prolog

25 1 0
                                    

"Arisya!"

"Arasya! "

"Mentari bisa"

Berbagai teriakan mereka lontarkan pada sang jagoan. Menyanyikan yel yel kebangsaan sma mentari. Meberikan kata kata semangat bagi mereka yang berjuang untuk mentari.

Mereka adalah pahlawan mentari.

"139" ucapan itu keluar dari mulut arisya shakira trombunais. Suasana menjadi hening. Mereka harap harap cemas. Apakah kali ini mentari kembali mengambil bendera kemenangan atau harus mengalami gugurnya sang pahlawan.

Para juri saling berbisik, menilai jawaban yg dilontarkan pada perwakilan sma mentari. Detik jarum jam menunjukkan panjang nya pada poros barat daya. Arisya menggenggam tangannya erat. Pelipisnya sudah berkeringat ketika perlombaan itu baru saja di mulai.

Papan score masih menunjukkan angka yang sama sejak beberapa detik yang lalu. Arisya menatap rekan mainnya. Arasya mengangguk. Membenarkan jawaban arisya.

Hingga papan score itu menggulingkan angka yang berbeda. Menurun ataukah meningkat?.

"Ck, lama bener" gerutu arisya. Jantungnya berdegup kencang sedari tadi. Ia harus menang. Ya, dirinya harus memenangkan kompetisi ini.

Papan score terus menggulingkan angkannya. 10 angka berhasil meningkatkan jumlah angka pada score milik sma mentari.

"Yeayyy mentari... Mentari... Mentari" sorak sorai para pendukung meramaikan siang yg terik kala itu.

Kemenangan berhasil di dapatkan mentari. Mentari kembali memberikan sinarnya. Menunjukkan pada dunia, bahwa mentari lah yang paling bersinar.

Arisya mengayunkan tanganya ke atas lalu kebawah. Menggerakkan pergerakan seperti yang dilakukan para atlet ketika mereka berhasil menyanyikan lagu kebangsaan di negara lain.

Arisya menatap arasya. Menodongkan tangannya ke pada pria disampingnya. Menunjukkan deretan giginya yang rapi. Pertanda bahwa gadis itu merawatnya dg baik.
Arasya menaikkan sebelah alisnya.

"Sesuai perjanjian kalo kita menang" cicit arisya. Arasya menarik ujung sudut bibirnya. menampilkan senyum termanis yang ia punya. Tidak, ia tidak memiliki gingsul atau apapun yang membuat senyum nya manis. Tetapi, pria itu mampu membuat atmosfer seluruh gadis Terhenti seketika.

"Sesuai janji" ucap arasya. Pria itu mengangkat tangannya untuk mengacak rambut arisya. Kemudian beranjak meninggalkan arisya yang masih terpaku dg tindakan arasya.

arasya dan arisyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang