ADA#6

9 0 0
                                    

Ama berlari menuju arisya saat dia baru saja sampai di pelataran parkir sma mentari. Ia mengatur napasnya sebentar, kemudian dia mengetuk kaca mobil arisya keras. Sang pemilik mobil mendengus sebal, ia segera keluar sebelum kaca mobilnya retak akibat ketukan keras yang dilayangkan ama.

"Apa sih ama" kesal arisya. Ia membenarkan letak poninya yang sedikit berantakan.

Ama segera menarik pergelangan tangan arisya tanpa menjawabnya terlebih dahulu. Ia membawa ama menuju ke arah mading sekolah. Disana terdapat rumor tentang arisya.

Sejauh arisya melewati koridor sekolah, tatapan para siswa yang dulunya selalu memuja dirinya, sekarang terganti dengan tatapan meremehkan, jijik atau apapun itu sejenisnya.

Arisya memandang ama, meminta penjelasan padanya. Ama menggeleng, kemudian mengangguk. Ama segera membawa nya ke arah mading.

"Kenapa kita ke mading ma? " tanya arisya heran. Ama membawa arisya lebih dekat.

"Lihat noh" tunjuk ama. Arisya melihat nya, ia membaca memindai pada berita yang merumorkan dirinya. Berita itu memberitahukan bahwa dirinya menyuap untuk bisa memenangkan kompetisi bulan lalu.

Arisya geram. Tanganya mengepal, kemudian memukulkan pada telapak tangan bagian kiri, seakan akan ia membalas pada orang yang melakukan hal itu padanya.

"Ikut risya. Risya tahu siapa pelakunya" geram risya. Ama mengangguk, ia berjalan mengikuti arisya.

Langkah arisya dan ama terhentikan oleh ketiga gadis dengan rok diatas lutut. Arisya semakin geram. Ia selangkah mendekat ke arah arsel.

"Mau arsel apa sih? Kenapa masang rumor tentang risya? " tuding arisya. Perempuan dengan semir merah pada rambutnya itu menatap remeh arisya. Ia menodongkan telunjuk yang baru saja di beri kutek berwarna merah itu ke arah wajah arisya, kemudian mendorong kepala arisya dg telunjuknya. Hingga membuat kepala arisya mundur beberapa jengkal.

Ama yang melihat segera membawa arisya pergi, ia tidak ingin membiarkan arisya masuk kedalam list bullying arsel and the genk. Arisya memberontak, ia mencoba melepaskan cengkeraman tangan ama pada bahunya.

"Ama lepas, risya harus buat perhitungan sama dia" berontak arisya. Ama menggeleng, ia kembali mengeratkan cekalannya.

"Lo tau siapa dia kan sya? " .arisya mengangguk, namun tak urung ia kembali menghampiri arsel.

"Mau gue? Mau gue itu elo jauhin rasya" bentak arsel. Arisya mengerut.

"Kenapa harus dilampiasin sama risya? Salahin aja rasya, kan dia yang deketin risya" ungkap arisya. Arsel geram, tangannya segera menggapai rambut sebahu milik arisya lalu menariknya kuat. Arisya tak tinggal diam, ia juga ikut menarik rambut arsel.

Ama panik, ia sibuk menghentikan perkelahian itu. Semua siswa berbondong bondong melihat aksi antara si jenius dengan si cantik sma mentari. Bukannya melerai, mereka malah menyoraki, siapakah yang akan menang antara 2 perempuan fenomenal sma mentari itu.

Perkelahian itu semakin meriah ketika suara tepuk tangan dan juga sorakan terlontar dari mulut murid mentari .

"turunin tangan lo" bentak arsel.

"Turunin dulu tangan arsel ".tolak arisya.

"Dasarr sok pintar,sok jagoan"

"Risya emng udah pintar dari lahir "

"Di bayar berapa lo sama rasya, sampe mau nempel terus "

"Risya mah kalo temenan tulus sama rasya,makanya rasya betah sama risya"

"Jawab mulu dari tadi"

"Kan risya punya mulut "

"Bacot" arsel semakin mengeratkan tarikannya. Ia melirik ke arah 'dayang-dayangnya ' itu meminta  bantuan. Mereka diam,tidak berani mendekat.arsel heran,semua murid juga tidak mengeluarkan suaranya. Ada apa? .

"Turunin tangan lo arsel" bentak suara bass dari arah selatan.darah arsel berdesir.ia segera melepas tanganya dari rambut arisya.arsel langsung berubah menjadi gadis kalem ketika dia berada di dekat arasya.

"Ras gue bisa jelasin,ini nggak seperti yang lo lihat,risya yang duluan jambak gue" pintannya pada arasya.ia mengeluarkan air matanya.

"Cih dasar" umpat ama.arsel mendelik ke arah ama,ia memberikan tatapan seolah mengetakan mati lo nanti. Ama balik mendelikkan kembali matanya pada arsel, tidak takut pada ancaman gadis yang baru saja mendapat predikat the beauty of mentari  itu.

" cabut rumor tentang risya " ucap arasya dingin.

"Ta tapi"

"Cabut sekarang juga! " bentak arasya. Tanpa penolakan arsel mengangguk, kemudian dia pergi beserta dayang dayangnya meninggalkan koridor lantai dua bersama dengan sorakan para murid sma mentari.

Arasya menatap arisya, mengabsen setiap jengkal tubuh arisya. Menyakinkan dirinya bahwa gadis itu tidak apa apa.

"Risya nggak papa?"

"Seharusnya yang tanya itu risya, rasya nggak papa".arasya mengerutkan kening heran, kenapa ia di tanya?. Bukankah gadis itu yang terkena musibah.

"Rasya nggak papa disukai sama cewek kayak gitu" tanya arisya sekali lagi, kini arasya menemukan titik terang. Ia tersenyum kemudian mengacak rambut arisya.

"Lucu" gumamnya pelan.

"Rasya bilang apa? " tanya arisya. Arasya menggeleng.

"Rasya bohong ya? " tuding nya. Arasya kembali menggeleng, ia kemudian mendorong arisya menuju kelas mereka. Arisya menolak, tubuhnya ia hadapkan pada arasya. Arasya menaikkan sebelah alisnya.

"Rasya tadi ngomong apa? " arisya tidak menyerah, ia kembali menodongkan pertanyaan itu kembali. Arasya tersenyum pasrah.

"Rasya cuma bilang kalo pak ando udah masuk, dan sekarang ada kuis biologi" jawab arasya. Arisya mendelik ke arah arasya. Ia mengetuk pelan kepalanya.

"Mampus, risya belum belajar" ujarnya. Arisya kemudian berlari meninggalkan arasya yang masih bengong. Setelah tersadar, arasya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Kenapa risya lari?  Pak ando kan guru TU,masa iya pak ando yang ngasih kuisnya" herannya pada diri sendiri. Namun tak pelak, arasya mengikuti arisya yang sudah berlari mendahuluinya.



Jangan lupa tinggalkan vote and comment ya

Salam manis

arasya dan arisyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang