tubuhnya gemetar hebat dan pelukannya semakin erat. Anak itu pasti ketakutan. Jaerim juga. Tapi Kyuhyun perlu di periksa. Mencoba meredakan rasa cemasnya Jaerim menenangkan diri. Dengan begitu dia akan lebih mudah membujuk Kyuhyun. Dia hanya perlu melihat seberapa parah luka Kyuhyun dan membawanya ke rumah sakit.
"Kyuhyunie, eomma lihat lukamu, ne. Lepas sebentar sayang." bujuknya.
Tidak ada niat unuk lepas Kyuhyun justru merengek dengan suara kecil masih terisak. "Appo..."
"Karena itu eomma perlu melihatnya."
"Appo. Dada Kyunie."
Jaerim mendadak diserang rasa cemas lebih besar. Dia mengingat perkataan dokter yang merawat Kyuhyun dulu bahwa kemungkinan serangan jantung ringan masih akan terjadi pasca operasi hingga berangsur berkurang dan lenyap dengan sendirinya.
"Kyu-ah, kita ke rumah sakit, ne. Ayo." memaksa Jaerim hendak membawanya bangun namun tubuh Kyuhyun menegang sejenak kemudian terkulai begitu saja. Jaerim menjerit histeris memanggil Kyuhyun. Dilanda panik saat dilihatnya Kyuhyun memejamkan mata dan sepenuhnya terkulai tidak berdaya. Orang-orang disana beruntung cepat tanggap dan segera membantunya membawa pergi Kyuhyun ke rumah sakit.
Kerumunan itu perlahan membubarkan diri. Seorang wanita masih tinggal disana. Mengangkat tangannya yang memegang selebaran pencarian orang hilang. Wajahnya nampak bingung juga kaget. Memastikan wajah yang dilihatnya barusan adalah wajah yang sama dengan di selebaran tersebut. Mengeluarkan ponselnya dia memindai nomor yang tertera di selebaran dan segera menghubunginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Live
FanfictionKyuhyun pernah bahagia. Meski itu hanya sesaat. Tanpa tahu kenapa semua berubah seperti di neraka. Dia percaya untuk bersabar, sekalipun dirinya hancur perlahan dari dalam.