; Dua Sembilan - Trust Me ;

1.8K 192 47
                                    

Irene menghela nafasnya kasar. Kedua lelaki di depannya ini membuat otaknya bekerja lebih keras dari biasanya.

Pilihan Irene untuk mengingat kembali masa lalunya ini adalah pilihan yang bagus. Tapi, pilihannya untuk mempunyai hubungan dengan kedua wira di hadapannya pada masa lalu adalah sebuah kesalahan. Jika Irene tidak pacaran dengan Taehyung, pun bersahabat baik dengan Suho mungkin saja Jisoo masih ada?

Irene benar-benar menyesal pernah mengenalkan Jisoo kepada Suho pun Taehyung, walaupun Irene tidak ingat kapan ia melakukannya.

"Rene!" Panggil Seulgi untuk yang kesekian kalinya. Sial. Irene lupa jika ia sedang berkumpul dengan anak anak komplek.

"Eh apaan?"

Suho menggelengkan kepalanya pelan. "Saya tau kamu lagi banyak pikiran Rene. Tapi fokus dulu bentar aja, oke?" Irene mengangguk pelan.

Suho kembali menjelaskan tentang program syukuran yang biasa dilaksanakan beberapa bulan sekali di komplek mereka.

"Rene kamu mau jadi apa?"

"Aku apa aja Mas"

"Catering mau?" Irene mengangguk. "Boleh"

Selanjutnya Irene tidak mendengarkan penjelasan Suho. Irene benar benar pusing.

Tak lama setelahnya—karena para hadirin pingin pulang—rapat abal abal ini dibubarkan. Irene bersyukur. Akhirnya bisa pulang dan tidak menghadapi kedua lelaki yang memang ingin ia hindari.

Irene menarik tangan Seulgi untuk segera kabur dari rumah Suho—tempat dimana rapat dilaksanakan. Sengaja soalnya kalau di rumah Suho pasti ada cemilan hehehe.

"Seul, buru ih! Gue males ketemu Suho sama Taehyung" ujar Irene tanpa melihat gadis Kang itu.

"Kamu kenapa males ketemu saya, Irene?" Suara berat itu menyapa pendengaran si teruni, Irene terdiam di tempatnya. Sial. Jangan bilang jika ia salah membawa orang?

"Kok Mas disini?"

"Ya gimana Rene... Kamu yang narik. Mana bisa nolak saya"

Irene buru buru melepas tangannya, tapi Suho menahannya dengan cara menggenggam si teruni lebih erat.

"Kamu belum jawab saya. Kenapa males liat saya?" Nada bicara Suho terdengar dingin, dengan ekspresi wajahnya yang datar, Irene dapat melihat keseriusan dari wira di hadapannya ini.

"Aku inget Mas. Aku udah inget. Tentang apa yang terjadi di villa beberapa tahun lalu" Suho terkejut mendengar perkataan Irene.

"Kamu udah tau kalau Jisoo—"

"TOLONG YA KALAU MAU DRAMA JANGAN DI DEPAN PINTU. INI KITA GA JADI PULANG WOY" Teriak Joy merusak suasana. Masalahnya nih ya, mereka buru buru selesain rapat karena ingin cepat pulang. Eh yang punya rumah malah ngalangin.

Irene buru buru melepas genggamannya. Irene benar-benar pusing. Satu yang ia tau saat ini.

Don't trust anyone.

%%%

Irene lagi nyantai di rumahnya. Setelah beberes ruang keluarga yang menjadi tempat paling berantakkan di rumahnya. Kenapa? Karena Baejin dan teman temannya main di sana mulu. Kayak ngga punya rumah sendiri emang.

Irene merebahkan badannya di atas kasur. Sebuah novel horror menjadi pilihannya untuk menemani siang yang gabut ini.

Oh iya Irene lupa. Ia harus pergi bertemu dengan penerbit untuk berbincan mengenai buku keduanya. Kalian inget kan Irene ini seorang penulis? Ngga inget ya udah ngga apa apa.

DUREN - SuRene ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang