30

2.4K 121 3
                                    

Kyuhyun bangun dengan pikiran masih tak percaya. Dia bertahan tetap di posisi berbaring meski sepenuhnya dia sudah bangun. Rasanya yang kemarin dan semalam itu mimpi.

Dia masih merasa gamang jika orang yang memeluknya pertama kali adalah Kim Young Woon. Pelukan yang hangat dan sangat dia rindukan.

Kyuhyun memeluk dirinya sendiri kegirangan. Dia masih bisa merasakan kehangatan itu. Jadi dia lega. Ini bukan mimpi, serunya dalam hati. Meyakinkan diri jika dia hidup pada kenyataan yang nyata senyata-nyatanya.

"Kyuhyunie, kau sudah bangun?"

"Ya!" sahutnya semangat. Dia bangkit dan berjalan membuka pintu. Zou Mi berdiri di depan pintu mengucapkan selamat pagi, mengusuk kepalanya sebentar kemudian berlalu pergi setelah menyuruhnya untuk bersiap sarapan bersama.

Kyuhyun melakukannya dengan cepat. Mandi, berpakaian dan menyisir rambutnya. Untuk sejenak dia berhenti menatap cermin saat berpakaian. Tubuh atasnya yang polos terlihat sedikit buruk dengan bekas-bekas operasi. Dia juga masih punya dua di pergelangan tangannya. Merabanya dan terasa mengganjal.

"Tapi tidak apa." senyumnya meraba setiap bekas tersebut.

Tangan bekas kengerian

Dada bekas kebencian

Dan pinggang bekas trauma.

Mengingat trauma dia jadi ingat tuan Choi. Sejak mereka bertemu kembali hanya ada kekikukan. Berbeda dengan yang lain, lelaki baya itu sedikit menjaga jarak. Kyuhyun sendiri tidak mengambil langkah untuk mendekat. Hanya beberapa moment mereka saling melihat dan berbicara dengan canggung.

Itu terasa aneh.

Menyisihkan pemikiran itu, dia bergegas berpakaian dan menyisir rambutnya. Hanya memakan waktu lebih singkat dengan rambut pendeknya sekarang.

0o0o0o0o0

"Jadi," Jaerim mulai bicara di tengah acara sarapan itu. "alasan apa kau memilih tinggal bersama kami?" menanyakan apa yang menjadi pertanyaan mereka semua. Dibanding kembali ke rumah keluarga Kim atau Choi, Kyuhyun justru memilih rumah Jaerim sebagai tempat kembali.

Kyuhyun mengunyah makanannya seraya kembali mengingat alasan dia memutuskan itu. Menelan makanannya lalu dia menjawab. "Karena kalian akan menikah. Dan kalian tidak mengatakannya padaku."

Zou Mi berhenti mengunyah. Bertatapan dengan Jaerim, dia merasakan aura buruk. "Kau tidak bermaksud mengacaukan hal itu, bukan?" tanya Zou Mi menatap horor Kyuhyun yang menatapnya dengan datar.

"Kau benar akan menikahi Jaerim eomma? Dan eomma, apa kau yakin? Kau tidak mendengar reputasi apa yang disandang lelaki ini?" menunjuk wajah Zou Mi dengan sadis.

Zou Mi menyingkirkan telunjuk yang hampir menyentuh hidungnya itu. "Itu sudah sangat lama, Kyu. Aku tobat setelah sibuk mengurusimu. Dan lagi, oh ayolah... jangan berfikir untuk mempersulitku. Kau tidak tahu apa saja yang sudah kulalui untuk mendapatkan restu dari si cina itu."

"Hey, aku juga cina disini. Dan lagi dia adalah gege ku. Orang yang akan jadi saudara ipar tuamu."

Zou Mi tersenyum meminta maaf. Kembali menatap Kyuhyun, memelas. Dia sudah melalui semua syarat aneh Hangeng. Yang sungguh dia tidak ingin mengingatnya lagi. Ada hal yang memalukan hingga hal yang mengharu biru. Dia sudah merasa tenang begitu Hangeng bilang iya saat dia datang mempersunting Jaerim. Jadi cukuplah itu.

Kyuhyun meletakkan sumpitnya. Memainkan mulutnya dengan alis bertaut. Sepertinya dia mulai merajuk. "Eomma kau yakin?"

Jaerim ikut meletakkan sumpit. Menatap intens Kyuhyun. "Terima kasih sudah mengkhawatirkanku. Seperti kau yakin untuk kembali, eomma juga yakin dengan keputusan ini."

Let Me LiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang